1. Black; Awal Dari Semua

13 1 0
                                    

Bel istirahat sudah berbunyi sejak sepuluh menit yang lalu. Anak-anak Sekolah Dasar sudah berhamburan keluar kelas dan bermain bersama teman-temannya. Gerombolan kelas atas biasanya menguasai daerah lapangan bola,terutama golongan anak laki-laki. Debu-debu berterbangan dan menyapu kulit mereka. Namun, mereka masih asyik menendang dan berteriak membuat anak-anak lain yang melewati lapangan bola tertarik ikut menonton.

"Ron!! Roni oper kesini!!" seorang anak laki-laki dengan baju merah putih yang sudah berantakan dan kotor akibat terkena debu berteriak kencang. Membuat anak jangkung yang ia panggil menoleh.

"Iya tau! Bentar! Yah..!" Roni mendesah kecewa ketika bola sepaknya berhasil direbut oleh lawannya – kelas sebelah-. Anak dengan baju keluar tadi mengacak rambutnya dan akhirnya memutar tubuhnya untuk mengejar bola itu.

"Ryan!! Jagain tuh si Dennis! Jangan sampe nge-golin dianya!!" Anak laki-laki itu sepertinya benar-benar sedang bersemangat kali ini. Bahkan wajahnya sudah mulai memerah karena kelelahan dan terik matahari juga membakar lapangan sepak bola.

DUAK!

DASH!

GUBRAK!!!!!

Guntur, anak laki-laki yang sedang bersemangat dalam mengejar bola lawannya akhirnya melakukan sliding tackle. Membuat Dennis yang tidak siap dengan apa yang barusan terjadi terjatuh dan berguling ke tanah. Guntur menatap tidak percaya. Ia tidak menyangka bahwa tendangannya tadi bisa membuat seorang Dennis yang notabanenya badannya lebih besar darinya tersungkur jatuh.

Namun, apa yang terjadi? Guntur malah menampakan cengiran menjengkelkan alanya. Bahkan tidak ada raut wajah bersalah melakukan hal itu. Walaupun itu termasuk dalam pelanggaran permainan, Guntur tetap tidak menghiraukannya. Toh siapa juga yang menjadi wasit? Disini mereka bermain bebas sesuka hati mereka.

Guntur celingukan mencari bola sepak yang tadi ia tendang. Sepertinya ia tidak begitu mengerahkan tenaganya untuk menendang bola sepak tadi.

"Woy! Dimana bolanya sih? Kok ngilang?" Guntur berteriak sambil memegang pinggangnya, mengatur nafasnya. Ia melihat Roni yang bersitatap dengannya. Roni mengangkat dagunya dan matanya melihat ke belakang Guntur. Sepertinya ia sedang menunjukkan sesuatu yang ada dibelakangnya.Pelan-pelan ia memutar badannya menghadap kebelakang.

Dan Ya! Wow!

Guntur kembali memperlihatkan cengiran bodohnya.

Seorang anak perempuan berkuci dua tak jauh dari lapangan bola sedang melihatnya dengan tatapan yang sulit diartikan. Di sampingnya berserakan tanah dan daun-daunan yang sedang dibuat masak-masakan. Dan di sampingnya ada sebuah bola sepak yang masuk kedalam ember berisi air yang menjadi panci dalam masak-masakan.

"Ups" hanya itu yang keluar dari mulut seorang anak laki-laki usil, Guntur Permana Ellan.

***

KRING!!!!!!

Semua siswa berhamburan masuk kedalam kelas terutama gerombolan anak laki-laki. Hari ini adalah hari pertama Ujian Tengah Semester 1. Kelas VII A yang terkenal dengan keributan kelasnya segera duduk di nomer meja yang sudah di tentukan saat seorang guru memasuki kelas.

Seorang gadis dengan kacamata yang berukuran besar sedang mempersiapkan papan dan tempat pensilnya. Setelah itu ia beranjak ke depan kelas untuk menaruh tasnya disana karena itulah peraturan saat ujian. Ketika ia hendak duduk kembali, seorang gadis memasuki kelasnya sambil terengah-engah.

"Huftt.. untung belum mulai ujiannya, hehehe" gadis itu tersenyum penuh cengiran kepada gadis berkacamata tadi dan di balas dengan gelengan kepala.

Black Or WhiteWhere stories live. Discover now