Rasa sakit yang datang

131 3 1
                                    

"Beri tahu aku...
Bagaimana cara menyampaikan semua
Semua yang ada di hatiku
Terhadap kamu
Aku bingung...
Aku bimbang...
Tak tentu arah...
Tak tau harus apa
Ingin rasanya ku bunuh perasaan ini
Tapi tak bisa
Karena aku terlalu sayang"

-

Langit Pradipta
Le gue tunggu lo ditaman sekarang! Gak pake lama. Dandan yang catik pokoknya

Dipta mau ngapain ya ngajak aku ketaman. Dip apa yg kamu rencanain sih sebenernya?

Milean
Iye bawel

Oke Dip aku bakal dandan yang cantik spesial buat kamu. Hehehe. Tunggu aku kesayangan.

-
Taman

Lean berjalan sangat perlahan dan terkesima. Taman yang biasanya ramai mendadak jadi sepi dan sunyi. Sampai akhirnya dia menemukan seseorang yang ia cari
"Waah dip ini indah banget, siapa yg ngehias taman ini?"

"Gue lah siapa lagi, keren gak?"

"Keren banget dip sumpah"

Aku melihat sekeliling taman dipenuhi lilin- lilin kecil yang di bentuk seperti jalan setapak sampai akhirnya di ujung jalan tersebut terdapat lilin yang berbentuk hati

"Ini... ini ada apa sih dip?"

"Gini lean sayang"

Lalu dia berjongkok dan menatapku serta menggengam tanganku

"Sebenernya dari dulu, dari kita kecil. Aku selalu berharap dimasa depan nanti kita bisa bersama lebih dari sahabat."

Ya tuhan jantungku mau lepas. Ternyata cintaku tak bertepuk sebelah tangan. IYA DIP GUE MAU JADI CEWE LO. Rasanya kalo boleh aku pengen teriak seperti itu

"Kejora kamu mau kan jadi pacar aku? Dari kita kecil aku udah kagum sama kamu, kamu baik, cantik dan perhatian. Dan sampai akhirnya kamu pergi dan aku sedih sangat. Dan beberapa bulan kemarin aku ketemu kamu lagi. Berusaha buat deketin kamu. Mungkin ini terlalu cepat buat kamu. Tapi menurut aku ngga. Aku gak mau kehilangan kamu untuk yang kedua kalinya. Jadi kejora would you be my girl?"

Jadi...jadi dipta suka sama kejora? Bukan aku. Kenapa rasanya sesakit ini? Kenapa patah hati sehancur ini? Ingin rasanya aku berteriak DIP TOLONG LIAT AKU SEBAGAI WANITA BUKAN SEBAGAI SAHABAT
Tapi gak bisa, aku hanya bisa tersenyum dan menenangkan hatiku yang menangis

"Gimana? Kata lo kejora bakal terima gue gak ya? Bentar lagi dia dateng. Gue harus siap siap nih le. Udah ganteng belum gue?"

"Iya dip lo udah ganteng kok, udah keren. Pasti, kejora pasti terima lo. Yakin deh sama gue "

"Bismillah. Gue deg-deg an nih le"

"Haha iya lu sampe keringetan gitu. Udah lo semangat ya. Gue bakal mengabadikan moment ini"

"Terima kasih ya sahabatku yang paling cantik. Lo tuh selalu ada dikala gue membutuhkan. Sayang bangetlah pokoknya gue sama lo "

Sahabat? Oh sahabat? Kenapa kata itu sekarang menjadi belati yang menusuk hatiku. Tak bisa kah kamu mengganggapku ada? Jadi aku tak sespesial kejora? Aku yang selalu berada di samping mu, menemanimu, menyemangatimu, menyayangimu terlalu dalam. Tapi tempat spesial itu kamu berikan kepada orang yang sudah lama meninggalkan kita dan kembali lagi. Aku... ntah lah. Untuk saat ini aku hanya ingin berlari lalu menangis. Tapi tak bisa hingga acara ini selesai

Beberapa menit kemudian, mobil kejora berada di depan taman. Dan ya terjadilah kejadian yang sangat amat menghancurkan hatiku. Melihat orang yang selalu aku nanti menyatakan perasaannya kepada sahabat sendiri. Ya selamat bahagia sahabat. Aku sayang kalian. Lebih baik aku aja yang sakit. Tapi jangan kalian

"Waaaaah ciee jadian juga ya kalian hehehe. Selamatttt yaa!! Aku turut bahagia deh ra kamu sama dipta jadian. Semoga langgeng ya"

"Makasih ya le"

Kejora memelukku dengan erat. Dia tersenyum bahagia. Dan aku akan turut senang jika mereka bahagia. Aku juga akan belajar buat bahagia dan tak bergantung dengan dipta. Karena sekarang prioritas dipta bukan aku lagi Sahabatnya tapi sekarang ada pacarnya yang akan selalu dapet perhatian yang dipta kasih. Dipta semoga kamu bahagia sama kejora walaupun hati aku sakit banget. Tapi aku akan berusaha tersenyum untuk kalian. Karena kebahagiaan kalian lah sekarang yang aku utamakan kedua sahabatku

"Yaudah karena gue udah jadian sama kejora, lo gue traktir makan le. Langganan kita makan. Gimana? Yuk"

"Yah dip, ra. Maaf ya, tapi aku gak bisa. Mau nemenin mili cari buku. Gue duluan ya. Sekali lagi selamat untuk kalian :)"

"Yaudah le hati-hati ya"

"Iya dip, ra. Dahh"

-

Dear diary
Jadi sakit nya hati tuh seperti ini? Sakit ya. Sangat. Rasanya aku ingin menangis dan berteriak agar dia tau. Ada hati yang tersakiti disini. Tapi tak bisa. Mulut rasanya seperti terkunci. Tak bisa berteriak dihadapannya. Dia yang selalu kupuja. Dia yang selalu kutunggu. Dia yang selalu ku nanti dipenantian panjang tak berujung. Dia yang selalu ku ucap di setiap doaku agar kita selalu bersama, sekarang telah menjadi milik seseorang. Seseorang yang aku sayang. Sahabatku. Aku disini dengan segala kesakitan hanya bisa mendoakan semoga dia bahagia. Ini memang resiko mencintai diam diam. Maaf aku sayang kamu dipta lebih dari sahabat.

Jakarta, 19 Februari 2017
Sambil menatap hujan yang turun sama seperti air mataku

-

Aku terbangun dipagi hari dengan mata yang bengkak.

"Lean kamu gak kuliah sayang?"

"Ngga mah, lean gak enak badan"

Tak lama aku menjawab, dengan tergesa mama menghampiriku dan memegang keningku

"Badan kamu hangat sayang, yaudah mama buatin teh hangat dan sarapan ya. Lalu kamu minum obat dan istirahat"

"Iya ma, maaf ya jadi ngerepotin mama pagi pagi"

"Ngga kok sayang, mama kan sayang kamu. Mama gak mau kamu sakit berlarut larut"

"Iya ma makasih. I love you"

-

"Lean sayang, bangun dulu yuk dimakan sarapannya terus minum obat dan tidur lagi yuk sayang"

"Iya mah"

"Mama tinggal bentar ya, nanti mama balik lagi kamu harus udah makan ya"

"Oke mah"

Aku berjalan dengan lemas kearah kamar mandi. Tetapi rasanya kepalaku seperti tertimpa bangunan. Sakit sekali. Rasanya badan ku sakit semua. Dari kepala sampai kaki hingga bagian dalam tubuh yaitu hati. Seketika kepalaku berkunang kunang dan dunia rasanya seperti berputar. Aku berpegangan tembok dengan erat tapi rasanya peganganku tak cukup kuat untuk menopang beban tubuhku. Hingga akhirnya kesadaranku diambang batas. Yang kulihat hanyalah gelap. Gelap yang menemaniku. Menemani hati ku yang patah. Gelap. Kekosongan. Kehampaan. Kepahitan. Kesendirian. Sayup sayup aku mendengar orang berteriak. Ntah itu siapa. Tapi yang pasti aku lelah dengan semua ini.

Cinta RahasiaWhere stories live. Discover now