BAB 5

12.8K 524 3
                                    

Aku menuruni anak tangga sambil menuju meja makan. Bibirku tersenyum merekah ketika melihat Mom dan Daddy sedang akur. Dimeja makan mereka sama-sama menyiapkan sarapan sambil sesekali Daddy bercanda ria dengan Mommy.

Aku pun menyapa mereka, "Selamat pagi, Mom, Dad."

"Kamu mau Mom yang antar atau Daddy??" tanya Mom seketika.

WAW!!!! Sudah lama sekali aku tidak mendengar ucapan itu.Aku membalas mereka dengan senyuman.

"Sendiri aja Mom, lagian kalian pasti sibuk, bukan??" ucap ku sambil duduk dan mengambil sepotong roti yang sudah tersaji.

"Tidak, kami tidak sibuk kok," ujar Daddy dengan senyuman yang tulus.

"Jadi? Mau dianter siapa, dear?" tanya Mom lagi.

"Aku sendiri aja Mom." ucap ku bersikukuh agar berangkat sendiri. Toh aku sekarang sudah terbiasa dan lebih suka berangkat sendiri.

"Sebaiknya Mom dan Daddy antar Elisa aja." sambungku menyarankan mereka agar mengantar Elisa saja.

Aku sangat yakin, Elisa lah yang selama ini berharap sekali bisa diantar-jemput oleh Daddy maupun Mommy.

"Ya sudah, kalau begitu." ucap Daddy mengelus kepalaku lembut.

"Aku berangkat ya Mom, Dad" aku mencium pipi Mom dan Dad lalu mengambil tas dan segera menuju ke garasi mobil.

"Hati-hati ya sayang jangan ngebut!" Teriak Mommy padaku.

***

Hari ini sangat panas sekali. Ditambah sekarang kelasku terjadwal olahraga dibawah terik matahari, ahhh... untung saja materi kali ini tentang bola basket kesukaanku. Aku mendrible bola dan memasukan ke  dalam ring.

"Hup!!"aku melompat tinggi memasukkan bola basket.

"Yes!" ucapku girang saat bola masuk ke dalam ring.

Aku kembali mengulanguntuk memasukkan bola ke dalam ring terus-menerus.

'Prok prok prok prok' terdengar suara tepukan tangan dari arah belakangku sambil bersorak meledek.

"Hai guys, lihatdeh anak dari nyonya Jenner dan tuan Javier, tapi gak dianggep sih ya, udah jago loh maen basket nya!" ledek Selly beserta gengnya menertawakanku.

Aku meremas baju olahragaku menahan emosi. Mereka memang tidak pernah lelah menghina dan merendahkanku seperti ini.

"Eh tunggu deh, kemaren gue lihat Jenner habis jalan sama orang lain tapi bukan Javier, haduh.. ibunya ketahuan selingkuh. Hahahaha, Javier juga di kabarin lagi deket sama penyanyi cantik kan, gimana anaknya sekarang coba?" ucap Selly tak henti-hentinya meledekiku.

Aku langsung melempar bola ke arahnya tapi, sial bola tersebut tidak mengenainya.

"Ishh serem!" seloroh Selly menangkap bola itu.

"Jenner sama Javier sih cantik dan ganteng tapi kalo tukang selingkuh buat apa!!!" sindirnya penuh penekanan.

"Eh buluk, jaga ya mulut lo!!!" bentakku tepat di depan wajahnya sambil menunjuk. Dia benar-benar memancing amarahku.

"Lu boleh hina gue sepuasnya tapi jangan Mom sama Dad gue!!!" bentakku lagi dengan nada lebih tinggi.

"Percuma lu cantik kalo mulut lu gak dijaga!!! pagerin gih pake gerbang sekolah!!!!" sambungku sinis. "Oh ya satu lagi, kalo mau sekolah tuh sikat gigi dulu mbak biar gak bau!!" ucap ku dengan nada jijik.

"Apa lu bilang?!!" ucapnya lagi.

Kurasa dia sudah mulai emosi.

"MULUT LO BAU BU-SUK!!!!" ucap ku dengan penuh penekanan.

Broken Home [END] (REVISI TYPO)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang