Mimpi

39 3 0
                                    

Akhir-akhir ini aku tidak bisa tidur. Aku bakal tidur jika hari sudah larut. Aku jadi sering ketiduran di kantor. Belakangan ini juga aku mengalami mimpi aneh. Seperti di kejar-kejar sesuatu, tapi aku tidak tahu apa atau siapa itu. Aku hanya dengar nafasku terengah dan suara kaki berdepak di belakangku. Sudah empat hari aku mengalaminya.

Malam pertama, aku berlari di lorong sempit yang lebarnya sedikit lebih lebar dari tubuhku. Bahuku beberapa kali terbentur, menggesek dinding lorong. Aku tidak tahu yang mengejarku. Namun akhirnya aku sampai di ujung lorong dan saat itu aku terbangun. Hari kedua aku berlari di jalanan komplek dan sesuatu terus berkelebatan di samping, melompat dari pagar ke pagar. Sampai akhirnya aku menemui sebuah pohon beringin. Malam ketiga aku meninggalkan pohon beringin dan berlarian di trotoar, anehnya dalam mimpi-mimpi ini selalu saja malam. Aku terbangun ketika melihat sebuah rumah kosong dengan sumur tua di halamannya

Malam keempat aku melihatnya keluar dari sumur tua sebuah rumah kosong, sesuatu yang muncul itu seperti kepala tapi aku tidak bisa melihat jelas –hanya gelap samar. Dia melompat keluar dan aku terjatuh duduk, tak bisa bergerak. Setelahnya aku terbangun dan keringat bersimbah di seluruh tubuh.

Malam ini adalah yang terburuk, barusan aku terbangun karena mimpi itu lagi. Aku melihatnya, dia besar hampir dua meter dan jemarinya ringki panjang. Kulitnya pucat, dan banyak lubang menganga di wajah dan lengan telanjangnya. Mulutnya berusaha mengatakan sesuatu tapi aku tidak bisa mendengar kata-katanya. 'A u i a a e a i u' hanya itu gerakan mulut yang bisa aku tangkap. Lalu aku bangkit dan bergegas menuju rumahku, membuka pintunya dan segera masuk ke kamarku.

Di situlah aku terbangun. Aku kembali mengingat mimpi pertamaku di lorong sempit lalu ke mimpi kedua jalanan komplek. Tunggu! aku ingat betul latar mimpiku. Itu jalur setiap kali aku pulang bekerja.

Ada suara ketukan pintu, dia berada di luar kamarku. Aku yang telah menuntunnya ke sini.

Melewati sebuah gang sempit dan jalanan komplek sampai menemui pohon beringin. Berjalan di trotoar hingga menemui rumah kosong dengan sumur tua –tidak jauh dari situ adalah rumahku.

Tapi tiba-tiba hening, ada sebuah suara serak yang begitu lirih "aku di dalam lemarimu" –tidak salah lagi, 'a u i a a e a i u'.

365Where stories live. Discover now