BAB 3

12.8K 638 1
                                    

'Titt.. titt.. titt.. titt..'

Suara alarm membangunkan tidurku. Kulirik jam di samping tempat tidur dan menunjukkan pukul 06.00 WIB. Aku segera bangkit dan menuju ke kamar mandi sambil menenteng handuk di atas bahuku.

Selesai bersiap diri, aku keluar dari kamar dan berjalan menuruni anak tangga. Ku lihat Daddy yang sedang sarapan seorang diri di meja makan.

Lalu.. Dimana Mom dan Elisa ? Kenapa tidak ikut sarapan pagi ini? Apa mereka masih tidur ?

"Good morning, Dad!" ucapku mencium pipi Daddy singkat lalu duduk disampingnya.

"Good morning!" balas nya tersenyum.

"Elisa sama Mommy kemana ?" tanya ku. "Mereka sudah berangkat," jawab Daddy.

"Tapi ini kan masih pagi, bukannya Elisa berangkat ke sekolah jam 8 ya ?" pikirku melihat jam tangan yang masih menunjukkan pukul 06.30 WIB.

"Elisa tidak masuk ke sekolah hari ini, dia akan ikut dengan Mom ke acara pemotrettannya." jelas Daddy kemudian meneguk kopinya.

"Oh..." balasku sambil mengoleskan selai cokelat pada roti.

'Tumben sekali Mommy mengajak Elisa pergi ke pemotrettannya, biasanya beliau tidak pernah membolehkan anaknya ikut campur dalam urusan pekerjaannya.' batinku heran

"Hmm.. by the way, Daddy mau tanya sama kamu," ucap Daddy tiba-tiba. "Tanya apa Dad?" ucapku seraya melahap roti yang kubuat.

"Kalau suatu saat nanti kamu sudah lulus sekolah, kamu mau jadi model seperti Mom kamu kah?" tanya Daddy sambil mengelap mulutnya dengan tisu.

Aku mengerutkan kening, "Itu nggak akan terjadi!" jawabku singkat dan penuh penekanan.

"Why ??" tanya Daddy lagi dengan melipat kedua tangannya di atas meja dan menatapku serius.

"Karena aku nggak mau jadi seperti Mommy yang sibuk dengan pekerjaannya hingga lupa membedakan waktu dan melupakan kewajibannya sebagai seorang istri." balasku dengan sinis.

Daddy menganggukkan kepalanya mengerti dan berkata, "Kalau jadi penyanyi seperti Daddy, mau?"

"Nggak juga..."

"Kenapa??."

Aku menghela napas panjang, "Karena aku tidak suka pulang larut malam dan tidak memiliki banyak waktu untuk keluarga." ucapku sedikit menyindir Daddy. Lagi-lagi Daddy hanya menganggukkan kepalanya dan tersenyum.

"Oke Dad, sekarang ayo kita berangkat." ajakku berdiri menyudahi perbincangan. Dia hanya menaikkan alis nya dan berjalan menuju garasi. 

Selama perjalanan, kami hanya diam. Suasana dimobil mendadak sunyi dan canggung. Aku pura-pura tidak peduli lalu mengambil ponsel didalam tasku dan bermain ponsel sepanjang perjalanan hingga sampailah di sekolah.

***

"KRINGGGGG!!"

Bel pulang sekolah berbunyi. Aku segera keluar kelas kemudian mencari Daddy yang baru saja selesai rapat sekolah wali murid. Aku menghampiri Daddy yang tengah berjalan keluar menuju gerbang sekolah.

"Apa yang tadi dibicarakan oleh guru-guru Dad??" tanyaku pada Daddy. "Hanya pembahasan peraturan sekolah!" Jawab Dad tersenyum sambil merangkul pundakku.

Aku berjalan berdampingan dengan Daddy. Kulihat kami berdua menjadi sorotan banyak siswa di sekitar sekolah. Semua mata tertuju pada kami. Sudah kuduga, mereka pasti menyoroti kami karena Daddyku adalah SEORANG PENYANYI ! Jadi, pantas saja mereka pasti tahu.

Broken Home [END] (REVISI TYPO)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang