Baekhyun tidak ada di rumah ketika aku pulang. Dia tidak mengatakannya di telepon sebelumnya tapi aku menduga ia harus bekerja.
Hampir jam 5 sore jadi aku memutuskan untuk melakukan tugas regulerku di hari Minggu seperti biasanya yaitu menelpon orang tuaku. Ibu menjawab telponku pada dering pertama. Ayah menerimanya di ekstensi lain. Mereka bertanya bagaimana aku menghabiskan seminggu ini dan aku mengatakan aku mengisinya dengan kegiatan seperti biasanya, tanpa menceritakan pesiar kecil ke napa dengan Jeon Jungkook tentu saja.
Dapur di rumah orangtuaku akan direnovasi jadi aku harus mendengarkan sekitar sepuluh menit ketika Ibu menggambarkan persis apa yang harus kontraktor kerjakan dan lengkingan ayahku setiap tiga puluh detik atau yang lebih mengeluh tentang biaya counter baru, lemari dan segala sesuatu yang lainnya. Sebuah pertengkaran kecil pun terjadi dan ibu pun akhirnya berkata mereka harus berdiskusi tapi tidak di sini ketika ditelepon denganku. Terima kasih Tuhan.
"Apa Daehyun hyung ada?"
"Dia baru saja menidurkan bayinya. Sebentar ibu panggilkan," kata Ibu.
Aku benar-benar harus bicara dengan hyungku. Aku sudah menundanya sepanjang akhir pekan. Aku tahu jika aku menelponnya Jumat malam, aku pasti sudah sangat marah, aku mungkin akan mengatakan sesuatu yang akan membuatku menyesal. Tapi sekarang, waktunya telah berlalu di mana aku mungkin bisa bercakap-cakap dengan lebih rasional dengan dia.
Ketika Ibu dan ayah memberikan telpon pada Daehyun hyung, aku berkata, "Apakah kau memberitahu Hoseok di mana aku berada?"
"Apa? Tidak! Aku hanya bilang Seoul."
"Lalu ia menguntitku."
"Dia apa?"
Aku berkata, "Hoseok muncul di pintu rumahku Jumat malam."
"Astaga." Rasa terkejut muncul dalam suaranya dan benar-benar takut kemudian berubah menjadi menyesal. "Aku sangat menyesal."
"Ya."
"Ini salahku. Oh ya Tuhan. Aku sangat menyesal."
Dan selanjutnya selama dua menit atau lebih, ia terus meminta maaf belasan kali setelah aku menjelaskan apa yang terjadi. Aku tahu dia benar-benar menyesal tapi aku mengatakan padanya untuk berhenti meminta maaf. Aku sampai ke bagian tentang bagaimana seseorang menyelamatkanku tapi aku tidak mengatakan padanya siapa orang itu. Aku hanya mengatakan orang itu adalah tetangga.
"Aku hanya ingin hyung melakukan sesuatu untukku," kataku, berusaha untuk membawa percakapan ini lebih akrab lagi.
"Apa saja. Aku akan melakukan apa pun."
***
Senin pagi. Aku sampai ke mejaku tanpa melihat Namjoon, terima kasih Tuhan. Hal terakhir yang kubutuhkan adalah bosku bertanya tentang akhir pekanku dan mendeteksi dari wajahku yang merona atau bahasa tubuhku bahwa aku telah merencanakan sesuatu. Tentu saja, ia tidak tahu aku telah berkencan dengan Jungkook. Tapi konsekuensi dari kencanku dan tidur dengan seseorang yang mempunyai hubungan kerja dengan kita bisa menjadi bencana bagiku dan masa depanku.
Aku akhirnya melihat Namjoon sekitar jam 11 pagi. Dia berhenti di mejaku dan berkata aku harus mengemasi barang-barangku.
Hatiku mencelos. Apakah dia tahu? Apakah dia tahu aku telah melanggar kepercayaannya dengan berkencan dengan Jungkook? Aku merasa tenggorokanku kering dan menjadi awal dari rasa yang sedikit menyengat yang kau dapatkan sebelum kau menangis, saat air mata menggenang.
YOU ARE READING
[Seq] Fade Into Me (KOOKMIN)
FanfictionAgak sedikit berlebihan untuk menyebut seseorang itu sempurna dan aku tidaklah terlalu naif untuk berpikir bahwa orang seperti itu ada. Aku bersama seorang pria yang tampan yang memiliki hati menakjubkan, ambisi tak terbatas dan ia tergila-gila pada...
![[Seq] Fade Into Me (KOOKMIN)](https://img.wattpad.com/cover/92628988-64-k347199.jpg)