Jauh (2)

5.9K 774 184
                                    

Retrograde – Chapter 11 : Jauh (2)

Sepulang sekolah, Wira pulang ke rumah hanya untuk mendapat tatapan sengit dan jitakan keras dari Malam.

"Sumpah, lo jadi manusia itu bego banget, Wir." Itulah kalimat pertama yang Malam katakan kepadanya di depan rumahnya sendiri. Rumahnya kini tengah sepi, kedua orangtuanya masih sibuk bekerja. Lagipula jika mereka ada, Wira tidak yakin mereka akan peduli. "Kalau tahu keadaannya gak memungkinkan buat nyelamatin Senja, ya gak usah diselamatin! Kalau gini, lo juga yang kena masalah!"

Dan Wira hanya bisa tersenyum samar. "Udah terlanjur terjadi, Lam. Gue akuin gue emang bego banget jadi manusia. Gue gak berhasil nyelamatin Senja dari masalah, malah ikutan nyeret dia ke masalah gue," ucap Wira, mengusap wajahnya. Dia lelah, sangat lelah. "Gue minta maaf, meski gue tahu maaf aja gak cukup."

Malam menghela napas kasar. "Gue yakin, Senja bakalan drop out. Positif. Keluarga gue gak begitu marah, meski kecewa banget. Senja tahu diri, dia tau dia udah mengacau luar biasa. Dia udah minta maaf ke keluarga gue tadi malam, tepat seusai dia diproses sekolah. Dia bakal dipindahin ke SMP swasta yang agak jauh dari sini, dan dia janji bakal bertingkah baik," jelas Malam panjang. Dia memberi jeda sejenak dan menatap Wira. "Lo tau, kan, Senja itu orang yang paling loyal dengan pendiriannya, ketimbang gue—kembarannya."

Kedua mata Wira membesar. "Jadi, Senja pindah sekolah?"

"Mau tidak mau. Tapi ini bukan masalah terberat yang ada di sini." Malam memicingkan matanya. "Bagaimana nasib lo, Wir? Semua orang khawatir sama lo."

"Orangtua gue baru akan dipanggil besok. Gue gak tau apa reaksi mereka nanti, gue juga gak tau apa yang terjadi sama gue," desah Wira sambil menggigit bibirnya. "Gue belum cerita sama mereka, tapi gue tau gue takut, Lam. Gimana kalau gue di drop out? Masih lebih baik kena detensi setahun ketimbang drop out."

"Gue gak berani ngasih kepastian apa-apa, Wir. Cuma gue mau ngasih tau sesuatu." Malam mengepalkan kedua tangannya, membuat Wira menduga-duga apa yang akan dikatakan Malam. "Ini mungkin akan susah untuk lo terima, tapi inilah kenyataannya."

"Apa?" tanya Wira.

"Anak OSIS yang paling kecewa karena kejadian ini sebenarnya itu Asta." Sebelum Wira dapat menyela, Malam langsung melanjutkan perkataannya. "Hentikan semua sandiwara lo itu sama Asta. Yang tersakiti secara mental di sini bukan lo, tapi Asta."

Malam menepuk bahu Wira dengan lembut sementara Wira menatapnya dengan tatapan kosong. "Karena 'pura-pura pacaran' yang kalian jalani itu berhasil bikin Asta betulan suka sama lo."

.

Wajah Asta pucat pasi, tetapi ia menarik napas dalam-dalam begitu Kepala Sekolah beserta Wakil Kepala Sekolah bagian Kesiswaan menatapnya dengan sengit.

"Ini di luar kontrol saya, harus saya akui. Saya tidak tahu bahwa Senja Rahardian terlibat dalam jaringan tawuran antar pelajar," Bohong, merupakan rahasia umum bahwa Senja adalah berandal utama di angkatannya. Hanya saja, kebenaran terasa menyakitkan di tenggorokan Asta untuk saat ini. "Dan untuk Prawira Warman ... Saya yakin ini hanyalah kecelakaan. Saya sangat mengenal baik dirinya, dia berada di tempat yang salah."

"Kau tahu, Nak Senja dan Nak Prawira itu sangat dekat di keseharian. Apa kau yakin Nak Prawira tidak ada kaitannya dengan ini?" tanya Wakil Kepala Sekolah dengan ekspresi mencemooh yang pedih. Asta menatapnya dengan kalut, dia bertanya-tanya apa yang terjadi padanya sampai merasa begitu menyedihkan. "Terlebih lagi dia Wakil Ketua OSIS, dan OSIS sama sekali tidak memiliki agenda hari itu. Mengapa ia tidak langsung pulang?"

"Saya yang menahannya di sekolah untuk membahas LPJ Tahunan," jawab Asta dengan cepat. "Semua ini kebetulan saja. Saya yakin kembaran dari Senja, Malam-lah yang meminta Prawira untuk menyelamatkan Senja dari tawuran itu."

Retrograde [boyxboy]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang