Lampu belum dinyalakan saat Yoora sudah memasuki apartemen, sepertinya Kyuhyun tidak ada niat satupun untuk menyalakan lampu itu. Padahal Yoora sudah sangat yakin bahwa Kyuhyun sudah sampai lebih dulu dibanding dirinya.

Kenapa rasanya sangat mencekam sekali? Yoora menjadi semakin takut, bahkan perutnya terasa kram saat ini. Apakah ketakutannya juga akan berpengaruh pada janinnya yang baru berusia hampir tiga bulan ini?

Dari pada merasa semakin takut, Yoora memilih untuk menyalakan lampu dan setelah itu mendudukan dirinya di sofa depan TV. Sesekali tangannya mengusap perutnya yang semakin bulat itu, berharap bahwa anaknya tenang di dalam sana. Menyugestikan dirinya sendiri bahwa ini akan baik-baik saja.

Yoora menoleh saat mendengar derap langkah dari arah tangga, itu pasti Kyuhyun, batin Yoora. Dan benar saja, tak lama Kyuhyun muncul dengan stelan nya yang lebih casual namun tetap rapih untuk ukuran orang yang akan berpergian. Mau kemana pria itu?

"Kau mau kemana?" Tanya Yoora hati-hati. Kyuhyun melirik Yoora sebentar sebelum kembali melangkah sambil berkata, "Jangan tunggu aku" kemudian pria itu menghilang dibalik pintu utama.

Jika Yoora bisa memilih, bolehkah ia lebih memilih dimaki saja daripada harus didiamkan seperti ini? Baru saja ia merasa sedikit bahagia, namun kenapa sudah seperti ini lagi?

Haruskah malam ini ia menangis lagi? Ia tidak mau, tapi air matanya terus memaksa hingga Yoora sudah tidak bisa lagi menahannya. Biarkanlah sekali lagi malam ini menjadi saksi bisu tangisan Yoora serta harapan Yoora untuk kebaikan diesok hari.

-=JJ=-

Entah pukul berapa saat ini, namun yang Yoora tahu bahwa ini masih tengah malam saat ia kembali ke dalam dekapan seorang pria yang selalu ia rindukan---pria yang selalu ia cintai, Cho Kyuhyun.

"K-kyu..." Yoora terkejut, tentu saja, seingatnya ia masih berada di sofa lantai bawah, tertidur di sana. Tapi tiba-tiba entah di jam ke berapa ia sudah berada dalam gendongan Kyuhyun menuju ke lantai atas. Tentu saja banyak pertanyaan yang berseliweran di otaknya, namun tak ada satupun yang mampu keluar dari mulutnya.

Apakah Kyuhyun tidak marah?

Apakah Kyuhyun memang sudah benar-benar berubah?

Kapan pria itu pulang?

Kemana saja dia pergi?

Apa yang ia lakukan?

Kenapa ia menggendongku seperti ini?

Disini gelap, apakah Kyuhyun memang kembali untuk meminta maaf atau memang ia---

"Akh.." Yoora sontak berteriak saat tubuhnya mendarat dengan kasar di ranjang. Meski ia mendarat di ranjang, namun lemaparan Kyuhyun bukan main-main bahkan hingga membuat perut Yoora kembali kram, pria itu gila---sangat gila.

Tiba-tiba pria itu mendekat dan menempatkan diri diatas Yoora dengan kedua tangan yang berada di sisi kanan dan kiri wanita itu. Sialnya karena posisi itu Yoora bisa melihat mata Kyuhyun menyala memelototi wajahnya. Yoora gemetar, perutnya kram tapi otaknya sedang sibuk berfikir bagaimana menghadapi Kyuhyun malam ini.

"Yoora..." suara Kyuhyun yang pelan memasuki gendang telinganya dan bau alkohol langsung memasuki pernafasan Yoora, Kyuhyun mabuk.

"Shin Yoora..." panggil Kyuhyun lagi lebih pelan dari sebelumnya, namun sialnya itu tambah membuat Yoora ketakutan.

Hening beberapa saat dengan deru nafas dari keduanya sebelum tiba-tiba Kyuhyun berteriak dengan mengerikan, "SHIN YOORA!" Dan langsung mencengram dagu Yoora dengan sangat kencang.

[KYU✔] But, I Love YouWhere stories live. Discover now