Part 22

575 82 8
                                        

LETNAN KIM JONGIN POV :
.
Tujuh hari telah berlalu..
.
Aku masih berdiri di bangunan menara perbatasan korea utara dan selatan bersama letnan sehun.. setelah jamuan makan malam itu para perdana mentri korea selatan meminta kami untuk melihat keadaan di perbatasan khusus nya District 1..
.
Setelah pemberontakan tentara militer korea utara malam itu, menyebabkan Yang Mulia sang pemimpin negara korea selatan meninggal dunia..
.
Mereka memintaku untuk memperkuat perbatasan korea selatan dan korea utara di district 1.. dan memastikan tidak ada lagi pemberontak tentara korea utara yang berani kembali masuk kedalam negara korea selatan..
.
Sore ini cuaca semakin dingin.. kueratkan mantel hangat militer yang aku pakai.. matahari sedikit malu dan sudah bersembunyi di balik awan-awan yang sedikit gelap.. dan beberapa perahu kayu mengantarkan beberapa tentara militer menuju jalan pulang kembali ke markas untuk beristirahat..

 dan beberapa perahu kayu mengantarkan beberapa tentara militer menuju jalan pulang kembali ke markas untuk beristirahat

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Setangkai bunga hias yang dapat tumbuh subur di District 5.. wilayah barat korea utara, wilayah termiskin di negara kami.. Bunga yang hanya akan tumbuh subur pada tanah dengan keasamaan tertentu.. ahreum pasti akan menyukainya..
.
Kulihat dari kejauhan letnan sehun berjalan mendekat membawa dua buah cangkir hangat dikedua lengannya..
.
Dari kejauhan pun aku bisa mencium aroma kopi perkebunan perbatasan District 3, wilayah termakmur dari negara kami.. hasil panen pangan yang tumbuh subur dan selalu dikirim ke negara tetangga jika musim dingin telah tiba.. dengan kepulan asapnya yang mengepul diatas cangkir.. menandakan kopi itu masih sangat hangat..
.
"Minumlah letnan.." ucap letnan sehun mengulurkan lengannya dan memberikan secangkir kopi padaku..
"Terimakasih.. letnan.." ucapku mengambil cangkir hangat dan sedikit mencicipinya..
.
"Keadaan disini sudah aman.. jenderal meminta kita kembali ke istana utama.. tidak lama pengawal akan mengirimkan mobil untuk menjemput kita.. tidak akan lama.. beristirahatlah selagi menunggu.. letnan.." ucap letnan sehun kembali mencicipi secangkir kopi hangat dicangkir miliknya..
.
aku menoleh dan sedikit memperhatikan sikapnya selama kami bersama disini selama 7 hari.. dia sangat berbeda dari pemimpinnya.. selalu tersenyum dan tidak memperlihatkan kekerasan sedikitpun dalam dirinya..
.
"Sudah berapa lama kau bekerja dengannya letnan?" ucapku sedikit membuka percakapan..
"..." sang letnan menoleh dan sedikit mengerutkan dahi.. menandakan dia kurang mengerti..
.
"bekerja untuk mengabdi pada--
.
pemimpin mu..
.
--negaramu.." ucapku kembali mencicipi secangkir kopi.. sang letnan tersenyum dan sedikit menyender pada menara perbatasan yang tingginya hampir 20 meter..
.
"dari mulai saat orang-orang diusiaku hanya memikirkan bermain.. dan---
.
Sang letnan tiba-tiba terdiam dan tersenyum.. sedikit memikirkan seuatu di dalam kepalanya..
.
"Dan ketika jenderal berusia masih sangat muda berusia 6 tahun-- ketika jenderal sudah mengerti bahwa dia tidak memiliki seorang ibu sejak ia dilahirkan.. dan selalu menangis di depan mahkota ibunya yang tidak lain adalah istri yang mulia setelah.. setelah jenderal dimarahi oleh ayahnya karena dididik sangat keras.." ucap letnan sehun kembali mencicipi secangkir kopi dari cangkir miliknya..
.
Ketika sang jenderal dididik sangat keras..
.
"..." aku hanya menganggukan kepala dan kembali mencicipi secangkir kopi..

Jenderal 'Park'Where stories live. Discover now