4

504 39 6
                                    

Di mulmed itu yang jadi gavin

Alvredo pov
Aku membuka pintu kamar nendra "Ndra, gue mau ke kantor, mau bareng ngga?". Aku dan nendra sama-sama kerja di perusahaan papah, aku sebagai ceo dan dia sebagai direkturnya.

"Gue nyusul aja nanti, masih ngantuk"

Ditempat kerja, aku sibuk mengurus surat dokumen, mengecek hasil laporan keuangan, hasil ekspor minyak, dll.

"Gila muka lo mulai kusut tuh, istirahat dulu lah". Aku melihat ke arah nendra yang baru datang ke kantor

"Huh ribet juga ya jadi ceo, tanggung jawabnya gede bro", ucapku

"Emang iya, lo harus bisa meng handle semua itu. Kalau gabisa bertanggung jawab sama perusahaan, gimana mau bisa tanggung jawab nanti sama cewek lo al", nendra meledekku

Aku melempar pulpen ke arahnya "Adek sialan. Gue ini tanggung jawab. sembarangan aja tuh kalo ngomong". Dan dia pun tertawa.

"Gue mau ke cafe vintage, gue tinggal dulu, lo pantau kerja karyawan disini, tugas udah gue kerjain semua", aku berpesan kepada nendra

"Siap boss!"

Farica pov
"Clo!!! Gue mau ke cafe vintage yaa!!", aku berteriak di depan kamar clovis. Ah dia tidak menyahut, yasudah lah kali aja clovis masih tidur.

Sampai di cafe, aku telah melihat ada evika, hana, dan gavin, sedang duduk di meja nomer 9.

"Ini dia nih si tukang telat", gavin mengacungkan jari telunjuknya ke arahku.

"Ehehe maaf, tadi gue---"

"Bangunnya telat", ucap mereka secara kompak. Ahaha mereka tau aja kebiasaan burukku.

"Yaudah cepet sekarang ceritain masalah yang lo bilang di grup". Gila nih gavin, baru aja sampai udah di tembak duluan.

"Iya iya jadi gini---", aku menceritakan secara detail kepada mereka.

"Teruss si alvredo itu cakep gak orangnya?", tanya evika

"Biasa aja sih, masih cakepan mantan gue"

"Halah gini nih orang belum bisa move on, ah gue jadi kepo sama alvredo, kalau lo ketemu lagi fotoin ya wajahnya", kata hana menaikkan kedua alisnya

Tidakk!! Aku tidak ingin bertemu lagi dengan alvredo.

"Masih cakepan gue ya gak ca?", kata gavin dengan pedenya

"What ever lah vin vin", ucapku

Saat aku dan sahabatku lagi makan, tiba-tiba ada laki-laki bertubuh ideal, menggunakan kemeja putih dengan kancing atasnya terbuka dan lengannya digulung, dia beranjak dari kursi dengan meja yang bernomer 4, lalu berjalan ke arahku.

Tunggu!! Lelaki itu kan alvredo! Iyaa aku masih ingat dengan wajahnya! Oh tidakk, dia mau ngapain ke cafe ini? sebaiknya aku pura-pura lupa saja.

"Boleh pinjem farica nya sebentar? Saya ingin berbicara dengannya". Aku melihat ke arahnya. Terlihat jelas rahang yang kokoh terbentuk di wajahnya.

Dia memegang pergelangan tanganku. "Eumm, maaf siapa ya? Jangan seenaknya saja memegang tangan gue", aku berusaha melepaskan tanganku darinya namun usahaku sia-sia karena tenaga dia lebih kuat.

Ketiga sahabatku memandang lelaki tersebut dengan tatapan bingung. Karena mereka belum mengetahui kalau itu alvredo.

"Jangan berpura-pura tidak tahu, ayo cepat ikut gue". Ini namanya pemaksaan! Dan aku tidak suka dipaksa. Tadi aja, ngomongnya formal, sekarang lo-gue lagi, ternyata pinter ber drama dia di depan sahabat-sahabatku.

Alvredo pov
setelah aku memesan makanan di cafe vintage, aku melihat ada seorang perempuan yang mirip seperti farica. Bukan mirip lagi, melainkan itu real farica! Aku menghampirinya dan menarik dia dengan paksa.

Aku membawanya ke belakang dekat toilet. Tubuhnya ku senderkan ke dinding. Lalu aku mengambil hp yang sedang dipegangnya, untuk menyimpan nomer beserta id lineku.

"Balikin sini hp gue!! Lo mau ngapain sih", dia berusaha merebut hpnya

"Tunggu sebentar", aku mulai mengetik nomer dan id line di hpnya. Setelah itu aku kembalikan hpnya.

"Buka apaan aja lo di hp gue!?!?!!" Ucap farica kesal

"Cuma nge save nomer sama id line", jawabku enteng, dan aku memasukkan kedua tanganku di saku celana.

"Cihh gak penting, lebih baik gue apus"

Aku memajukan wajahku dan dia terlihat gugup "berani hapus tuh nomer, gue tidak akan segan-segan mencium lo di hadapan teman-teman lo itu"

"Dasar cowok gila, minggir gue mau balik!", ucapnya

Aku menahan kedua bahunya di dinding, dan kedua tanganku mengunci tubuhnya di samping kanan dan kiri

"Kenapa sih lo keliatan benci banget sama gue? Padahal banyak loh cewek-cewek diluar yang tertarik bahkan terpesona sama gue". Memang benar apa yang aku ucapkan. Tetapi tidak dengan farica yang entah kenapa, merasa kesal melihatku. semakin dia benci, semakin aku ingin mendapatkannya dan membuatnya tertarik.

"Jangan samain gue sama cewek-cewek  rendahan yang gampang tertarik sama laki-laki macam lo!", ucapnya dengan dada naik turun. Ya , dia mulai sangat kesal. But it's oke, tetap cantik walau lagi galak.

"Yakin gak tertarik dan gak terpesona sama gue yang udah gendong lo gara-gara pingsan?". Terserah dia mau bilang over pede atau apalah, tidak peduli. Jika aku sudah punya target untuk mengincar dia, mau dia sebenci apa pun itu, akan tetap aku kejar sampai dia jatuh menjadi milikku.

"Kamu pikir aku bakal jatuh ke dalam pesonamu? HA you wish!"

Farica pov
Yang benar saja, itu cowok menarik paksa tanganku. Dia pakai menyimpan nomer segala di hp ku. Kalau saja dia tidak mengancam, aku akan hapus nomer dia. Iya, aku kesal dengan alvredo. Cowok tukang paksa dan overpede. Udah gitu, dia menyamakan ku seperti layaknya cewek-cewek murahan yang gampang tertarik begitu saja. Huh dari wajahnya saja, terlihat banget kayak player, pasti udah suka tidur sama jalang-jalang yang haus akan sex. Biarin aku berpikiran seperti itu

Dia diam setelah aku berucap seperti itu. Tapi lama kelamaan, wajah dia mendekat miring ke wajahku, semakin dekat, dan yaaa!!!! Dia mencium bibirku paksa. Tangannya melingkar di pinggangku. Dia menggigit bibir bawahku hingga aku meringis sakit dan terpaksa aku membalas ciumannya. Ciuman itu semakin lembut, shit aku tergoda dengan ciuman itu. Kukalungkan kedua tanganku di lehernya. Lalu, dia melepas ciumannya,  menempalkan hidungnya dengan hidungku dan nafasnya masih terengah.

"Damn! kau sangat manis sekali, i like the taste of your lips", dia menjilat bibirku dengan lidahnya. Dan aku tersadar kalau cara bicara dia mulai berubah tidak menggunakan lo-gue lagi.

Nafasku juga masih terengah akibat ciuman dia. Ia tidak peduli walaupun banyak orang yang berlalu lalang melewati depan kami.

"I don't care if you don't like me, but let me love you and you'll be mine", dia menatapku seakan-akan aku itu milik dia seutuhnya.

"Lo tidak bisa begitu saja dengan mudahnya mengatakan kalau gue ini milik lo", ucapku frontal

"Nothing impossible for me! If i say i can do that! I will get what i want, dan yang aku inginkan itu adalah kau farica earlene", ia tersenyum kepadaku

Aku hanya diam. Aku tidak tahu mesti ngomong apa. Yang jelas, aku tidak menyukai dia!

"Dan mulai sekarang, tidak boleh pake omongan lo-gue lagi, kalau pakai panggilan lo-gue, aku akan mencium bibirmu sebanyak 3 kali, deal?" Whattt!!! Dia mengancamku!. Oke baiklah aku akan mengikuti dia. Aku tidak mau beresiko yang aneh-aneh dengannya

"Deal!", tanganku bersalaman dengan tangannya.

Please vote and comment!🙏😊

Let Me Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang