Chapter 15 (epilog)

67.7K 2.6K 185
                                    

Hai hai
Akhirnya masuk juga ke epilog cerita HURT ENOUGH walaupun nggak ada prolog...hihihi^^

Terima kasih atas semua komen dan votenya dicerita HE sehingga cerita ini dapat selesai karna komen kalian sebagai bahan bakar motivasiku dan akhir cerita ini KUDEDIKASIKAN UNTUK KALIAN SEMUA YANG MENYUKAI CERITA INI^^

Silakan dibaca mudah mudahan suka dengan ending ceritanya dan ditunggu komentnya diakhir cerita ini^^

Selamat membaca dan sampai jumpa dicerita Karma Circle yang nantinya akan sering kedatangan pasangan Joanna dan Kyle ^^

Salam hangat
Diana.w
___________________________
Peringatan!
Edisi dewasa
Bagi yang belum akil baliq
diharapkan untuk tidak membaca cerita ini
____________________________

Aku kembali kerumah perkebunan Kyle, yang sekarang sudah terlihat lebih baik dari saat terakhir kali aku menginap disini. Aku tersenyum senang menatap Kyle yang tertidur pulas disampingku. Cintaku yang bertepuk sebelah tangan kini sudah berbalas dengan indah.

Aku mengecup bibirnya kemudian bangkit dari tempat tidur. Memakai kemeja kotak kotak Kyle yang berserakan dilantai. Menuju dapur untuk membuatkan sarapan. Aku menatap keluar menikmati aroma pagi yang sejuk.

Ilalang yang tinggi dibelakang rumah kini sudah tak ada digantikan pemandangan indah dari Padang rumput yang luas. Tampak dua anjing besar sedang berlarian dikejar seorang anak muda yang memakai sepatu bot berwarna cokelat lumpur tangannya memegang sebuah tali.

Aku tertawa geli menatap mereka sambil menyeruput Tehku yang masih panas. Sebuah lengan melingkar diperutku membuat tehku terlonjak akibat kaget.

Kyle berdiri dibelakangku bertelanjang dada dan hanya memakai celana jins yang tidak di kancing. Aku menoleh kebelakang dan melihat rambutnya yang berantakan.

Hidungnya mulai menyentuh leherku dan relung antara leher dan bahuku. Aku terkesiap saat Kyle menggigit bahuku yang ditutupi kemejanya.

"Kau melihat laki laki lain saat aku tidak ada?" pertanyaannya membuatku memutar mata.

"Dia itu Victor, Kyle. Aku tidak mungkin berpikiran yang aneh aneh padanya." jawabku. Kyle menjilat bahuku yang digigitnya sambil bergumam tak jelas. Gigi Kyle kembali menggigit belakang telingaku.

"Kalau begitu, bagaimana dengan pria tinggi yang selalu menjemputmu dengan setelan jas lengkap." aku mengeryit mengingat pria yang diceritakan Kyle.

"Oh. Artie." jawabku. Kyle langsung memutar tubuhku untuk menghadapnya. Mata abu abunya menyipit menilaiku.

"Artie? kau menyebut namanya seperti kalian sudah berhubungan cukup lama." Kyle mengurung tubuhku.

"Ya. Artie dan aku memang sudah mengenal cukup lama." Dahi Kyle berkerut terlihat tidak suka dengan apa yang kukatakan.

"Kau cemburu?" tanyaku terperangah melihat raut muka Kyle yang cemberut. Aku terkikik geli melihat tingkahnya, ya ampun bagaimana mungkin Kyle cemburu pada pamanku.

"Tentu saja aku cemburu. Kau kan milikku." jawabnya dengan tegas membuat perutku semakin geli karna menahan tawa. Kyle mencubit hidungku.

"Berhenti menertawakanku dan ceritakan siapa Artie ini?" aku menggeleng.

"Tidak mau. Aku suka melihatmu cemburu." Tanpa aba-aba Kyle langsung menggendong tubuhku masuk kekamar.

"Apa yang kau lakukan? aku belum membuat sarapan."

tubuhku terjatuh diatas tempat tidur yang kusut karna kegiatan kami tadi malam. Kyle langsung mengurungku dengan tubuh besarnya, kulit kecoklatannya terlihat bersinar karna cahaya matahari pagi yang menyeruak melalui jendela.

HURT ENOUGH [COMPLETE] [Love-hate Series]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang