Chapter 1 - Partnerku

7.2K 309 171
                                    

BAGIAN 1
Pagi ini telah menjadi yang ke sekian kalinya aku mengenakkan seragam akademi favoritku, baju putih polos lengan panjang dan beberapa kancing telah satu persatu kukaitkan dan juga rok pendek hitam di atas lutut yang telah menjadi perhiasanku sehari-hari, tidak lupa pula sebuah Name Tag bertuliskan 'Kurumi' menempel dengan indahnya di dada sebelah kanan baju seragamku.

Jubah khas penyihir berwarna hitam kelam dengan panjang selutut menjadi penanda pasti bahwa aku masih berada di kelas satu. Bisa dibilang ini adalah tahun pertamaku di Ruincrad Academy.

Ya... meski pun masih tahun pertama, namun aku cukup terkenal di antara murid kelas satu yang lainnya. Bukan hanya karena wajahku yang cantik dengan mata hitam kelam, tapi aku cukup berbakat dalam menggunakan sihir berelemen api.

Aku menyisir lembut rambut hitamku yang terurai panjang hingga sepinggul, mungkin itu juga yang menjadi daya tarik tambahan pada perawakanku yang tidak terlalu tinggi, walau hanya 155 cm, tapi bukankah aku terlihat imut dan manis?

"Fuahh..."

Ketika tengah bercermin, suara itu tiba-tiba terdengar tidak jauh di belakangku. Kulirik pemilik tubuh itu yang baru saja bangun dari tidurnya melalui pantulan cermin. Wajahnya terlihat berantakan selaras dengan rambut kuningnya yang acak-acakan setelah tidur. Kepalanya menoleh ke sana dan kemari seakan mencari sesuatu.

"Jika kau selalu bangun kesiangan, siapa yang akan mau melamar gadis sepertimu, Sica?"

Pandangan gadis bermata biru langit itu terlihat linglung seperti baru saja mengalami amnesia, dia kemudian menoleh ke arah cermin yang memantulkan wajahku dengan tatapan melas.

"Di mana laki-laki idamanku itu?"

Aneh.

Kalimat pertama yang kudengar bukan ucapan 'selamat pagi' atau sebagainya, namun dia lebih tertarik mencari seorang laki-laki yang menjadi teman sekamar kami. Ingin sekali kuabaikan pertanyaan itu, tapi aku tidak bisa melihatnya kebingungan seperti anak ayam mencari induknya, dengan terpaksa aku berkata:

"Maksudmu Ayato? Dia sudah pergi sekitar satu jam lalu."

"Huh...?"

Dengan wajah menyedihkan itu Jessica kemudian berdiri dan berjalan menuju kamar mandi, meski pun telah bangun, namun sepertinya nyawanya belum kembali sepenuhnya.

Hm, seperti yang kalian tahu, Ayato menjadi salah satu teman sekamarku selain Jessica. Entah kenapa di antara banyaknya laki-laki hebat di akademi ini, kami harus sekamar dengannya. Memang sih aku belum pernah melihat dia bertarung sebagai penyihir, karena pada saat tes masuk akademi ini dia bertarung menggunakan pedang hitamnya.

Tapi aku mengakui satu hal menarik darinya saat ini, dia tampan, bahkan mungkin dia laki-laki paling tampan di akademi ini, hahaha. Kurasa aku sedikit berlebihan.

Jessica keluar dari kamar mandi dengan tubuh indahnya yang terbalut handuk putih. Satu hal yang membuatku iri ketika melihatnya selesai mandi, dadanya yang berukuran besar dan terlihat memantul itu... berbeda dengan punyaku.

"Kurumi-Chan, apa kau tahu ke mana Ayato-Kun pergi?"

Sudah kuduga, dia masih membahas laki-laki itu, telah menjadi rahasia umum jika Sica adalah salah satu penggemar Ayato sejak mereka pertama bertemu ketika sedang melakukan pendaftaran.

Bahkan semenjak tes waktu itu, hampir sebagian perempuan di kelas satu mendadak menjadi penggemarnya, namun itu pengecualian untukku.

"Mana kutahu, dia hanya bilang ingin jalan-jalan," jawabku dengan ketus.

Wizard Fantasy: ZeroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang