TTS Lima - Berubah 45 derajat

3 0 0
                                    

Setelah kejadian hari itu, Gina jarang menyapaku setiap hari, kadang hanya sebentar bertanya tentang Harry. Setelah mendapatkan cukup informasi dia akan pergi begitu saja, tanpa membicarakan hal lain denganku. Senyum ramahnya sedikit di kurangi dari takaran biasanya.

Tapi, semakin hari aku dan F4 semakin akrab. Terutama dengan Harry, sedikit demi sedikit dia mulai terbuka padaku, aku mulai mengetahui tentang keluarganya, kehidupannya, teman-temannya yang juga Gina ketahui, karena aku memang harus memberitahunya. Walaupun Harry tidak pernah bercerita tentang cinta-cintaan, tetapi tidak apa-apa. Aku mengerti, laki-laki memang tidak banyak yang mau bercerita tentang kondisi hatinya. Terkadang akupun sering curhat sama Harry, entah kenapa aku merasa Harry seperti kakakku sendiri.

Hari ini di kelas, aku merasakan sakit sekali di perutku. Kenapa ya? Padahal ini masih pagi dan akupun sudah sarapan dengan cukup tadi.
Ah sudahlah paling hanya sakit perut dadakan.

Memasuki jam pelajaran pertama, yaitu IPS. Aku pun mulai memfokuskan fikiranku dan segera melupakan rasa sakit di perutku ini.

"Baiklah anak-anak, hari ini Ibu akan membahas tentang interaksi di masyarakat. Nah, kali ini Ibu mau sistem pembelajarannya yaitu bertamu. Jadi, ada yang menjadi tuan rumah dan ada yang menjadi tamunya. Meja pertama sebagai tuan rumah, meja kedua sebagai tamu, begitu terus urutannya ya. Kemudian tamu harus membawa soal yang akan di jawab oleh tuan rumah. Soal yang di buat adalah pendapat serta pengetahuan tuan rumah tentang materi ini. Sampai sini, ada yang ingin di tanyakan?" ucap Bu Sri, guru IPS kami.

"Bu, kalau gitu enakan yang jadi tamunya dong bu? Tinggal nanya-nanya aja." tanya salah satu anak di kelasku.

"Oh, tentu tidak. Jadi tamu pun akan di beri satu pertanyaan oleh tuan rumah dan di bawa pulang kembali ke meja. Bagaimana, bisa di pahami semuanya?" tanya Bu Sri memastikan.

"Paham, Bu.." serempak anak-anak di kelas pun mulai mempersiapkan diri menjadi tuan rumah dan tamu. Hmm aku sendirian, dan untung saja aku jadi tamu. Tapi, siapa yang akan jadi tuan rumahnya?
Ternyata Harry, karena satu baris ada 5 meja. Urutan awal yaitu tuan rumah, jadi aku harus bertamu ke barisan satu paling akhir, tuan rumah : Harry dan Tyo. Ckckck

Setelah mempersiapkan pertanyaan aku pun mulai bangkit dari kursiku dan berjalan ke pojok belakang. Meja Harry.
Sebelum itu, aku sempat melirik ke arah Gina. Dan kulihat dia sedang memperhatikanku yang sedang berjalan ke arah Harry. Buru-buru aku memalingkan wajahku supaya Gina tidak curiga kepadaku.

Oke, ini meja Harry. Tapi Tyo mana? Ya ampun, Tyo malah ikut temannya yang lain bertamu! hahaha

"Assalamualaikum," ucapku, supaya berasa nyata bertamunya.

"Waalaikumsalam, masuk. Mari, silahkan duduk." Harry menjawab salamku dan mempersilahkan aku duduk di hadapannya. Ya, Harry ada di hadapanku saat ini, dia tersenyum. Manis.

"Oke, gue langsung aja nanya nya ya Ar?" agar cepat selesai lebih baik aku tanyakan sesegera mungkin.

"Santai aja Jul, jangan buru-buru. Minum dulu lah, ini sebentar ya mau rasa lemon, jeruk? Ada pinus, lavender juga ada." Harry yang sibuk memilah-milah aroma dari cairan untuk mengepel, terlihat seperti salesman yang sedang menawarkan dagangannya.

"Ar, please deh! Itu bukan buat di minum, lo tuh mau bikin gue mabok? Tanggung jawab kalau gue abis ini mabok!" omelku pada Harry.

"Hahaha, iya iya. Abis biasanya kan orang kalau bertamu nyuguhin air, nah gimana adanya ini gak ada sirup apalagi orson! Hahaha," Harry tertawa lepas. Dan, berisik.

"Tolong yang di belakang jangan berisik, kalau tidak mau saya keluarkan dari kelas." Bu Sri menegur kami berdua. Anak-anak pun melihat kearah kami, anggota F4 yang lain tersenyum konyol, dan kulihat Gina melihatku dengan tatapan yang sulit di artikan. Aku hanya menunduk malu. Harry? Tersenyum, tebar pesona banget.

TEKA-TEKI SAYANG (TTS)حيث تعيش القصص. اكتشف الآن