3.Alpha

40.2K 2.5K 25
                                    

Mario pov

Hari yang sangat membosankan seperti biasanya. Sejak aku dilantik menjadi seorang Alpha tak ada yang terlalu istimewa mengurus pack, mengurus pekerjaan dikantor, melawan para rogues dan vampire yang mengganggu ketentraman pack, Terbang kesana kemari setiap ada proyek atau pertemuan penting dengan para relasi bisnis, dan menjaga wibawa sebagai seorang Alpha Blackmoon pack dan putra mahkota kerajaan werewolf.

Tentu semua terasa membosankan karena aku hanya melakukan ini sendirian tanpa ada seseoramg yang mendampingi ku. Yaahh hingga kini aku belum menemukan mate-ku diumur yang menuju kepala tiga aku belum menemukan pasangan hidupku, cintaku, lunaku, princess-ku dan calon ratu-ku.

Aku sudah mencari cari setiap aku memiliki kesempatan tapi hasilnya nihil hingga sekarang. Sedangkan Betaku Gabriel Damanik sudah menemukan matenya yang merupakan adikku yang bernama Sivia Xander.

Dan adikku yang satunya Ashilla Xander sudah memiliki matenya juga yaitu dengan Alvin Jonathan calon penasehat kerajaan dimasa pemerintahanku nanti.

Sedangkan Aunty kecilku adiknya Dad satu satunya setelah Uncle Zyan meninggal, yang seumuran dengan kedua adikku pun sudah menemukan matenya.

Terdengar sedikit aneh memang, ayahku memilki adik ketika ibuku baru memilki Shilla dan Via. Aunty kecilku itu bernama Agni Triyan Xander dengan Cakka Nuraga calon Panglima pasukan dimasa pemerintahanku nanti.

Walaupun mereka -Via, Shilla dan Agni adalah seorang werewolf, dipack ku dan kerajaan kami diperbolehkan untuk hidup didunia manusia dan merahasiakan identitas kami sebagai makhluk yang dianggap mitos. Jadi mereka dapat bersekolah layaknya anak manusia disini.

Dan sekarang, aku sedang menuju ke sebuah sekolah yang katanya paling diminati dikota ini. Yang ku tahu itu adalah sekolah trio ladywolf yang entah itu nama atas ide siapa diantara Via Shilla dan Agni.

Aku menjadi donatur baru disekolah itu atas anjuran Dad dan juga Mom tentunya. Aku tidak bisa mengelak atau menolak atau pun sekedar untuk berkata 'tidak' pada mereka.

Dengan keikhlasan hati dari tidak adanya keinginanku ini aku ikuti saja apa kata mereka.

"Alpha sebentar lagi kita sampai. Apa ada yang anda perlukan sebelum kita tiba disana?" Tanya Gabriel.

"Tidak perlu. Kita langsung kesana saja. Jangan buang buang waktu. Kamu sendiri tentu tahu pekerjaan kita begitu menumpuk." Tolakku.

"Baik Alpha."

Dan sampailah kami di sebuah sekolah yang terbilang mewah dan besar. Aku akui ini sekolah yang indah. Mobil pun terhenti, segera ku pakai kacamata hitamku. Seperti perkiraanku sebelumnya, mereka pasti menyambut kedatanganku.

Setelah pintu mobil sudah dibuka oleh supir, aku segera keluar dari dalam mobil. Teriakan menyambutku, dan ini begitu mengusik pendengaranku.

'Kau sudah menjadi Artis ternyata pria dingin.' Sindir Rey -wolfku.

'Terserah kau sajalah serigala cerewet.' Ujarku dan memutuskan mindlink secara sepihak. Terserah dia mau marah atau apa yang pasti aku sedang tak ingin diganggu sekarang.

"Mari tuan muda." Ajak Gabriel yang mengubah nama panggilan untukku.

Kami pun berjalan mendekati para guru guru penting dan Kepala sekolah disini sepertinya. Ku edarkan pandanganku kesegala penjuru halaman utama sekolah ini yang sepertinya digunakan untuk upacara bendera.

Disana ditengah tengah kerumunan orang aku melihat Via, Shilla dan Agni yang juga sedang menatapku.

'Buka kacamatanya.' Ujar seseorang dalam pikiranku.

Queen Alpha (MOVE TO DREAME)Where stories live. Discover now