Haechan Birthday #2

4.7K 343 2
                                    

reader's Pov.

Haechan tidak menjawab pertanyaanku. Ku pikir dia sudah tertidur pulas. Tetap saja aku khawatir. Sore harinya, Haechan terbangun.

"Kau sakit?"tanyaku.

"Molla,"jawabnya singkat. Wajahnya pucat.

"Gwenchana?"tanyaku memastikan.

"Tentu,"dia tersenyum sedikit lalu kembali dalam tidurnya. Hari ini dia masih tidur di rumahku.

Keesokan harinya,

"Haechan! Ayo sarapan!"ajakku.

"Iya...,"pria ini terlihat lesu.

"Haechan-ah! Wajahmu pucat,"aku jadi khawatir sekali sekarang. Ia pasti menyembunyikan sesuatu pikirku.

"Iya? Sepertinya aku lupa cuci muka kemarin,"jawabnya santai. Lagi dan lagi.

"Jjinjja gwenchana?,"sambungku "Kau sakit ya?".

"Tidak, aku baik-baik saja, (y/n)..."

"Sarapan dulu! Sini aku suapin,"kataku sambil meletakkan beberapa menu di atas meja makan.

"Arraseo,"

Duk !

Haechan terjatuh tak sadarkan diri.

"Yak, Haechan!"

Haechan langsung dibawa ambulans dan diantar ke rumah sakit paling bagus yang aku tahu.

"Haechan keracunan makanan, kalau saya tebak, makanannya halus. Bubur, ya? Agak lama untuk Haechan sadar lagi, mungkin nanti malam. Biarkan dia istirahat dulu,"kata Dokter membuat hatiku kacau. Sungguh. Aku mengutuk diriku sendiri.

"Terimakasih,"lalu Dokter langsung keluar dari ruangan.

Aku pulang ke rumah untuk ganti baju dan kembi lagi ke rumah sakit sekitar jam 8 malem. Aku memasuki kamar Haechan dengan perlahan, takut kalau ia terbangun.

"Haechan-ah, hari ini ulangtahunmu. Cepatlah sadar, mari merayakan bersama bukan di rumah sakit,"mataku berkaca-kaca.

Perlahan Haechan membuka matanya. Aku terkejut.

"Mianhae, kita hanya bisa merayakannya di rumah sakit. Di balkon saja, jangan di kamar,"lalu ia menarik tanganku ke balkon kamar tempag ia dirawat.

-----

"Hari ini adalah hari ulangtahun ku, tapi aku malah berakhir disini,"katanya sambil membuang nafas panjang. Aku merasa bersalah, sungguh !

"Haechan-ah...,"suaraku bergetar.

"Kau cantik, gomawo,"ia melanjutkan dan aku jatuh dalam pelukannya.

"Mianhae, hiks!"

Haechan mengeratkan pelukannya, "Gwenchana."

"Ini semua salahku, hiks !".

Haechan mengelus suraiku lembut. Memberitahu kalau dirinya tak apa-apa.

"Aigoo..."

Ku lepas pelukanku dan ku tatap mata Haechan dalam-dalam. Masih dalam rasa pilu dan rasa kasih yang berkecamuk.

"Kau tak ada hadiah?"ia mengeluarkan senyum khasnya.

Dengan sangat tiba-tiba, ku kalungkan lenganku pada lehernya, memiringkan kepala, menutup mata, lalu mengecup bibirnya. Haechan awalnya terkejut, lalu ia memberikan simpul senyum pada bibirnya dan aku dapat merasakannya. Haechan merengkuh tubuhku dan kami saling melumat.

Kami melepaskan tautan bibir kami sebentar tanpa memberi jarak pada wajah kami. Kami pun dapat saling merasakan deru nafas masing-masing.

"Hadiah yang menarik,"lalu Haechan menangkup pipi kiriku dengan tangan hangatnya dan memulai kembali kegiatan kami.

Don't forget to vote!

Kiss❌HaechanWhere stories live. Discover now