Chapter 4

30.3K 2K 18
                                    


“Kita telah tiba, Paduka!”

“Akhirnya kita tiba juga. Aku sudah tidak sabar ingin beristirahat dan makan sesuatu. Tak kusangka upacara pernikahan dan penobatan ditambah perjalanan selama tiga jam membuatku menjadi lapar.” Illyvare diam seribu bahasa.

Sejak tadi ia hanya melihat keluar jendela dan mengingat lingkungan yang baru pertama kali dilihatnya.

Elleinder turun dari kereta kemudian membantu Illyvare.

“Kami telah menantikan kedatangan Anda, Paduka,” sambut seorang pelayan. Kemudian ia membawa mereka memasuki Istana Camperbelt.

Di dalam telah berdiri seluruh pelayan yang ada di Istana Camperbelt. Mereka berbaris rapi membentuk dua barisan. Satu di kanan dan satu di kiri. Mereka membungkuk hormat ketika melihat Elleinder dan Illyvare.

Pelayan itu berkata lagi, “Ijinkanlah saya atas nama seluruh pelayan mengucapkan selamat atas pernikahan Anda.”

“Terima kasih, Matt.”
Illyvare hanya mengangguk perlahan tapi sikapnya telah menunjukkan rasa terima kasihnya yang tulus.

“Kami yakin Paduka merasa lelah setelah menempuh perjalanan jauh. Kami telah menyiapkan kamar untuk Paduka.”

“Kurasa saat ini aku hanya ingin makan.”

“Kami akan segera menyiapkan makan siang untuk Paduka.”

“Sementara itu suruh pelayan membantu Illyvare mengganti gaun pengantinnya,” perintahnya.

Kemudian pada Illyvare, Elleinder berkata lembut, “Kurasa sebaiknya engkau bersalin. Gaun pengantin itu pasti telah menganggu gerakmu.”

Dengan gerakan tangannya, pelayan itu memanggil beberapa pelayan wanita.

Tanpa banyak berbicara, Illyvare mengikuti para pelayan yang mengantarkannya ke kamar yang telah dipersiapkan untuknya.
Ketika Illyvare sudah jauh, Elleinder kembali berkata, “Steele sudah datang?”

“Sudah, Paduka,” jawab Matt.

“Anda mencari saya, Paduka?” Komandan Angkatan Laut Kerajaan Skyvarrna itu muncul dari belakang barisan para pelayan.

“Pantas aku tak melihatmu,” gumam Elleinder.

“Bagaimana, Steele? Semua sudah siap?”

“Sudah, Paduka,” lapor Steele, “Sesuai perintah Anda. Kami sudah siap berangkat sore ini.”

“Bagus,” kata Elleinder puas. “Lanjutkan tugasmu. Kurasa tak sampai sore, kami akan segera berangkat.”

“Baik, Paduka.”

Elleinder meninggalkan para pelayan itu. Seperti ketika Illyvare berjalan di antara mereka, para pelayan itu membungkuk hormat.
Elleinder menuju kamarnya. Ia ingin beristirahat selama beberapa saat sebelum makan siang. Ia tidak merasa terlalu lelah tetapi kejutan yang dibuat istrinya membuatnya lelah.

Hingga kini Elleinder tak mengerti mengapa gadis secantik itu disembunyikan Raja Leland dari masyarakat. Raja Leland juga diam saja ketika semua orang mengatakan putrinya gemuk dan jelek. Mengapa Raja Leland melakukan itu semua tidak dapat dijawab Elleinder.

Hanya Raja Leland yang tahu mengapa ia melakukan itu mungkin Illyvare juga tahu. Tapi tak mungkin ia menanyakan hal itu pada Illyvare sendiri. Illyvare pasti sudah tahu apa kata orang tentang dirinya dan ia pasti dapat menduga bagaimana penolakan rakyat Kerajaan Skyvarrna ketika rajanya ingin menikahi dirinya yang tak jelas seperti apa.

“Illyvare,” gumam Elleinder.

Matanya menatap langit-langit kamar tapi yang muncul bukan lukisan indah di sepanjang langit-langit bukan juga patung-patung kecil di langit-langit. Elleinder melihat wajah Illyvare.

Topeng Sang PuteriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang