DBT - PROLOG [BAG B]

6.4K 682 41
                                    

🎭🎭

Paul terus berlari tanpa arah, menjauh dari desa Edensor. Dia bahkan tidak sempat terpikir untuk membawa kudanya, karena terlalu buru-buru untuk kabur dari pria pembunuh itu.

Setelah dirasanya cukup lama berlari, dia membalikkan badannya dan melihat sekitarnya. Tidak ada yang mengikutiku—pikirnya.

Dia harus mengistirahatkan dirinya sebentar, sebelum dia harus kembali berlari kalau tiba-tiba pria pembunuh itu memunculkan diri di hadapannya. Dia akhirnya berjalan mendekati pohon yang cukup besar dan duduk di bawahnya. Akan tetapi, duduk di bawah pohon besar itu hanya dapat membantunya mengistirahatkan tubuh, tidak dengan pikirannya.

Sebenarnya apa yang terjadi? Kenapa pria itu membunuh keluargaku?—pikirnya sekali lagi. Dia terisak pelan sambil mengusap kembali air matanya. Kembali bayang-bayang saat mengingat kakaknya, Isabelle, wanita muda yang hanya berbeda 2 tahun dari usianya itu menghembuskan napas terakhirnya.

"Apa yang harus aku lakukan sekarang?" tanyanya pada dirinya sendiri.

Seseorang tiba-tiba menarik lengannya dan menahan tangan Paul di belakang tubuh gadis itu sendiri, sehingga terlihat orang tersebut sedang mememeluknya dari belakang.

Paul baru saja akan berteriak kalau saja orang tersebut tidak langsung membekap mulutnya.

"Jangan berisik! Apa kau bisa melakukannya?" tanya pria yang membekap mulutnya dan menahan tangannya.

Paul mengangguk, mengiyakan. Pria itu akhirnya melepaskan tangannya yang membekap mulut Paul dengan perlahan, berjaga-jaga kalau wanita muda tersebut ingin kembali berteriak.

"Siapa kau?" tanya Paul ketika ia membalikkan badan menatap seorang yang tadi membekapnya—seorang pria.

Sejenak Paul memperhatikan pria tersebut. Seorang pria yang cukup tinggi dan pakaian hitam dengan tubuh tegap. Pencahayaan malam yang minim, memang membuat pria itu tampak seperti sosok bayangan hitam. Mungkin, jika pria itu tidak membekap dan menahan tangannya, pasti Paul akan mengira pria itu adalah hantu.

"Diamlah sebentar saja! Nanti aku akan menjelaskannya padamu. Sekarang, kita harus pergi dengan cepat dari tempat ini," ujar pria itu, tanpa menjawab pertanyaan yang diberikan oleh Paul.

Paul berusaha untuk melihat wajah pria itu, tapi sayangnya dia baru menyadari kalau pria tersebut memakai sebuah topeng hitam yang selaras dengan pakaiannya.

Sejenak Paul terkejut, ketika pria bertopeng itu menggenggam tangannya.

"Ayo, kita harus segera pergi! Dia sudah sangat dekat dengan kita," ujar pria itu lagi.

Paul menarik tangannya dari genggaman pria itu.

"Kau ... apa kau akan membunuhku?" tanya Paul dengan suara bergetar. Dengan perlahan dia mundur menjauhi pria tersebut.

"Tidak. Aku tidak akan membunuhmu. Percayalah!" Pria itu membujuk, mengurkan tangannya pada Paul.

"Siapa kau?" teriak Paul.

"Jangan berteriak. Dia akan menemukan kita dengan cepat kalau kau seperti ini," ucap pria itu.

"Kalau kau bukan pembunuh. Siapa kau?" tanya Paul mendesak.

...

"Di mana kau gadis kecil?"

Seketika suara seorang pria membuat Paul dan pria bertopeng itu terdiam. Paul mengenal suara tersebut—suara pria pembunuh itu.

"Aku tahu kalau kau ada di sekitar sini." Pria itu lagi-lagi tertawa. "Keluarlah. Aku berjanji, aku tak akan menyakitimu," godanya.

"Kau harus mempercayaiku, My Lady. Aku harus membawa dan menyelamatkanmu."

"Bagaimana bisa aku mempercayaimu? Aku bahkan baru bertemu denganmu," ucapnya, kali ini wajahnya penuh ketakutan.

Pria itu menghembuskan napasnya, karena wanita muda di hadapannya masih takut dan meragukan dirinya. "Baiklah, aku akan memberitahumu. Aku adalah agen mata-mata J-SA 500."

🎭🎭🎭

[180217]

Prolognya cuma berakhir di sini. Sekian dan terimakasih 😌 Eh, eh, eh, tapi prolognya aja yang berakhir, pejuangan Paul belom selesai yak 😂 🔫

Tunggu aku di Part satu nanti dan ... Ayo baca cerita kami semua dan selamat menikmati pelajaran sejarah secara tak langsung 😉

Terimakasih sudah membaca 😊

Dibalik Topeng [END]Where stories live. Discover now