Thirty Four : Kakak Ipar

14.5K 866 34
                                    

Adrian tak mengerti mengapa dirinya bisa berakhir seperti orang bodoh yang tengah mengintai apartemen yang dihuni oleh wanita itu. Sudah semalaman ia memilih untuk tetap bertahan di dalam mobilnya, menunggu sampai ia melihat wajah wanita itu disana. Setelah beberapa jam berkutat pada pikirannya, Adrian memutuskan untuk memutar balik mobilnya menuju gedung apartemen milik Indah. Tak peduli betapa lelahnya ia, Adrian telah memutuskan untuk berbicara kembali dengan wanita itu. Pagi ini, tak peduli jam berapa pun akan ia lalui demi bertemu dengan wanita itu.

Ada serbuan rasa sakit yang melanda dadanya saat mengingat bagaimana wajah Indah yang terlihat begitu tersakiti oleh ucapannya. Ia merutuki lidahnya yang berbicara seperti itu pada Indah. Wanita mana yang akan terima jika dirinya menerima tuduhan seperti itu. Indah akan menjadi wanita yang paling baik hati di dunia ini bila sampai tidak tersinggung dengan ucapannya.

Sejak semalam, Adrian terus merasa gelisah. Ia memutuskan untuk menunggu seperti ini karena perasaannya yang terus mengganggu hatinya. Ketidaknyamanan dihatinya membuat Adrian berpikir yang tidak-tidak tentang Indah. Dan, pikiran paling konyol yang pernah terlintas adalah Indah yang menegak racun dan memutuskan untuk mengakhiri hidupnya yang penuh derita. Adrian sampai meringis jika pikiran itu lewat didalam kepalanya. Ia terus merapalkan doa semoga Indah akan menunjukkan batang hidungnya pagi ini. Ia tak peduli lagi dengan penampilannya yang hancur. Yang terpenting, Adrian bisa berbicara kembali dengan Indah. Ia akan menjelaskan semuanya setelah meminta maaf.

Hanya itu yang bisa ia lakukan saat ini.

Tak lama sebuah mobil bak terbuka hitam terparkir tak jauh dari tempatnya menepikan mobil. Ia melihat beberapa orang masuk ke dalam dan ada yang keluar membawa perabotan. Sofa panjang berwarna merah sedikit menarik perhatian Adrian. Mendadak pikirannya kosong melihat benda itu dibawa dan diletakkan ke atas mobil bak terbuka itu. Bukan karena ia tertarik dengan benda itu, melainkan sesuatu dalam hatinya tercubit saat menyadari jika benda itu sama dengan sofa yang dimiliki Indah didalam apartemennya.

Degupan jantungnya seketika menggila. Salah satu pikiran buruk tentang Indah pun muncul. Wanita itu bisa saja melarikan diri. Indah yang tak terima dengan ucapannya nekad pergi membawa diri dan anaknya.

Adrian mengeram frustasi. Tanpa panjang pikir, ia pun melangkah keluar dari mobil sedannya dan berjalan menuju mobil bak terbuka yang terparkir disana. Terlihat salah seorang pria tua yang merupakan supir meneriaki anak buahnya agar tidak membuat benda-benda itu rusak. Dan lagi, saat Adrian semakin mendekat ia melihat beberapa barang, termasuk boneka beruang berwarna coklat kesayangan Indah juga ada diatas sana.

Napasnya pun mendadak tercekat. Pria itu merasa bahwa pasokan oksigen dalam dirinya surut berkurang. Pikiran yang ada dalam kepalanya semalam semakin menguat. Dugaan bahwa wanita itu telah melarikan diri bukanlah sebuah delusi. Tapi, jika Indah memang berniat untuk melarikan diri, lantas mengapa Indah mengangkut semua barangnya seperti ini. Seharusnya wanita itu cukup membawa pakaiannya saja agar tidak terlihat oleh orang lain.

Namun, apapun itu Indah sudah berhasil membuat rasa kantuk dan lelah dalam diri Adrian menguap. Pria itu sadar bahwa tindakan impulsif yang ia lakukan kemarin telah mengakibatkan semua penderitaan ini. Indah benar-benar membuktikan ucapannya untuk menyingkir dari hidupnya.

"Permisi, sepertinya kalian akan mengangkut barang-barang ini ya? Apakah pemiliknya pindah?" Tanya Adrian pada supir mobil tersebut.

Pria tua yang entah siapa berhasil dibuat mengernyitkan keningnya. Ia memandangi Adrian dari ujung kepala sampai ujung kaki. Tatapan penuh selidik itu tampak menimbang apakah dirinya diperbolehkan untuk mengatakan yang sebenarnya atau tidak. Sebab Trace – orang yang menyewanya telah berpesan untuk tidak mengatakan akan dibawa semua barang-barang ini.

A Thousand Vows For You ( COMPLETED in Ebook Googleplay)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang