Bagian 4 - Alwiranda & Arjuna

Start from the beginning
                                    

***

Awi berajalan menyelusuri jalan setapak menuju rumah Ibunda tercintanya. Setelah hampir 60 menit berada dalam taksi, Awi akhirnya sampai di Bogor. Kota kelahirannya. Yang memiliki segudang kenangan indah masa kecilnya.

"Assalamu'alaikum. ." seru Awi seraya mengetuk pintu rumah dihadapannya.

"Wa'alaikumsalam. ." jawab seseorang dari dalam rumah tersebut.

"Awiii. . . akhirnya kamu pulang juga, Nak." ucap sang Ibu seraya memeluk Awi.

"Iyalah, Bu. Awi juga udah ngambil cuti."

"Yaudah kamu masuk dulu, istirahat. Ini juga udah hampir magrib. Oiya, Ayah udah ngasih tahu kamu semuanya, kan?" tanya sang Ibu ragu-ragu.

Ngasih tau apa? Perselingkuhan Ayah sama Ibu? -batin Awi yang sebenarnya masih sulit menerima kenyataan hidupnya.

Awi menghela nafas sebelum akhirnya menjawab dengan anggukan kepala.

"Maaf ya, Wi. Itu demi kebaikan kamu." ucap Ibunda nya dengan senyum lega seraya mengusap sayang kepala sang anak.

Kebaikan apanya??? -batin Awi berteriak.

Awipun hanya kembali mengangguk. Toh percuma saja jika ingin marah kepada sang Ibu ataupun meyimpan dendam pada Ayahnya. Semua sudah terjadi. Takdir lah yang membawa nya pada situasi sekarang ini..

"Ini tupperware yang tadi dikasih sama Tante Ratna, Bu. Enggak usah masak, dihangatin aja." ucap Awi menyerahkan tupperware yang tadi di junjingnya.

***

"Ibu kenapa gak mau ikut Awi tinggal di Jakarta sih, Bu? Disini juga sendirian aja kan." ucap Awi seraya mencuci piring kotor sisa makan malam barusan.

"Di kota apa-apa serba mahal, Wi. Ibu mending tinggal disini. Udaranya masih bersih, belum tercemar lagi.." ucap Randa -Ibu Awi- seraya mengelap piring yang sudah di cuci Awi kemudian di simpan di rak.

"Ya tapi kan setidaknya, Bu. Awi suka kesepian kalau pulang kerja dirumah sendirian enggak ngapa-ngapain." Keluh Awi seraya membersihkan tangannya lalu berjalan ke ruang keluarga dirumahnya dan menyalakan TV.

"Enggak deh, Wi. Ibu lebih suka tinggal disini. Penduduknya ramah, daripada tinggal di Kota. Di perumahan pula kayak kamu, pasti jarang bersosialisasi sama tetangga, kan?" ucap Randa mengambilkan beberapa toples kue kering dan ia berikan kepada Awi, kemudian ikut duduk di samping anaknya.

"Tapi perumahan Awi kan sederhana, Bu. Enggak yang punya 5 kamar, 3 kamar mandi, kolsm renang, ini lah, itu lah. Enggak, Bu. Rumah Awi tuh Cuma ada dapur, ruang tamu, 2 kamar mandi, dan 2 kamar tidur. Satu kamar Awi, satu lagi Awi jadiin kamar tamu. Itu pun enggak pernah ada yang nempatin. Karena Awi jarang bawa temen ke rumah." ucap Awi menjelaskan sambil memakan kue buatan Ibu nya itu.

"Lah emang kamu ga punya temen?"

"Ih si Ibu kalau ngomong ya. Temen Awi banyak, Bu. Tapi kalau yang bener-bener temen Cuma Gita aja. Zaman sekarang kan banyaknya Fake friend, Bu. Kita juga harus hati-hati sama orang lain, jangan mudah percaya gitu aja. Bisa-bisa malah dimanfaatin." jelas Awi panjang lebar, sedangkan Randa hanya manggut-manggut. Entah mengerti atau tidak.

"Oiya, Wi. Kamu ada paketan?" tanya Randa yang sontak membuat Awi mengernyitkan alisnya bingung.

"Ada, Bu. Kenapa emang?"

"Ibu pinjem hp kamu dong, Wi. Ibu lagi enggak ada kuota buat nonton Live di youtube."

"Hah? Nonton Live di youtube?"

"Iya, Awi. Kamu gimana sih, sekolah tinggi-tinggi, kayak gitu aja enggak tau."

"Tunggu, maksud Ibu streaming, gitu?"

"Nah iya, Wi. Ibu lupa mulu. Taunya nonton Live aja di youtube."

Ckck Ibu salah gaul nih kayaknya -batin Awi menggelengkan kepalanya dengan senyum geli-

"Emang mau liat apa, Bu?" tanya Awi.

"Itu loh, drama yang pemain nya Lee Mih Ho, Wi." jawab Randa antusias.

"Oohhhh, The Legend of The Blue Sea?"

"Ih bukan itu, Wi. Itu yang Lee Min Ho nya holang kaya, terus ceweknya anak pembantu dirumah dia yang Mamanya bisu ituuuu." jelas Randa.

"Astagaaaa, Ibu. The Heirs? Itu mah drama lama, Buuuu."

"Ya biarin aja sih, Wi. Ibu kan baru sukanya sekarang. Gara-gara liat iklan Kopi nya dia. Ibu jadi demen."

"Ih si Ibu, baligh kedua ya, Bu? wkwk" seru Awi yang gemas sendiri melihat tingkah Ibu nya itu.

"Kamu ih. Terserah deh mau bilang apa. Ibu penasaran soalnya, baru liat sampai episode 7."

"Hehehe pissss, Bu. Nanti Awi beliin kasetnya aja deh. Sayang kalau paketan diabisin Cuma buat streaming youtube."

"Huh yaudah deh, Ibu tidur duluan yaa. Malem, Wi." ucap Randa seraya bangkit dari duduknya dan mencium kening Awi.

"Malem, Bu."

Awi tersenyum geli ketika matanya terus menatap punggung sang Ibu. Ibu gaul nya itu. yang entah sejak kapan mulai menyukai drama korea seperti dirinya.

"Oiya, Wi. Besok habis subuh jangan tidur lagi pokoknya." Teriak Randa dari dalam kamarnya. Sedangkan Awi hanya menjawabnya dengan 'Hemmmm'

Tapiiii... ga janji ya, Ibuku sayanggg. -batin Awi-

###

Tbc.

Lebih dari 5 vote for next. 10 juga alhamdulillah.
Kepengen dr penulis pdhal ga muluk², cerita dibaca reader dan dikasih vote serta komen dan kritik yang membangun.
Jangan jadi silent reader ya. Hargai jasa para penulis juga. Disela² liburan yg udah kelar ini, Saya masih sempet²in update. Padahal tugas produktif AK aja belum kelar 😅

Awi & Juna (Selesai)Where stories live. Discover now