One Day...

593 73 0
                                    

Berisik. Derapan kaki yang dibuatnya berisik. Suaranya menggema ke seluruh lorong. Mengganggu tidur nyenyak pemuda raven di pagi itu.

Ia menggertakkan gigi, memperlihatkan kedua gigi taring tajam, siap mencabik siapapun yang mengganggunya. Menyeramkan memang. Tetapi memang itulah kenyataanya. Ia akan benar-benar 'mencabik' orang yang mengganggunya, walau penyebabnya sepele.

Sang Pangeran yang menguasai langit malam disaat semuanya tertidur pulas. Vampir. Itulah jati dirinya.

Hibari Kyouya, nama vampir berambut raven itu. Ia sudah hidup ribuan tahun. Melewati masa-masa sulit sendirian. Sebab semua sanak-saudaranya telah punah. Diburu; ditembak, dibakar, dikubur hidup-hidup. Namun ia selamat dari semua itu, karena dialah yang terkuat.

Hibari mengambil jaket hitamnya, menyampirkan di bahu. Hanya itulah benda satu-satunya yang bisa membantu melindungi dari sengatan Sang Surya. Ia memang lemah terhadap sinar matahari, sama seperti vampir lain. Tetapi sekarang tak lagi ia begitu. Sebab ia sudah lama hidup dalam dunia manusia, sekarang ia lumayan terbiasa dengan sinar mentari walau tanpa jaket sekalipun.

Vampir itu dengan gagahnya melangkahkan kaki keluar dari dalam ruangannya. Pintu ditutupnya sepelan mungkin tanpa menimbulkan suara decitan yang memekakan telinga. Tertulis pada ukiran kayu yang terukir pada pintu itu, "Ruang Ketua Komite Disipliner", tempatnya menyamar menjadi manusia sekarang.

Hibari mengedarkan pandangannya ke penjuru lorong, namun tak ada siapapun di situ. Tetapi telinganya yang tajam itu, mampu mendengar suara sepelan apapun. Samar-samar ia mendengar suara isak tangis. Selangkah dua langkah, suara isak tangis itu semakin nyaring. Itu artinya Hibari sudah semakin dekat dengan "mangsa"-nya.

Seringai tipis muncul di wajahnya yang tampan, mungkin kali ini orang itu yang akan jadi mangsa pertamanya setelah lama tidak merasakan darah.

Benar saja ternyata. Seorang gadis tengah terduduk memeluk lutut, menyenderkan dirinya pada dinding lorong sekolah yang sepi itu. Sekali lagi Hibari dapat mendengar deru napasnya yang naik-turun tak karuan. Ia pasti habis berlari.

"Herbivora," gadis itu tersentak kaget, badannya terlonjak ke belakang, hampir terjatuh. "Kau berlari?"

"Iya."

Hibari menatap tajam siswi itu. Wajahnya asing, dia belum pernah melihatnya. "Sebutkan kelasmu."

Gadis itu menggeleng pelan. "Aku tidak tahu. Ini hari pertamaku masuk dan aku tersesat saat mencari kantor Kepala Sekolah untuk menanyakan kelasku. Dan sekarang aku sudah terlambat masuk kelas."

Hibari menghela napas berat, gagal sudah gadis itu jadi santapannya. Ditatapnya lekat-lekat wajah si gadis. Tak ada sedikitpun tanda yang menunjukkann bahwa gadis itu berbohong padanya. 100% ia jujur.

"Berdiri," titahnya.

"Eh?"

"Berdiri."

Gadis itu menurut, berdiri lalu membersihkan roknya yang kotor.

"Ikuti aku."

Fin.

Duh akhirnya kesampaian bikin fanfic si Abang :3

With love,

-Aria

The One (Hibari Kyouya X Reader)Where stories live. Discover now