[2]

116 10 1
                                    

"Albert, kau harus berhati-hati. Anak dari Brian Adams kini sudah berada di Indonesia dan mencari informasi tentang keberadaan mu. Block semua informasi tentang keberadaan mu sekeluarga. Berhati-hati lah. Setelah ini buang nomor mu. Jangan biarkan dia mendapatkan informasi apapun tentang kita." Ucap seorang pria yang berada di sebrang telpon.

"Oke." Jawab Albert secara singkat, padat dan jelas. Albert langsung mematikan ponselnya dan mengeluarkan kartu perdana dari tempatnya lalu ia buang ke tempat sampah yang berada di ujung jalan.

"Berarti aku harus pindah ke luar kota." Ucap Albert sembari memandangi birunya angkasa.

-------------------------------------------------------------

"Cakka." Ucap Shilla sembari menggoyang-goyangkan tangannya di depan wajah Cakka agar Cakka tersadar dari lamunannya.

"Eh, ya?" Tanya Cakka yang sudah tersadar dari lamunan panjangnya.

"Lo kenapa-" Suara lagu yang dinyanyikan oleh Justin Bieber feat DJ Snake yang berjudul Let Me Love You memotong pembicaraan Shilla.

Cakka langsung mengambil telepon genggam yang ada di sakunya dan berdiri lalu meninggalkan Shilla sendirian.

"Kka gue udah kirim e-mail ke elo yang berisi tentang data-data keluarga Albert. Malam ini gue terbang ke Jakarta." Jelas Alvin ketika Cakka baru saja memencet tombol hijau yang ada di layar telepon genggamnya dan mendekatkan telepon genggamnya ke telinga.

"Oke. Safe flight." Ucap Cakka sebelum menekan tombol merah di layar telepon genggamnya yang memutuskan sambungan teleponnya dengan Alvin.

"Siapa, Cak?" Tanya Shilla ketika melihat Cakka yang berjalan mendekati meja yang Shilla dan Cakka duduki untuk mengerjakan makalah.

"Bukan siapa-siapa. Kita sampai mana tadi?" Tanya Cakka yang kembali fokus menatap layar laptop milik Shilla.

Cakka tengah asyik membaca pembahasan masalah makalah sosiologinya yang ia buat dengan Shilla. Tetapi, tiba-tiba Cakka teringat akan sesuatu. Jadi Cakka berpamitan kepada Shilla untuk ke toilet sebentar.

Setelah sampai di toilet, Cakka langsung membuka e-mailnya.

Gmail

E-mail: C8Adams@gmail.com
Password: ******

Log in

1 message from AlvinJo

Cakka lantas menekan salah satu pesan dari AlvinJo.

Albert's Fams
Nama: Priscilla Squad (Ibunda Albert)
Lahir: 12/12/1942
Umur: 75th
Status: Janda
Alamat: Jl. Squash no 17, Canada, England.

Nama: Pricilla Lee
Lahir: 08/08/1998
Umur: 18 th
Status: anak kandung
Alamat: Jl. Jendral Sudirman no 17, Jakarta, Indonesia

Pricilla anak Albert? Pricilla kakak kelasnya itu? Pricilla si gadis centil yang suka berdekat-dekatan dengannya itu? Dia anak kandung dari Albert?

Cakka terus menscroll down data-data keluarga Albert yang baru saja Alvin kirimkan melalui e-mailnya. Pandangan Cakka tiba-tiba berhenti pada sebuah nama yang langsung menjadi pusat perhatiannya.

Nama: Ashilla Chaera
Lahir: 09/09/1999
Umur: 16th
Status: anak tiri
Alamat: Jl. Jendral Sudirman no 17, Jakarta, Indonesia.

Anak tiri? Jadi Shilla adalah anak tiri dari Albert? Kenapa dunia ini sangat sempit sekali? Di saat yang bersamaan dia juga menemui anak kandung Albert yang ternyata adalah kakak kelasnya. Bersamaan dengan hal itu, dia ternyata Shilla adalah anak tiri dari Albert.

-------------------------------------------------------------

"Lee." Begitulah Albert biasa memanggil Pricilla dengan nama belakangnya yang sangat singkat. Itu juga termasuk salah satu panggilan sayang yang Albert tujukan untuk anak kandungnya dan istri pertamanya, Berlian Lee.

"Ya, ayah? Ayah sudah pulang? Lee sangat rindu dengan ayah. Kapan kita bisa menghabiskan weekend bersama lagi?" Ucap Pricilla sembari memeluk tubuh jangkung sang ayah.

"Maaf, Lee. Ayah sangat sibuk, ayah pulang hanya ingin mengemasi barang-barang ayah yang akan ayah bawa ke luar kota. Ayah ada rapat besar di luar kota." Jelas Albert sembari mengelus-elus puncak kepala Pricilla. Sebenarnya Albert juga ingin menghabiskan waktu liburnya bersama Pricilla. Namun, ada hal lain yang lebih penting.

"Ayah sudah pulang? Ayah mau makan apa biar bunda siapkan." Ucap  Chintya yang berjalan dari dapur menuju ruang tengah untuk bertemu dengan suaminya yang baru saja pulang kerja setelah beberapa minggu tak pernah pulang ke rumah.

"Tidak, aku hanya mengambil barang-barang ku saja yang aku perlukan untuk rapat di luar kota selama beberapa bulan kedepan." Jelas Albert yang sudah mencium kening istrinya dengan penuh rasa cinta. Chintya adalah wanita kedua yang kini berada dalam hati Albert, setelah Berlian Lee.

"Ayah akan pergi lagi? Apa ayah tak rindu dengan Pricilla ataupun Shilla?" Tanya Chintya.

"Shilla mana?" Tanya Albert sembari mengelilingkan pandangannya menuju setiap sudut rumah untuk mencari keberadaan anak tirinya yang sudah Albert anggap seperti anak kandungnya sendiri.

"Shilla ada kerja kelompok bersama temannya. Katanya, dia pulang rada sorean katanya." Ucap Chintya sembari mengambil tas kantor hitam milik suaminya.

-------------------------------------------------------------

Shilla kembali meneliti makalah yang ia susun bersama cakka yang sudah siap untuk di print. Makalah ini harus sempurna tidak boleh ada satu kata yang salah. Begitulah kata sang kuda nil saat di depan kelas. Jadi, Shilla tak mau jika ia dan kelompoknya harus mengulangi lagi membuat makalah ini.

"Hei gimana makalahnya?" Suara Cakka dari belakang tubuh Shilla yang berhasil mengagetkan Shilla yang tengah asyik meneliti makalah hasil susunan dirinya dengan Cakka.

"Ya ampun!" Ucap Shilla sembari mengelus-elus dadanya karena terkejut akan kedatangan Cakka yang tiba-tiba muncul di belakang tubuhnya.

"Cakka! Lo bikin jantung gue hampir copot tau gak?" Marah Shilla sembari meninju pelan lengan Cakka. Sedangkan yang di tinju hanya cengengesan menanggapi ucapan Shilla.

"Sorry deh sorry. Udah selesai kan?" Tanya Cakka yang langsung duduk di samping Shilla dan mengamati makalah yang mereka susun selama dua jam di dalam cafe rose ini.

"Okey, tinggal di print aja kan?" Tanya Cakka sembari mencabut flshdisk birunya dari notebook putih Shilla.

"Nanti biar aku aja yang nge-print. Sekarang kita makan dulu ya sebelum pulang." Pinta Cakka sembari membolak balikkan lembaran buku menu yang sudah berada dalam genggamannya.

"Cakka, aku harus segera pulang. Ayah ku hari ini pulang ke rumah. Aku sangat rindu dia." Jelas Shilla sembari mengemasi barang-barangnya yang ada di atas meja cafe.

Cakka terdiam mendengar ucapan dari Shilla. Sepertinya Shilla sangat menyayangi Albert.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Feb 06, 2017 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Blood LoveWhere stories live. Discover now