Fade

1.7K 221 17
                                    


Kalian pernah mendengar istilah cinta itu buta?.

Hanya pernah mendengar atau pernah juga merasakan?.

Sama halnya denganku, aku pernah mendengar dan pernah pula merasakan.

Aku dulu buta akan segala hal, yang aku tau dan pikirkan hanya bersamanya dan bersamanya. Pukulan telak menyadarkanku akan semua hal. Kadang keegoisan dalam dirimu akan menjadi duri dalam dagingmu sendiri. Aku tak pernah menyalahkan dirimu akan nasibku, karena itu pilihanmu. Hanya saja pilihanmu bukanlah aku.

















"Kau mau kemana hyung". Langkah Suga terhenti mendapati adiknya yang baru menaiki tangga.

"Aku harus ke studio, paman Cha akan memarahiku jika liriknya tak selesai".

"Kau masih sakit hyung istirahatlah". Jihoon mempoutkan bibirnya sebal.

"Aku sudah lebih baik". Suga menuruni anak tangga mendekat pada sang adik.

"Baiklah aku ikut". Suga hanya mengangguk diikuti Jihoon yang mengekorinya seperti anak pada induknya.






























Seokjin terlihat sedikit berlari di area parkir, secepat kilat ia menarik lengan Namjoon.

"Nomer berapa apartemennya". Jin masih tergopoh menaiki anak tangga.

"102 hyung, itu diujung". Dengan tak sabar Jin menekan nekan bel beberap kali.


























Suga sibuk menulis lirik dalam kertas note, sesekali ia mengigit ujung pensil atau mengetuk pada kepalanya saat berpikir keras.

Jihoon tak bersuara karena terlelap dalam sofa kecil yang berada disebelah meja kerja Suga. Ia menatap sendu sang adik.

Maafkan hyung Ji, kau satu-satunya keluargaku disini Ji, maafkan hyung yang belum bisa memberikanmu sesuatu yang layak.






Jam tengah menunjuk angka 9 malam. Namjoon masih setia menunggui Seokjin yang masih memencet bel apartemen Suga.

"Hyung, kita kembali besok yah, kurasa mereka tengah pergi". Seokjin menggeleng lemah dengan tangis yang sedari tadi tengah menghiasi pipinya.

"Hyung kita sudah menunggu 2 jam hyung, kau bisa sakit menunggu di luar dengan cuaca begini". Seokjin akhirnya mengalah melihat Namjoon yang nampak kedinginan. Bukan karena ia tak membawa mantel tebal atau apa, karena saat ini mantel itu telah bertengger nyaman di pundak kekasihnya.
"Besok antar aku kesini lagi". Namjoon mengangguk dengan senyum manisnya. Meski dirinya masih tak mengerti apa yang terjadi dengan kekasihnya kini.
























































Di pagi hari yang mendung dengan rintikan hujan membuat semua orang menguap malas untuk bepergian keluar.

Begitu pun suasana kampus yang nampak lenggang kali ini.

Namjoon berjalan cepat menuju kelas Hoseok menyerahkan beberapa kertas berisi data-data klub. Jimin nampak mengikuti Hoseok yang kini tengah berjalan ke arah lapangan. Hari ini untuk sementara ia akan mewakili Namjoon yang sedang absen.

Suga berjalan dengan mata berkantung, terlihat jelas lingkar mata hitam yang tak indah menghiasi bagian wajahnya.

Jimin tersenyum cerah mendapati yang ditunggu-tunggu akhirnya datang.

be Happy (MINYOON ft. Taegi)Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu