[4/4] Abreaksi

Mulai dari awal
                                    

'Dia pantasnya mati saja.'

'Kudengar dia sudah tak punya keluarga.'

'Mana ada yang mau menampung bocah mengerikan seperti itu. Dia pasti sudah dibuang!'

'Dasar homo! Pergi sana!'

Sehun membungkuk, memegangi dadanya yang sesak. Secara tidak harfiah merasakan ngilu. Tubuhnya seketika menggigil, merasakan panas sekaligus peluh yang mendingin. Pupilnya mengecil dan bergerak gelisah. Kekhawatiran dan ketakutan seolah menyergapnya dari seluruh penjuru arah. Sehun merasa dihantui dan ingin cepat-cepat kabur dari situasi mencekam ini. Namun kedua tungkainya menolak berkompromi, sendi-sendinya seolah melebur jadi jelly.

Tubuh pucat itu pun ambruk, berakhir pada tumpuan kedua lutut. Suara-suara dalam kepalanya terus berputar. Membuat Sehun merasa migrain tanpa alasan. Sebelah tangan pucat itu meremas erat surainya sendiri.

"Shixun?" Kris masih terpaku di tempat namun memperhatikan segala perubahannya.

Kini bibir pucat itu mulai berkomat-kamit tidak jelas, wajahnya meringis seolah menahan penderitaan yang amat sangat. Tatapan tajamnya pun mendadak liar. Kris tahu Sehun tengah mengalami pesakitan secara psikologis. Mentalitasnya mengalami distraksi hingga menyiratkan untuk segera mencari pelampiasan.

Bagus. Rupanya pancingan Kris berhasil. Meski kini harus merasakan kecemasan, namun setidaknya pria blasteran itu tahu bagaimana cara mengundang rasa sakau dalam diri Sehun.

Perlahan pria itu mendekat, sebelum akhirnya kembali mundur saat Sehun tiba-tiba bangkit. Pemuda itu menatap Kris tajam juga sarat ketakutan. Kris sendiri berusaha untuk terlihat tenang.

"Shixun, apa yang kau rasakan?" tanya Kris hati-hati. "Apa yang kau butuhkan?"

Kepala Sehun langsung bergerak, mencari-cari sesuatu. Manik cokelatnya menatap sekeliling, dan seolah baru tersadar bahwa sekarang ia tidak sedang berada di rumahnya. Wajah itu terlihat semakin pasi.

"Shixun, tenanglah. Kau aman di sini."

Sehun kembali menatap Kris untuk kemudian beralih cepat pada pintu keluar di belakangnya. Tanpa menghiraukan pria tersebut, kaki-kaki gemetar itu pun merangsak maju. Menghasilkan kontak keras dengan tubuh Kris yang seketika menghadang tak memberinya ijin untuk pergi.

"Mau ke mana kau?"

"Lepaskan aku!" Sehun berteriak keras dan mulai memberontak begitu Kris berusaha menguncinya. "Lepaskan aku! Lepaskan, brengsek!"

"Dengar Shixun, aku akan membuatmu sembuh asal kau mau mendengarkan ucapanku," ujar Kris penuh penekanan di telinganya.

Namun pemuda tersebut menolak patuh. Mengabaikan rasa nyeri di bahu belakangnya, Sehun terus melawan Kris. Menendang, menyikut hingga akhirnya tangan kirinya berhasil menghadiahi wajah tampan itu dengan bogem mentah.

BUGH!

Kris sedikit limbung ke belakang, membuat Sehun segera ambil kesempatan dan lari keluar toilet. Kris mengumpat dan mengejarnya. Hingga sebelum pemuda itu meraih gagang pintu depan rumah, Kris telah berhasil menangkap dari belakang. Sehun pun diangkat untuk dibawa kembali menuju dalam.

"Aarghh, turunkan aku! Lepas! Pergi dariku! Pergi!!"

Sehun terus berteriak ganas dengan kaki memancal-mancal udara tak karuan.

Tak mengindahkan kupingnya yang berdengung akibat lengkingan tersebut, Kris membawanya masuk ke kamar mandi. Melepaskan tubuh pucat itu hingga tersungkur ke atas ubin. Setelah mengunci pintu dari dalam, Kris langsung menyambar selang shower. Memutarnya penuh dan segera menyemprotkan ke arah Sehun.

FATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang