1

27.4K 1.6K 8
                                    

Sekar sedang mengecek pesanan kue brownis yang akan diambil sore ini saat salah seorang karyawannya menyampaikan padanya ada yang ingin bertemu.

"Ada apa Yun?" Sekar menoleh kearah Yuni yang masih menyembulkan setengah badannya dipintu ruangannya.

"Anu mbak, itu ada yang cari mbak Sekar. Beliau bilang papa nya mbak." Yuni menjawab dengan pelan.

"Papa? Terus sekarang orangnya mana?" Tanya Sekar kaget. Apa mungkin itu benar ayahnya, tapi darimana ayahnya tahu dia di sini.

"Papa disini." Devan sudah ada di ambang pintu.

Suara itu, suara yang sangat dikenal olrh Sekar. Pria yang sejak kecil selalu memanjakannya, papanya ada di sini.

"Papa..."
Sekar berjalan cepat menghampiri sang papa yang merentangkan kedua tangannya.
Dia memeluk papanya erat, melepas rindu setelah sekian lama tak bertemu.

***

"Papa tahu darimana aku sekarang di Semarang?" Tanya Sekar pada sang ayah. Dia memang tak memberitahunya, tepatnya dia belum siap untuk memberitahukan tentang biduk rumahtangganya yang sudah kandas dalam perceraian.

"Kamu pikir apa yang kamu lakukan ini hem....
Papa kerumah Hadinata, disana papa tahu semua yang terjadi."

Sekar hanya menunduk tak mampu menatap mata papanya.

"Kenapa kamu gak hubungi papa? Kamu bisa susul kami di Singapore. Atau setidaknya kamu bisa memberitahu kami sayang.
3 bulan papa mencari kamu, papa khawatir saat kamu gak pernah membalas pesan kami dan nomor kamu juga gak bisa dihubungi.
Papa dan mama menyusul ke Jakarta, barulah kami tahu kalau kalian sudah bercerai." Devan tidak bermaksud memarahi putrinya. Hanya saja dia terlampau cemas, takut terjadi sesuatu pada putri kesayangannya.

"Maaf pa,  Sekar cuma gak mau bikin papa kecewa. Sekar belum siap bilang sama kalian." tangisnya pecah. Devan membawa Sekar ke dalam pelukannya, membiarkan putrinya menangis menumpahkan segala dukanya.

"Renno brengsek, dia akan menerima akibatnya." Geram Devan. Lelaki yang ia percaya untuk membahagiakan putrinya malah justru menyakitinya begitu dalam.

"Udah pa, jangan apa-apain mas Renno. Dia gak salah, dia hanya jatuh cinta dan cinta itu bukan untukku."
Devan menatap sendu putri sematawayangnya itu.

"Bukankah sejak awal dia sudah menolak perjodohan kami? Lalu tiba-tiba dia setuju, Aku yang bodoh langsung menerima begitu saja tanpa menyelidiki apa yang sebenarnya terjadi.
Gadis yang dia cintai pergi meninggalkannya karena papa mas Renno pa. Jadi saat dia tahu semuanya inilah akibatnya."

Sekar menjelaskan semuanya yang tak sepenuhnya diketahuinya papanya.

Tadinya Devan hanya tahu kalau Renno punya wanita idaman lain yang dinikahi siri dan bahkan wanita itu sudah melahirkan saat Devan  mengetahuinya.
Dia begitu murka hingga memutuskan semua hubungannya dengan keluarga Hadinata.

Tapi yang lebih membuatnya kaget, putrinya dengan ikhlas menerima semuanya. Bahkan saat ini Sekar sedang hamil besar. Apa yang ada dipikiran putrinya, bukannya memperjuangkan pernikahannya malah memilih  berpisah.

***

"Ayo kita ke Jakarta, mama sakit."
Devan kembali membuka suaranya.

"Papa, mama sakit apa pa." Terlihat raut cemas diwajah ayu Sekar.

"Dia sempat drop karena tak juga dapat kabar tentang kamu sayang. Jadi ayo kita ke Jakarta, setelah itu kita pulang ke Singapore."

"Perutku sudah besar pa, dokter gak ngijinin buat perjalanan jauh. Gimana kalau mama kesini, setidaknya sampai putriku 2 bulan kita baru bisa pulang."
Usul Sekar yang disetujui oleh ayahnya.

"Ok papa hubungi mama kamu dulu."

Devan lalu menghubungi istrinya dan dia setuju untuk sementara tinggal di Semarang.

***

Sekar berjalan hendak menyusul papanya yang sudah menunggu kedatangan ibunya, dia baru saja dari toilet .

Di toilet yang bersebelahan, Renno mantan suaminya juga hendak keluar dari toilet pria. Tapi petugas kebersihan tak sengaja menabraknya sehingga dia harus membersihkan bajunya yang sedikit basah.

Saat dia sudah selesai, dia bisa melihat punggung Sekar yang berbelok kearah kedatangan domestik.

"Sekar...." gumam Renno lirih, yang langsung menggelengkan kepalanya.

"Gak mungkin, pasti hanya mirip. Wanita itu sedang hamil besar jadi tak mungkin itu istrinya, ralat! mantan istrinya. Lagi pula ini Semarang, apa yang dilakukan Sekar di Semarang?" Pikiran Renno menepis semua kemungkinan itu Sekar.

Entah mengapa sejak dia berpisah dari istrinya itu ada sesuatu yang hampa dihati Renno. Dia mencintai Vionna dan dia meyakini hal itu, tapi kenapa ada getar yang hanya dia rasakan saat bersama Sekar yang tak pernah bisa digantikan oleh Vionna?

Bahkan sejak sidang putusan perceraian mereka, Sekar tak lagi bisa dihubungi. Sedangkan orangtua Sekar menutup segala akses komunikasi dengan keluarganya. Renno sadar itu memang wajar karena dia sudah mempermainkan perasaan putri mereka.

Renno segera menepis semua pikirannya tentang Sekar saat ponsel ditangannya bergetar.

Manager cabang perusahaannya yang menghubunginya mengingatkan kalau sudah ada orang kantor yang menjemputnya didepan untuk mengantarnya ke hotel tempatnya menginap. Dia memutuskan panggilannya dan segera bergegas keluar dari sana.

***

Sekar menyambut kedatangan mamanya dengan tangisan haru.
Mamanya enggan melepaskan putri yang sudah sangat dirindukannya hingga membuat Sekar sesak.

"Mama.... peluknya jangan kenceng-kenceng, aku  sesak ini." Mamanya langsung melepasnya dan menciumi kening dan pipi Sekar.

Mereka lalu begegas pulang ke ruko Sekar. Karena selama di Semarang Sekar tinggal di ruko yang sekaligus toko kue miliknya.

###
TBC

MELEPASMU...Where stories live. Discover now