three

20 4 0
                                    

Degupan jantungnya seakan berhenti. Sosok yang berada didepannya sekarang membuatnya sulit bernafas. Ia panik sekaligus kacau sekarang. Ia langsung melarikan diri masuk ke dalam mobilnya.
Kepalanya terasa berat, matanya mulai memerah dan berkaca-kaca, nafas yang ia hembuskan terasa berat. Entah apa yang ada dipikirannya, ia menginjak Pedal gas dengan kuat, menghasilkan bunyi yang amat menggelegar.
Dann..
Krekkk
Setelahnya, mobil melaju dengan kecepatan tinggi dan hilang di perempatan jalan.

■■■

Author's POV

"Hi ash, aku ada party nanti malam. Wanna join?"
"Party apa dulu nih?"
"Cuma ngumpul gitu aja, nongkrong and have fun kalau kamu mau ikut datang aja nti aku beritahu alamat nya, kita ketemuan langsung disana nanti aku kenali dengan beberapa temanku"
"Hmm liat nanti ya aku usahain deh"
"Okay"

■■■

Ashley's POV

"Datang ga ya? Dateng aja deh bosen juga di apartment mulu"
Aku segera bersiap-siap dan memakai pakaian seadanya. Kaos dan jeans panjang ditambah ransel hitam. Aku tidak tahu baju apa yang pantas masuk ke bar. This is the first time.

Setelah siap aku menuju ke luar apartment, dan aku memilih untuk berjalan kaki karena ternyata cafe nya tidak terlalu jauh

Sesampainya disana bau alkohol menyeruak di hidungku.
Keadaan bar cukup ramai, tampak banyak anak muda yang bersenang-senang disana.
Aku tak melihat sosok Grace, kemana dia?
"Ashley! I'm here" Grace memanggilku dari sudut ruangan. Aku menghampirinya dan teman-temannya itu.
Setelah sampai tempat mereka aku langsung berkenalan dengan teman Grace.
"Ashley, i think you must change your outfit. Kamu bisa pakai baju yang lebih terbuka. Di bar mana ada yang pakai pakaian sepertimu. Kuno." tegur salah satu teman laki-laki Grace.
"Ah gapapa kok pakai ini aja. Aku gabawa baju ganti"
"Ayo aku belikan baju" ajak lelaki itu. Kupikir dia sedikit mabuk.
Grace menatapku dan berkata "yaa sepertinya kau harus mengganti bajumu deh, pakaian mu tidak cocok disini. Kalau kau terus pakai itu kau bisa jadi tontonan semua orang hahaha"
"Hm, emang harus ya? Kalau gitu aku pulang aja deh"
Oh shit apa ini? Aku tak pernah mendengar aturan itu di film atau drama.
"Oh c'mon jangan cepat begitu dong. Apa salahnya hanya berganti baju. Aku juga yang bayarin kamu kan" sanggah lelaki itu
"Yes ash, itung-itung baju gratis hahaha"
"Hm okay" mungkin ada peraturannya.

Terpaksa aku mengikuti lelaki yang tak kuketahui namanya itu, lelaki itu berjalan didepanku degan langkah yang cepat, aku mulai kesulitan mengikutinya karena harus menggunakan kedua tongkatku ini.

"Hey sini dekat-dekat, kamu tertinggal jadinya"
"Okay"

■■■

Sampailah kami di sebuah toko baju. Dengan cepat lelaki yang mengatakan dirinya bernama Calum itu segera memilihkan aku baju yang menurutku lumayan terbuka. Dan ia pun segera menyuruhku mengganti pakaian.

Pertama aku menolak pilihannya, namun ia memaksa dan aku tak bisa mengelak melihat semua baju disini memang terbuka semua, dan tak enak jika terlalu banyak memilih.
Setelah mengganti pakaian kami kembali ke bar.
Calum menarik tanganku menuju salah satu ruangan yang kuyakini bukan tempat tadi.
Kecurigaan mulai menghampiriku.
"Cal, kita mau kemana?"
"Tenang babe, aku bawa kamu ke tempat yang nyaman"
"Wait. Ruangan apa ini?"
"Duduklah sebentar dan ngobrol disini saja bersamaku. Didepan bau asap rokok" gelagat Calum seperti orang tidak waras sekarang. Matanya juga mulai sayup-sayup dan kuyakini dia mulai pusing dan mabuk. Ia meneguk segelas bir lagi dan lagi. Aku hanya bergidik ngeri ketika melihat ia meneguk botol ke 5 nya.

"Mau nyicip?"
"No sorry"
"Hahahaha"

■■■

Author's POV

"Ash, maukah kamu membantuku?" Ucap calum tiba-tiba setelah lama tak ada obrolan. Ia mulai merapatkan duduknya ke dekat Ashley.
"Ehh? Bantu apa" Ashley tampak kaget dan sedikit menjauh.
"Hmm.. kemarilah" lelaki itu tersenyum dan menepuk pahanya berkali-kali, mengisyaratkan Ashley pindah kesana.
"Eh m-maksud kamu apa?"
"Cepatlah kemari atau aku yang menghampirimu" cengiran Calum melebar dan ia segera berdiri dari tempat duduknya. Perlahan mendekati Ashley yang takut setengah mati.

Mata Ashley tertuju pada pintu di depannya, ia ingin kabur namun Calum makin mendekat dan dengan cepat wajah Calum hanya berada beberapa cm didepannya.

Ashley segera bangkit dari duduknya dan mencoba berlari menuju pintu, tapi kakinya yang tak bisa berdiri sendiri tanpa bantuan tongkat itu merepotkannya. Calum menahan Ashley dengan tangannya.
"Mau kemana sih? Sini aja sama aku"
"Ehm aku mau ke toilet, permisi" dengan cepat Ashley berlari menuju pintu sambil tergopoh-gopoh karena tongkatnya yang menyulitkan. Ia menangis sambil menahan kakinya yang mulai nyeri karena diajak berlari. Calum masih mengejarnya dari belakang.
Brrukkkk.

■■■

Hello, thanks yang udah baca
Gimana nih menurut kalian? Share oendapatnya dong di comment bawah.
Vote juga ya! Share ke teman kalian kalau kalian suka sama ceritaku! Thank you💕

ptrc

ReasonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang