Tujuh

207 117 85
                                    

Hari ini pembagian raport. Milea akan segera mengetahui hasil ujian semester limanya. Kalau nilainya jelek dia gak akan diterima di Universitas ternama. Tapi itu bukan masalah bagi Milea. Karna dengan status dan penghasilannya yang sekarang dia bisa masuk Universitas manapun yang dia mau.

Toh dia juga sama sekali belum kepikiran buat lanjut kuliah. Dia masih sangat menikmati masa dimana dia bisa dikenal orang banyak. Satu yang dia heran. Padahal selama ini dia tidak terlalu serius belajar. Mengumpulkan tugaspun selalu diakhir waktu. Tapi nilai rapornya selalu tinggi dan bagus. Bahkan dia selalu mendapatkan peringkat. Mungkin karna otaknya memang pintar dari lahir kali ya.

"Woi Mile gue cariin ternyata lo asik duduk dikantin" Fahira mengagetkannya.

"Eh iya tadi gue laper banget jadinya pesen nasi goreng deh"

"Ya gak apa kok. Gue takutni kira-kira nilai gue bakal bagus gak ya"

"Berdoa aja pada yang maha kuasa. Siapa tau ada keajaiban terus nilai lo jadi berubah bagus"

"Ahaha dasar resek lo"

Saat mereka lagi asik ngobrol. Tiba-tiba Damar nyamperin. Membuat keduanya heran dan saling pandang.

"Muka kalian berdua kenapa sih" Tanya Damar heran.

"Gak ada kok tumben banget lo gabung sama kita berdua" jawab Fahira sinis.

"Emangnya gak boleh ya gue gabung ya udah deh
gue pergi"

"Eh anu hm gak apa kok. Fahira cuma bercanda tadi" ucap Milea gugup.

"Ahahaha. Gue juga becanda kali" ucap Damar girang.

"Lo anak pindahan kan? Gak punya temen ya jadi mau temenan sama kita?" Tanya Fahira ceplas-ceplos.

"Iya berhubung gue gak punya temen jadi gue mau kalian berdua jadi temen gue" ucap Damar santai.

"Eh lo geer banget maaf ya gue sama Fahira gak mau temenan sama orang kayak lo. Dikasih hati mintak jantung lo ya" ucap Milea sedikit membentak.

"Iya bener banget kata Fahira. Kita gak mau temenan sama orang yang datang disaat susah lalu pergi ketika senang"

"Ya ampun Fahira lo kok jadi curhat gitu sih. Tapi oke kali ini gue setuju sama omongan lo" sambil mengacungkan jempol.

"Ya elah tuhan kalian ini bego atau gimana sih. Gue becanda kali. Lagian gue cowok harga diri gue itu tinggu enggak mungkinkan gue kayak gitu" Damar berusaha meyakinkan.

"Elah paling lo juga ngomong gitu diawal doang. Jadi nyesal gue ngizinin lo duduk disini"

"Jangan gitu woi. Gue beneran tulus mau berteman sama kalian berdua. Tapi kalau kalian gak mau ya udah gak papa"

"Eh yaudah deh lo boleh temenan sama kita. Tapi kalau lo pergi saat kita susah bye aja!!" ucap Milea dengan nada mengancam.

"Oke. Makasih ya kalian udah mau jadi temen gue. Akhirnya gue punya temen jugak"

"Udah yuk Far kita ke kelas. Kayaknya raport udah mau dibagiin deh. Biar cepat dapat terus bisa cepetan pulang"

"Nanti kita pulang bareng ya. Buat ngerayain hari pertemanan kita. Gue bakal nunggu kalian didepan kelas kalian" Damar sedikit teriak.

"Oke lo yang traktir ya" ucap Fahira diselingi jitakan dari Milea.

"Baiklah karna kalian semua sudah berkumpul di dalam kelas. Saya akan mengumumkan hasil ujian semester lima kalian. Saya berharap apapun hasilnya kalian bisa terima dengan lapang dada, ikhlas, dan berserah diri kepada Allah. Bagi yang nilainya jelek tolong diperbaiki dan bagi yang nilainya bagus tolong ditingkatkan lagi. Jangan lupa yang mau berlibur belikan saya oleh-oleh ya" ucap wali kelas panjang lebar.

Tidak menunggu lama semua rapor sudah dibagikan. Milea dan Fahira pun sudah menemui Damar yang sedari tadi sudah menunggu didepan kelas mereka.

"Udah nunggu lama lo?" Tanya Milea sekedar basa-basi.

"Enggak lama kok baru juga dua puluh lima menit empat puluh detik" jawabnya santai.

"Yaudah yuk cabut. Lo yang traktir ya" cerocos Fahira.

"Iya-iya. Mau makan aja ribet banget sih heran gue. Kebetulan gue gak bawa mobil jadi gue nebeng kalian"

"Gue ogah nebengin lo. Lo sama Mile aja sana" ucap Fahira spontan.

"Yaudah-yaudah mau makan aja ribet banget. Cepetan lo masuk mobil gue ini kuncinya" Milea meniru ucapan Damar tadi seraya melempar kunci mobilnya yang langsung disambut oleh Damar.

"Dasar tukang copas" ucap Damar dan Fahira bebarengan.

Dalam hati Damar merasa sangat senang karna bisa dekat dengan Milea. Gak sia-sia usahanya untuk mendekati Milea. Pagi tadi dia harus naik ojek online supaya bisa jalan dan pulang bareng Milea.

Berada didekat Milea membuat hati Damar berdegub kencang. Damar merasakan ada yang ingin keluar dari dalam jantungnya. Dia hanya bisa berharap semoga Milea tidak mendengar degub jantungnya.

Akhirnya, mereka bertiga berhenti disebuah restorant yang letaknya dipusat kota. Damar memarkirkan mobil tepat di samping mobil Fahira. Lalu berjalan keluar dan membukakan pintu Milea.

"Idih udah kayak pacaran aja kalian berdua" ledek Fahira.

"Apaan sih lo lebay amat" ucap Damar yang dihadiahi anggukan oleh Milea.

Mereka bertiga masuk kedalam restorant dan memilih kursi paling pojok. Damar lalu memanggil pelayan dan memesan makanan. Sambil menunggu pesanan datang mereka berbincang-bincang sedikit. Damar bercanda berusaha mencairkan suasana. Candaannyapun disambut hangat oleh Milea dan Fahira. Susana jadi tidak terlalu tegang. Tidak perlu waktu lama untuk mereka bertiga saling akrab. Begitu makanan datang mereka langsung menghabiskan makanan dengan lahab dan tidak ada yang berbicara saat sedang makan.

"Gue pulang diluan ya. Soalnya ada acara keluarga" ucap Fahira.

"Kok lo gitu sih tungguin kita dulu kali" Milea protes.

"Gak apa kali santai aja. Gue harus buru-buru pulang. Takut bokap gue marah. Oiya Mile soal liburan kita ntar malam gue telpon lo ya" jelas Fahira panjang kali lebar.

"Okedeh. Jangan lupa besok yaa"

"Emangnya kalian mau liburan kemana? Terus besok ada acara apaan? Kok gue gak dikasih tau kan gue temen kalian juga" cerocos Damar.

"Lo kalau ngomong satu-satu kali. Udah kayak geledek aja nyambar mulu"

"Iyaudah jawab dong" Damar meminta kejelasan sejelas-jelasnya.

"Gue sama Fahira bakal liburan ke pantai dan besok gue sama Fahira bakal ngehadirin pesta pernikahan Ayah gue"

"Emang kalian mau liburannya dimana? Gue ikut ya hitung-hitung gue jadi pengawal kalian berdua gitu" Damar berusaha merayu

"Yaudah lo boleh ikut. Tapi lo gak boleh macam-macam lo ya!" dengan nada sedikit mengancam.

"Iya tenang aja." Damar berusaha meyakinkan

"Kita bakal pergi ke Bali dan besok jam tiga pagi bakal berangkat ke Bandara"

"Apa-apan kalian. Gue kan belum pesan tiket" Damar sedikit syok mendengar omongan Milea.

"Alah lebay amat lo. Gue pesanin ntar. Tinggal booking aja keles kan udah ada aplikasinya banyak malah. Yaudah ah gue mau pulang" Milea beranjak dari kursi

"Eh main kabur aja lo. Anterin gue pulang dong!"

"Lo pikir gue ojek online apa? Udah jalan kaki aja ngapasih lo kan laki"

"Gue gak mau pokoknya lo harus anterin gue pulang"

"Kalau bukan temen ogah gue anterin lo!"

Dalam hati Damar merasa senang. Dia ingin berteriak saat itu juga. Tapi dia berusaha menahan diri agar tidak kelihatan kekanak-kanakan didepan Milea. Cewek yang ia kagumi.













Jangan lupa vote dan coment ya
Jangan sider harap tinggalkan jejak🙏🙏

Terimakasih sudah mau meluangkan waktu untuk membaca😇😇💕💕

WHATEVERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang