"Tidak akan"

Changmin mengangguk puas dan kembali pada ponselnya. Sementara yunho mendadak merasa sesak dan kesulitan menelan ludah.

Benar, apa yang changmin katakan adalah benar, walau sulit akan lebih baik jika dia mengakui jaejoong di depan publik, alih-alih menjadi pengecut dengan menyembunyikan hubungan mereka karna begitu takut menghancurkan karirnya. oh, ia merasa begitu buruk sekarang, bagaimana bisa ia selalu mengatakan mencintai jaejoong tapi begitu takut mengakuinya sebagai kekasih, dan kenapa ia tidak pernah bertanya apakah kelasihnya itu nyaman dengan semua ini.
Bodoh,, tentu saja dia tidak nyaman, tatapan mata itu setiap yunho akan meninggalkannya dan bagaimana jaejoong begitu senang saat ia datang.
Yunho harus memperbaikinya, benar-benar harus memperbaiki semuanya, jaejoong adalah prioritasnya, sudah sepatutnya ia lebih mendahulukan jaejoong dari pada karir kan? Ooh jung, kemana saja kau selama ini?.
Ia harus segera pulang.

Sementara itu changmin tersenyum gila membaca pesan dari pelayan cantiknya

From: 💗jaejae
Saya sudah mengatakan pesan tuan pada meneger. Tapi meneger bertanya kenapa tuan tidak mengatakan sendiri pada beliau

Changmin tertawa kencang,, namja itu, apa ia benar-benar tidak tau kalau changmin menyukainya

To: 💗jaejae
karna aku merindukanmu..
Baiklah jaejoong, kembalilah bekerja. Dan katakan padaku kalau junsu menyusahkanmu lagi, akan ku pecat dia nanti

......

Seoul

Jaejoong mengerutkan keningnya merasa geli membaca balasan pesan dari boss restoran tempatnya bekerja selama dua bulan ini. Bukan hal baru jika si bos baik hati itu menggodanya, tapi baru kali ini namja tampan itu memberikan ancaman pada junsu, sepupunya sekaligus sang manager.

Dengan langkah riang jaejoong berjalan menuju meja kasir tempat sang menager, menunjukkan pesan itu pada junsu

"Aish.. berani sekali dia mengancamku, lihat saja. Kubuat bangkrut nanti restorannya.
hey jae kau mengadu ya,, aku kan hanya memintamu untuk menjadi kasir sekali-kali, aku ini manager, bagaimana bisa anak itu menjadikanku kasir sekaligus."
Gerutu junsu, jaejong terkikik geli karenanya

"Aku tidak pernah mengadu. Lagi pula suu, tidak ada salahnya merangkap dua pekerjaan, gajimu kan dua kali lipat"

"Aih kau ini, sudah sana kerja lagi. Awas saja changmin sialan itu, nanti akan ku katakan kalau kau kekasih yunho, dan aku akan tertawa saat dia menangis parah hati"
Jaejoong mempoutkan bibir cherry nya, menunjukkan protes atas rencana junsu

"Awas saja kalau kau berani.. Itu bahaya untuk yunnie,"

"Bilang saja kau takut yunho tau kalau kau bekerja.. Dasar pengecut"

"Yak, kim junsu sialan kau,,"

Jaejoong baru akan membalas junsu saat pintu restoran terbuka, menandakan bahwa jaejoong harus segera pergi untuk menyambut pelanggan.

Sudah dua bulan ini ia bekerja di sini. Tentu saja dengan bantuan junsu, bukan berarti ia tidak punya uang, yunho memberikan lebih dari yang ia butuhkan. Tapi ia harus bekerja, ia punya rencana indah untuk ini, dan yunho tidak boleh tau sebelum waktunya tiba, toh namja itu sangat sibuk, dia tidak akan tau rahasia kecil yang ia sembunyikan.

Drrrttt drrrttt

Jaejoong sedang dalam perjalan pulan setelah bekerja saat ponselnya bergetar, panggilan masuk dari yunho. Dengan senyum yang mengembang sempurna jaejoong menjawab panggilan itu

"Hallo yunnie yah,"

Terdengar suara tawa geli dari sebrang, mungkin karna jaejoong menjawab terlalu semangat

"Hay baby, bagaimana kabarmu?"
"Aku baik, kau juga baik kan, yun kau makan dengan teratur bukan, lambungmu tidak kambuh? Kau tidak makan makanan pedas? Yun kau,,"

"Aku merindukanmu,,"

Jaejoong menghentikan ocehan begitupun langkahnya.
Enam minggu, ternyata butuh enam minggu bagi yunho untuk merindukannya, jaejoong meremas kencang dada kirinya,

"Jongie kau mendengarku?" pertanyaan itu datang setelah jaejoong diam cukup lama

"aku juga, sangat"

Jaejoong mengucapkan kalimat itu begitu lirih, tapi ia tahu yunho mendengar

"kau pasti sudah mengantuk ya, tidurlah baby. Aku pastikan besok aku sudah ada di korea"

.....

Jaejoong menggeliat tak nyaman dalam tidurnya, merasakan cahaya matahari yang menyilaukan. Ia sudah akan melanjutkan tidur saat ponselnya berbunyi.
Dengan cepat ia meraih benda itu, tau dengan jelas siapa yang menghubunginya.

"Yunni.. Aku merindukanmu"
Sapanya cepat

"Hay baby, sudah sadar? Atau masih mengigau?"

Jaejoong tertawa. Ia bangkit dari atas ranjang, bergerak kearah jendela untuk membuka tirai

"tentu saja aku sudah sadar sepenuhnya, aku bahkan bisa merasakan hangat matahari dari jendela"

"Bagus, ku harap ini pagi yang cerah untukmu. Aku merindukanmu baby"

jaejoong tersenyum, dalam hati berpikir bahwa bukan ini yang mereka butuhkan,  ia butuh pelukan hangat yang nyaman bukan perdebatan tentang siapa yang paling rindu siapa

"Maafkan aku jongie, maaf sudah mengabaikanmu, maaf karna sering meninggalkanmu. Jangan marah dan jangan membenciku, kau lebih dari tau betapa butuh nya aku padamu. Ah ya, jangan bosan juga, itu yang paling penting, jangan bosan berada disisiku"

Jaejoong mengangguk dengan cepat, tidak pernah sekalipun perkataan yunho mampu ia abaikan.
tidak pernah sekalipun ia kehabisan kata maaf jika itu untuk kekasihnya
untuk yunhonya.

Karna meski kau akan menyakitiku berkali-kali, berkali-kali juga aku akan memaafkanmu. Entah sejak kapan aku tak mengerti, yang aku tau betul adalah kau tiba-tiba sudah menjadi salah satu alasanku bernapas...

....

Maaf untuk typo dan ke geje-annya..

Menulis benar-benar hal baru buatku, jadi tolong bantuan nya kakak kakak...

miss youWhere stories live. Discover now