Benarkah Itu Dirimu?

574 46 5
                                    

Pagi ini menjadi pagi yang buruk untukku. Karena aku merasa badan ku benar benar menggigil, rasa rasanya selimut yang menyelimuti tubuhku tidak cukup sama sekali.

Ditambah pagi ini hujan turun dengan deras, membuat segalanya makin terasa membekukan. Tenggorokan ku rasanya kering sekali, tetapi aku tak bisa bergerak. Tubuhku benar benar kaku. Berteriak pun rasanya tak mampu.

Ingin memanggil bang Kev untuk setidaknya mengambilkan ku minum, tetapi bibirku perih sekali untuk terbuka. Mataku menangkap kesekeliling, entah mengapa kamarku tampak gelap. Apa mungkin karena cuaca buruk, membuat kamarku menjadi kelam juga?

Ketika tengah bertanya tanya, seseorang membuka pintu. Membuatku sedikit terkejut dan bernafas lega. Setidaknya aku bisa meminta bang Kev untuk mengambilkan minum.

"bang.. Key haus, tolong ambilin minum ya?" lirihanku membuat orang yang membuka pintu terdiam.

Aku tidak tahu pasti siapa itu, tetapi pasti bang kev kan? karena di pagi hari seperti ini, rasanya mustahil bila ada yang bertamu.

kak Alice? ia pasti masih tertidur cantik di kasurnya sekarang.

"Key?"

Suara itu membuat jantungku berdebar kencang. Aku terbelalak saat tubuh itu menampakkan dirinya. Orang yang sudah lama sekali aku rindukan ke beradaannya. orang itu adalah  ....

"Hariz???...." lirihanku diiringi butiran air mata.

Ia tersenyum disana sembari melangkah perlahan. Tubuhku yang tadinya kaku kini seakan terbebas. Tanpa basa basi, langsung ku sambar tubuhnya dengan pelukan. Ia mendekapku balik sambil mengusap kepala ku sayang.

"hi sweetheart.. long time no see.."

Aku terisak. Aku menangis. Tak peduli jika wajahku buruk sekarang, tetapi aku benar benar tak bisa diam saja. Rasanya kata Rindu masih tidaklah cukup untuk mengutarakan perasaanku padanya kali ini.

"Riz.. beneran ini kamu?" aku menjauhkan diriku dan menatap kedua matanya.

Ia tertunduk dan balik menatapku. "memang nya aku siapa? hantu?" ia terkekeh setelahnya, namun aku memukulnya pelan.

"ih seriuss.." 

Tawanya menggema di telingaku. Seakan tawa itu adalah sebuah untaian nada yang membuat ku tenang. Sekali lagi aku memeluknya untuk memastikannya tidak pergi dan ini nyata.

"kamu kenapa hey?" Hariz terlihat bingung ketika aku tiba tiba memeluknya. Tetapi aku hanya menggeleng dan terus mencari kehangatan disana.

Sesaat kemudian semuanya hening. Aku mendangak dan menatap wajahnya. "Riz.."

"ya sayang?"

"benarkah ini dirimu?" 

setelah aku menanyakan pertanyaan seperti itu, ia terhenyak sesaat. 

"kalo ini bukan aku, kamu mau apa?" jawabannya benar benar menusukku.

Aku terdiam dan perlahan menjauhkan tubuhku dari dekapan Hariz. Wajah Hariz berubah menjadi dingin sekarang, dia bukanlah Hariz yang ku kenal.

Namun wajahnya tiba tiba mencair dan perlahan mendekatiku. "Key.. I'm just kidding. Jangan takut gitu."

Tetapi aku tetap menjauh dan menatapnya sambil terisak. "aku tau ini cuma mimpi. Aku tau ini cuma mimpi. Kamu gak nyata Riz. Kita udah beda dunia. Kamu gak seharusnya ngehantuin aku kayak gini. Kamu malah buat aku semakin bersalah dan terus terusan kepikiran kamu. Just please. Leave me alone!!"

Aku membaringkan tubuhku dan menarik selimutku kembali. Aku terisak dan menangis. Aku tahu Hariz tak akan pernah kembali, ini hanya mimpi atau bahkan sebatas imajinasi.

Who? (#3)Kde žijí příběhy. Začni objevovat