8. I Do Love You.

55 7 0
                                    

Dari pagi ke malam hingga malam kembali bertemu pagi Doyoung tak habis-habisnya menyerang Jeselyn dengan ribuan pesan via Line. Entah dalam bentuk huruf atau emoticon. Hatinya setiap hari bertambah tak karuan saat sosok Jeselyn tidak dapat ia rasakan keberadaannya dalam radius 10 meter. Maka dari itu, jika bertemu saja tidak bisa mungkin bertukar pesan bisa meredakan hatinya yang tak karuan.

Line

Jeselyn: kau bawel sekali Doyoung! 💞💞💞

Tapi kau tak pernah bosan kan?

Jeselyn: baiklah, sekarang aku bosan. Jangan kirimi aku pesan lagi😡🔪

Doyoung terkekeh, bisa-bisanya Jeselyn seperti itu disaat Doyoung sedang rindu-rindunya. Satu harapan Doyoung yang ia panjatkan sekarang, meminta pencipta pintu kemana saja milik doraemon segera datang. Tapi ia tau itu mustahil, dengan senyuman mengembang ia kembali mengetikkan sebuah kalimat.

Jika kau seperti itu, kecil kemungkinan aku bisa bosan pada mu. Ah, aku jadi lebih suka kau yang bosan daripada periang kkkkkk 💋💞💓😘😂

Tiga puluh menit setelah mengirim pesan tersebut, tidak ada balasan atau pertanda bahwa Jeselyn melihat pesan itu. Doyoung khawatir. Dirinya tidak ingin mati karena terlalu rindu pada sosok Jeselyn yang kerap kali menambah rasa sayangnya tatkala melakukan hal yang tak terbayang oleh Doyoung.

I do love you.

Ponselnya hening, Doyoung sudah spam di Line Jeselyn entah berapa kali. Ia mencibir sambil melempar ponselnya ke atas ranjang dan keluar untuk mendapatkaan sebotol air dingin segar dan buah apel yang sudah dipotong dadu oleh Ibunya. Suara benturan sandal di atas lantai marmer menggema, memantulkan aura sepi yang kuat seperti rumah hantu. Doyoung tidak takut. Ia tidak takut hantu.

"Doyoung?"

"AIGOO!!!" Botol yang di genggam Doyoung terjatuh tanpa ditutup. Menciptakan genangan air yang tidak merata di dapur.

Taehyung termangu untuk beberapa detik mencerna atas dasar apa Doyoung berteriak seperti itu di siang bolong.

"Neo micheosseo?" Taehyung memasang muka konyol penuh tanda tanya lalu pergi meninggalkan Doyoung yang sedang menenangkan degupan jantungnya.

Lantas setelah sedikit baikan, ia meraih botol minumnya yang mencetak retakan kecil di dalamnya. Ucapan syukur Doyoung panjatkan dalam hati karena Hyungnya tidak ada disitu, jika iya mungkin nyawanya sedang bimbang dari raga Doyoung sekarang antara ingin pergi atau tetap diam karena tumbler minumnya retak.

"Doyoung!!!" Taehyung berteriak memanggil Doyoung dari ruang keluarga. Suaranya sedikit berbeda dan terkesan serak. "Ne??"

Doyoung datang ke ruang keluarga membawa wadah yang berisikan buah-buahan beraneka warna. "Sepertinya sebentar lagi kau akan menikah, Doyoung-ah."

"Mwo?!"

"Eomma dan appa telah memesan pulau pribadi untuk pesta pernikahan mu dan Jeselyn. Tapi kau jangan beri tau siapa-siapa ne?? Hanya Eomma, Appa dan aku yang tau tentang hal ini." Ujar Taehyung melahap sepotong melon segar.

Doyoung menyalakan tv, "Lalu, apa yang harus aku lakukan?"

Taehyung menggidikkan bahunya, "entah, mungkin kau harus siap-siap dengan......" Kedua alis Taehyung bergerak ke atas dan ke bawah.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 21, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Just Like A DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang