13; Don't you dare

6.9K 1.7K 658
                                    

Gue buruan kabur dari Mark saking malunya.

Gue lari sampai enggak sengaja nabrak Samuel yang kayaknya juga baru masuk ada di balik pintu.

"Eh, eh sorry, sorry," kata gue spontan.

Samuel cuma nengok ke gue sekilas,  ngangguk, senyum, terus jalan lagi ke kelas.

Buset, mulutnya dijual apa gimana sih???? Ngomong apa kek?

Tapi nggak apa -apa deh nggak ngomong juga ganteng.


•••

Eh pas di kelas, suasananya lebih aneh lagi.

Kak Vernon yang biasanya duduk sebelah kak Umji di kanan sekarang duduk di tempat gue—diantara Mark sama Somi deket pintu.

Samuel duduk di pojok kelas lainnya dengan Herin dengan setia di sebelahnya.

Karena tempat gue udah diambik alih, gue jadi duduk di sebelah Herin. Finding what really happen in here.

"Kak Vernon kok sama Somi, sih?" Bisik gue ke Herin.

Herin lalu nutupin mukanya pake buku—biar nggak kelihatan gerak bibirnya.

"Seems like he tryin' to move on, kak."

"Hah? Why?"

"M—"

"Kedengeran bego." sela Samuel yang membuat gue sama Herin langsung liat-liatan.

Terus kita berdua refleks nyengir dan cengengesan.

"Eyy Muel, hows life?" tukas Herin mengalihkan perhatian.

"Ck—"


Nggak lama, Mr. Eric sama Mark masuk ke kelas. Mark langsung ngambil posisi duduk sebelah gue.

Mark senyum ke gue tapi nggak gue tanggepin, masih malu bos.


"Yes, guys, I have a good news for you—wait. Where is Umji?" tanya Mr. Eric pas liat muridnya berkurang satu.

Kita semua diem nggak ada yang tahu.

"Anyone?" tanyanya lagi. "Vernon?"

Kak Vernon mendelik.

"Maybe she busy with her new boyfriend, Sir." jawabnya dingin.

Ahhhh jadi kak Vernon cemburu nih

"Sounds bad—

"No, she has extra because she will have a try out." Potong Samuel yang bikin kita menganga lebar.

Ini anak tumben ngomong???? Terus tau darimana kak Umji ada tambahan nyet???

Gue masang muka penuh tanda tanya ke Mark.

"She is his cousin,"bisik Mark sambil memajukan dagunya ke arah Samuel.

Gue nganga lebih lebar.

Kalo dipikir-pikir, nggak heran, sih.

Hhh sepertinya mereka masuk ke dalam didn't talk 2 much bc we r fab siblings.

Ketika kita semua udah biasa aja, kak Vernon masih diam membisu. Dia enggak nganga tapi dia mandangin Samuel serius banget.

"Vernon, do you wanna go to the restroom?" Tanya Mr. Eric yang membuat gue ngakak karena muka kak Vernon makin keliatan kayak nahan boker.

"Just tell us what is the good news!!" timpal Somi nggak sabar.

"Okay, okay, actually we have our progress test today!! Yeay!"

"YEAAAY!!—wait, wHAT?!?"

Gue yang hore-hore tertohok pas udah loading ngartiin mr. Eric ngomong apa.

Nggak ada good-good nya sama sekali.

Rasanya mau tenggelam di lautan amazon aja.

"Because you are happy, lets go to the computer lab now!" ajaknya yang membuat kita semua ogah-ogahan.

Gue lirik-lirikan sama Herin, "happy nggak luh?"

Dia cengengesan sambil geleng-geleng, "hehehe kagak."

•••


Gue tuh kalo reading nggak terlalu bermasalah, tapi pas listening, beuh ini gue ngorek telinga pake sabun colek juga nggak akan ngerti.

Fyi aja, kita dikasih audio pas awal dan jawab pertanyaan dari audio tersebut.

Tapi kalo denger audio udah gumoh gimana jawab pertanyaan??

Gue diem-diem ngintip komputer Mark.

"Don't you dare to cheat, sab!" omel Mark ke gue sambil nutup-nutupin layar komputernya.

"Hhhhh i would never cheating  Mark, gue setia kok!" elak gue sambil berusaha ngeliat jawaban Mark lagi.

"Bukan cheat yang artinya selingkuh pinter," omelnya lagi.

Ini kalo Mark nggak sabar kayaknya dia nampiling gue daritadi.

Gue cuma nyengir sambil berusaha lirik jawaban Mark.

"Sab!"

"Iya, iya bawel ah,"gerutu gue kesel. "Heran pelit amat jadi manusia."

"I can hear you!"katanya sambil nyubit pipi gue keras banget.

Gue menepis tangannya. "Sakit anjir, belel pipi gua lama lama!"

"Biarin."

•••

Ujian akhirnya berakhir dengan gue yang akhirnya menghitung kancing.

Hasilnya not bad sih.

Reading 92%

Listening 67%

Hhhhhhhhhhhhhh bodo amat lah.

"Aduh sab, itu nilai listening apa jalan tol rusak? Anjlok banget." ledek Mark kita udah di jalan pulang.

"IH NGESELIN YA!!" Gue mukul-mukul pundak Mark.

Mark terkekeh, "Padahal tiap hari sama native speaker."

"Native speaker palelu peang, ngomong aja nge-rapp," ujar gue kesel. "Nggak tau susahnya loading berapa lama buat ngartiin kamu ngomong?"

Mark makin ketawa liat gue, "Yaudah daripada stress mikirin nilai, ke mall yuk!"

"Ah apaan udah malem," kata gue sambil berdiri. "Ayo!"

"Ayo apa?"

"Katanya mau ke mall, ayo buruan."

"Ckckckck.... yaudah ayo!"


















English 1stTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang