#empat- Insomnia

1.6K 76 13
                                    

       
        Keesokkan harinya, Anggita berhasil sampai di sekolah tepat waktu karena, Anggita diantar ibu Lia menggunakan si hitam roda empat.

Dari depan  gerbang sekolah, Anggita melihat segerombolan gadis sedang mengerubuni sesuatu, seperti kerumunan wartawan yang sedang mewawancarai Justin Bieber dan Selena Gomes.

Anggita bingung bercampur penasaran. Kemudian, saat dia melewati kerumunan itu.

"Reno, lo pacaran sama Anggita anak IX.5. Si mata empat itu?"

"Emang, lo jadi jemputannya mata empat?"

"Reno sebenernya apa hubungan lo sama mata empat?"

Anggita mendengar bahwa sebenarnya Justin Bieber yang sedang diwawancarai adalah Reno, dan pertanyaan-pertanyaan itu berkaitan dengan Anggita.

Reno tidak menyadari kehadiran Anggita di lapangan parkir.

Anggita meneruskan langkah kaki melewati koridor dan menuju ke anak-anak tangga, yang akan membawanya ke lantai tiga.

Ketika melewati kelas IX.4 , tidak seperti hari biasa. Hari ini sangat aneh baginya. Hampir seluruh siswa memandangi Anggita saat dia lewat. Sampai-sampai, ada beberapa kalimat mencibir yang keluar dari mulut salah satu siswi. Tetapi, Anggita tidak menghiraukan orang itu.

"Orang kaya gini yang successful rebut hati sang Arjuna? Dari segi mananya yang  menarik?"

Rupanya kalimat itu keluar dari mulut berlapiskan pewarna, milik Laura. Kata-katanya terkenal sangat pedas, menusuk hati (peringkat 2 kata-kata nylekit).Tetapi, tidak ada yang bisa mengalahkan kata-kata pedas milik Tari
(peringkat 1 se-SMP Nusantara)).

Anggita hanya bisa menutup mulutnya, yang sebenarnya sudah gatal ingin membalas cibiran itu. Wajahnya sangat merah, kali ini merahnya tertuju pada kemarahan bercampur malu. Namun, Anggita tetap melangkahkan kakinya ke ubin selanjutnya.

Tari sudah lebih dahulu sampai di kelas. Tari sedang duduk di kursinya saat Anggita datang.
Anak kelas IX.5 pun ternyata tidak berperilaku beda dari siswa-siswi sebelumnya, mereka juga mengarahkan pandangannya kepada Anggita. Dan mencari apa yang istimewa dari Anggita.
Seakan-akan tidak ada yang menarik dari diri Anggita, tatapan mereka kepada Anggita sangat membuat Tari geram.

"Ngapain sih pada ngeliatin Anggita kaya gitu." Tari akhirnya angkat bicara setelah melihat perlakuan seluruh temannya, yang bisa dibilang seperti menghina Anggita.
"Udah Tar, biarin aja."Anggita menenangkan Tari.
"Oke." Tari berusaha menahan diri.
"Tar, kan lo kemarin nggak masuk sekolah. Nanti lo ulangan susulan. Pas jam pelajaran IPS, kata Bu Tini."
Anggita langsung mengalihkan pikiran Tari.
"Sip." Tari menjawab dengan senyuman.

Tetapi, sebenarnya Tari belum bisa mengalihkan pikirannya dari kejadian tadi.
Tari berniat ingin membalas apa yang dilakukan Dina kepada Anggita, sehingga Anggita  di diperlakukan seperti ini.

        Bel masuk sudah bernyanyi.
Pelajaran pertama adalah Bahasa Indonesia, tetapi ibu Rina tidak hadir. Ketidak hadirannya membuat siswa-siswi IX.5 bersorak sorai kegirangan. Tak terkecuali Anggita dan Tari.

Untuk mengisi kekosongan waktu, Tari menanyakan semua kejadian yang terjadi kemarin secara detail sampai ke akar-akarnya.
Anggita menceritakan semuanya tanpa ada yang ditutup-tutupi.
"Kemarin tuh, pas lo nggak masuk. Lo tau nggak, gue ambil novelnya sama siapa?"
"Nggak." Tari menjawab dengan wajah yang sangat polos.
"Gue tuh ngambil novel, sama R-E-N-O. Nyebelin banget tahu nggak sih..." Anggita menjelaskan dengan raup wajah kesal.
"G OH M....,, Sama RENO?" Sambil menutup mulut.
"Oh M G keleus."
"Oh iya, sorry-sorry. Terus apa lagi? Pasti masih banyak kan?"
Tari masih penasaran apa lagi yang terjadi setelah itu.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 08, 2017 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Nice to Meet youWhere stories live. Discover now