Undesired Feeling *26

50.1K 4.2K 973
                                    

Not privated, cause it's gift for everyone! Happy reading! <3

*

Piya's POV

Kami bersembunyi di belakang pohon tanpa mengeluarkan suara.

Aku mengintai keberadaan salah satu Schyorizone yang bercahaya di seberang jalan sana, wujudnya amat mencolok, terlebih lagi karena tubuhnya mengeluarkan cahaya kuning.Peri itu tengah serius memperhatikan air mancur yang membentuk pola indah.

"Jadi kita tunggu mereka pergi dulu?" tanyaku ke Raia yang saat ini ikut bersembunyi di pohon yang sama denganku.

Raia mengangguk.

Kami sedang berada di taman di malam sabtu. Biar kuceritakan apa yang terjadi di taman ini, ada satu peri yang bermain di air mancur dekat bangku panjang taman.

Tidak ada yang menyenangkan jika ada patrol malam saat besok adalah hari libur. Hal menyebalkan lainnya adalah, wajah Tazu yang terlihat sangat masam karena ada perjaga malam yang menangkap kami-yang bernotabene pelajar-dan membuat penyerangan kami pada tiga Schyorizone terhambat.

Sebenarnya ceritanya singkat, tubuhku yang paling mungil diantara mereka semua. Penjaga malam itu mengira bahwa aku hanyalah anak SMP yang berkeliaran. Aku yang tertangkap duluan dan nyaris diseret ke kantor polisi untuk ditanyai alamat rumah. Untung saja Light membawa surat tanda bahwa kami telah mendapat surat izin dari sekolah, itu merepotkan.

Aku hanya tidak tahu mengapa wajahnya Tazu yang masam begitu. Harusnya aku yang kesal, kan?

"Lalu, kira-kira kapan mereka akan pergi?" tanyaku risih ke arah sepasang insan muda yang duduk sangat dekat di bangku taman itu.

Mereka adalah satu-satunya alasan mengapa kami harus menunda penangkapan Schyorizone itu. Taman itu hanya mempunyai satu lampu taman-itupun jaraknya lumayan jauh-dan hampir takkan terlihat apa-apa jika saja purnama tidak datang malam ini. Aku bingung, mengapa sih mereka betah sekali di sana?

Schyorizone nampak berputar mengelilingi air mancur dengan riang, seperti sedang bermain. Aku mulai waswas, tidak ada yang tahu apa kekuatan Schyorizone itu dan dia bisa saja berbuat hal aneh untuk melukai pasangan itu. Aku tahu mereka hanya manusia biasa yang tak bisa melihat keberadaan peri itu, tapi tolong, mengapa harus berdua gelap-gelapan di taman?

"Uh... aku bertaruh, ini akan lama," gumam Aquane terlihat risih. "Boleh tidak sih, aku menyiram mereka dengan air?" tanya Aquane yang dibalas dengan gelengan cepat olehku dan Raia.

Sedaritadi dialah yang memainkan gerakan air di sana agar Schyorizone itu tertarik dengan itu. Semoga saja pasangan itu tak berbalik dan melihat air itu sudah berputar-putar lebih tinggi daripada lampu taman.

Tapi sungguh, kami sudah menunggu hampir sejam dan mereka masih di sana. Padahal ini sudah tengah malam. Pasangan normal mana yang akan berkencan tengah malam begini? Mereka sedang berkencan atau uji nyali?

Kalau nanti Aquane menawarkan diri untuk menyiram mereka, mungkin aku harus menyetujuinya.

Hize terlihat malas menunggu, dia sudah naik ke pohon dan tiduran memperhatikan ke arah yang sama dengan bosan.

Naik ke pohon dan tiduran seolah tak sayang nyawa.

Aku memincingkan mata, menatap ke salah satu anggota Tim matahari yang sedaritadi paling hening.

Mereka sedikit mirip.

"Apa kita ganti target saja?" tawar Light dengan suara pelan.

"Nah, itu bukan ide yang bagus. Kita sudah hampir dua jam berkeliling dan tak menemukan peri manapun setelah kehilangan tiga target," balas Aquane terdengar sangat malas. "Ayo, kita tangkap yang ini, setelah itu pulang."

The Sorcery : SKY Academy [Telah Diterbitkan]Where stories live. Discover now