Silent | VerKwan

Waiter?

Seungkwan pov.

.

.

.

"Seungkwan-a, belikan eomma bahan-bahan ini!" Eomma memberikan daftar belanjaan pada ku.

"Mwo aku?"

"Iya, cepat sana!"

"Ishh... mager eomma, lagian ini sudah malam. Bagaimana kalau aku diculik?"

"Tak akan ada yang berani menculikmu, tak ada untungnya juga. Lebih baik kau pergi, jadi badan bengkak mu itu bergerak."

"Yak eomma! kenapa bawa-bawa badan sih?"

Bengkak? badanku ini sehat bukan bengkak!

"huh iya iya, Seungkwanie belanja deh." aku pun mengambil kertas yang ada di tangan eomma.

.

.

.

.

.

.

.

"hmmm.... Garam sudah, gula sudah, minyak goreng sudah, tepung sudah, berarti hanya satu lagi. Kecap!" tinggal satu lagi aku bisa kembali ke kasur empukku.

"Dimana sih letak kecap? apa di rak sebelah sana ya?" aku pun berjalan menuju rak yang belum ku jamah dari tadi.

eeh? siapa itu?

aku seperti mengenalnya?

d-dia kan?

"V-vernon?"

dia membalikkan tubuhnya ke arah ku.

"Ah ternyata benar. Kau sedang apa?"

Vernon tak menjawabnya, dia hanya membalas pertanyaanku dengan menunjukkan kaleng minuman yang ada di tangannya.

"Oh... beli minuman."

"hmmm"

aish! dia selalu membalas ucapanku dengan deheman.

ah iya!

aku harus minta maaf padanya atas bekal yang ku buat itu.

"a-anu... bisakah kita bicara sebentar? ada yang ingin ku katakan padamu."

tap....

tap....

"loh kok pergi? jangan-jangan dia marah padaku." ku tatap ia yang melangkah pergi dari tempat ku berdiri.

Seungkwan pov. end

~-~-~-~-~-~-~

.

.

.

"total semuanya jadi 5.000 won."

"ah iya."

Setelah Seungkwan membayar belanjaannya di kasir. Ia pun langsung melangkahkan kakinya keluar dari mini market itu.

hap....

seseorang yang memakai masker menarik pergelangan tangan Seungkwan.

"UWAAAA!!!" Seungkwan yang terkejut langsung berteriak kencang.

"TOLO- hmptt...." seseorang itu membekap mulutnya yang ingin berteriak minta tolong.

"ya.... kenapa kau berteriak?" orang itu menampakkan wajah nya yang tertutup masker.