Chapter 7

1K 73 4
                                    

a/n : chapter kali ini pendek banget, saya minta maaf *bow
Di duta saya juga lagi sibuk makanya saya update lama *bow

🐣🐣🐣

[Author PoV]

NewYear menundukkan kepalanya, mencari kesibukan sendiri dengan memainkan ponselnya di tengah tempat tidurnya dengan kaki tersilang. Sedangkan Both sendiri hanya duduk di meja belajar NewYear dengan menghela nafas. 

Setelah dengan tiba-tiba Both mengunjungi rumah NewYear dan akhirnya sekarang mereka berdua terdampar di kamar NewYear dengan saling diam. Both sendiri sedari tadi hanya menghela nafas karena NewYear hanya diam seolah tidak menganggap dirinya ada. 

“NewYear” panggil Both seraya menatap NewYear yang masih asik dengan smartphone-nya. 

NewYear tetap diam, mengabaikan panggilan Both dan masih asik dengan ponselnya. Menghela nafas sekali lagi dan bangun dari duduknya, menghampiri NewYear dan duduk di samping NewYear. Dengan paksa Both mengambil ponsel NewYear dan disimpannya di meja belajar NewYear membuat sang empunya ponsel mendelik kesal kearahnya. 

“Aku minta maaf, oke?” 

“Untuk apa?” tanya NewYear datar dan tanpa melihat wajah Both. 

“Untuk masalah ke—“

“Sudah kumaafkan” potong NewYear. “Kau boleh pulang sekarang” 

Both menghela nafas lagi. “Aku akan kembali besok” Both memutuskan untuk pulang sekarang. Mungkin saja NewYear butuh waktu sedikit lagi. 

NewYear menatap pintunya yang baru saja tertutup setelah Both melangkahkan kakinya keluar dari kamarnya. Menatap sendu pintu tersebut, sedikit tidak rela sebenarnya saat Both meninggalkannya. Untuk pertama kalinya di sore hari ini NewYear menghela nafas. Merebahkan tubuhnya dan menghela nafas sekali lagi. 

***

[Both PoV] 

Setelah seharian ini aku menghubungi NewYear dan hasilnya nihil. Semua panggilanku tidak ada yang dijawab kecuali tadi sore, itupun yang jawab teman NewYear. Akhirnya aku mengunjungi rumah NewYear dan hasilnya pun sama saja. Sepertinya NewYear belum sepenuhnya memaafkanku, meskipun tadi dia bilang sudah memaafkanku. 

Setelah kembali kerumah aku langsung merebahkan tubuhku di sofa depan tv, menyalakan tv tapi tidak aku tonton. Hanya agar ada suara lain saja. 

Bbrrzz bbrrzz 

Ponsel yang aku taruh di kantong celanaku bergetar. Satu pesan masuk dari Tod. Dia memberitahuku kalau Aong sedang mabuk di club malam yang biasanya kami datangi dulu. Aku hanya menghela nafas lelah. 

Aku meminta Tod untuk mengantarkannya pulang tapi, Tod sedang ada acara penting dan tidak bisa mengantar Aong pulang. Dengan terpaksa aku harus menjemputnya dan mengantarkannya pulang. 

Dengan pakaian seadanya aku langsung menuju ke club malam dengan mobilku. Jam menunjukkan pukul 10 malam saat aku sampai di club malam. Aku keluar dari mobilku dan langsung menuju kedalam, mencari keberadaan Aong. 

Dia ada disana, duduk sendirian dengan beberapa botol minuman keras kosong di depannya. Sedang meracau tidak jelas dengan wajah yang sedikit memerah. Aku menarik tangan kanan Aong dan memaksanya untuk berdiri. Dia masih meracau tidak jelas sambil jalan terhuyung karena aku menarik tangannya untuk keluar dari club malam tersebut. Ini terakhir kalinya aku berurusan dengan Aong lagi. 

Setelah mengantarkannya pulang yang untung saja rumahnya selalu sepi, maksudku tidak ada orang tua Aong disini. Karena yah, kedua orang tua Aong sudah mengetahui hubungan kami dulu dan beliau juga baik-baik saja malah bisa dibilang orang tua Aong dulu mendukung hubungan kami. 

You're Mine (BNY) ? On-hold Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang