2. Rumah Sakit

202K 18.5K 3.4K
                                    

2

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



2. Rumah Sakit

Nathan dan Nayya kini sudah sampai di parkiran. Namun cewek jenius itu masih saja merengek memohon agar Nathan mau pergi ke rumah sakit dan meminta maaf pada Seno.

Nathan berbalik badan, memandang jengah sahabatnya yang sudah berdiri dengan wajah melas. "Kayak gini gue jadi makin gatel nonjok Seno tau nggak."

Kalimat ketus itu seketika membuat Nayya tersenyum lebar, menghampiri Nathan dan menyenggol lengannya. "Mau, ya? Minta maaf nggak bikin lo jadi hina, Nath."



"Udah nggak usah ceramah, gue malah tarik omongan nih

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




"Udah nggak usah ceramah, gue malah tarik omongan nih."

Nayya segera menutup mulut sambil menggeleng. Gadis cantik itu mengacukan kedua jarinya. Nathan disenggol dikit aja bisa berubah pikiran.

"Langsung aja, ya? Pak Aji udah disana."

"Hm."

Nayya sudah bersiap menaiki motor Nathan, namun teriakan dari dua orang di belakangnya membuat cewek itu memekik kaget. Nayya mendelik melihat Luna dan Zia berdiri di belakang mereka dengan ekspresi galak.

"Mau kemana kalian?" tanya Zia. Nathan seperti biasa mengabaikan dua anak bawel itu.

"Gue pinjem Nathan sebentar, ya?" tanya Nayya tak enak hati. Pasti mereka sudah janjian pulang bareng.

"Menurut lo gue bakal ngijin gitu?" Zia memandang tajam Nayya. Nathan yang sudah naik di motor menoleh.

"Lo pikir Zia bakal ngijinin apa?" sahut Luna ikut emosi.

Nayya tersentak kaget. Tak ada dalam pikirannya Zia sampai tak terima dia pergi bersama Nathan. Padahal biasanya cewek itu menyarankan Nayya untuk diantar Nathan pulang karena tak ada jemputan.

"Zi? Kok gitu sih..."

Zia berdecak. Maju dan mencubit pipi tembem Nayya. "Kita lo anggep apaan sih, Nay?"

Nayya mengerjap bingung. Luna ikut mendekat dan merangkul pundaknya. Di belakang mereka Nathan memutar bola mata malas.

"Inget, masalah lo masalah kita juga." ujar Luna.

Kelas Sebrangan ( AS1 ) TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang