1

24.9K 1.4K 47
                                    


Disclaimer : Masashi Kishimoto
Warning : OOC, drama, romance dan sedikit lebay hehe...

.

.

.

Bunyi alarm pagi kembali membangunkan wanita cantik bermata lavender yang tengah asik memeluk anak laki-laki manis yang masih betah memejamkan matanya.

Hyuuga Hinata segera memposisikan putranya agar lepas dari pelukan tanpa terbangun dari mimpi indahnya.

Hinata segera bergegas mandi, menyiapkan sarapan untuk mereka berdua dan bersiap-siap untuk menyongsong hari seperti biasanya.

Setelah kurang lebih satu jam bersiap, barulah Hinata membangunkan anak kesayangannya.

"Yukine, bangun sayang, air panasnya udah siap, mandi dulu ya!" kata Hinata sambil mengusap lembut rambut hitam legam milik putranya yang baru berusia 3 tahun tersebut. Hinata sebenarnya tidak tega membangunkan Yukine yang masih terlelap dalam mimpi, tapi Hinata harus segera bekerja.

Hyuuga Yukine bergulang-guling tanda tidak suka jika tidurnya mulai terganggu.

"Bangun sayang, Mama juga sudah siapkan susu buat kamu."

"Yuki gak mau mandi ma, Yuki juga gak mau susu, Yuki masih pingin bobo!" Rengeknya tanpa sekalipun membuka kedua kelopak matanya.

"Kamu bisa bobo di rumah nenek Tsunade nanti, tapi sekarang kita mandi dan minum susu dulu ya!" Pinta Hinata lembut sambil mengusap lembut wajah Yukine.

Akhirnya Yukine membuka kedua matanya malas lalu mengucek-ngucek matanya yang masih mengantuk.

"Mama kenapa sih gak libul aja keljanya? Bial mama bisa nemenin Yuki bobo lagi!" rengek Yukine.

"Mama kan harus kerja buat beli mainan sama susu kamu, siapa yang kemarin minta mama belikan lego baru?"

"Yuki, Yuki pengen lego sama mobil-mobilan." Kata Yukine seketika semangat dan tersenyum pada mama cantiknya.

"Ia sayang, nanti mama belikan. Tapi mama harus kerja dulu ya." Hinata mencium pipi gembul putranya. "Sekarang Yuki mandi dulu terus sarapan!"

"Oke Ma!" Kata Yukine dengan senyuman manis tersungging di bibir tipisnya.

.

.

Setelah semua siap, Hinata membawa Yukine ke bibi Tsunade, tetangganya yang suka dipintai tolong oleh Hinata untuk menjaga anak kesayangannya.

"Bibi Tsunade, maaf ya selalu merepotkanmu."

"Yukine sudah ku anggap cucu sendiri Hinata, kau tidak usah sungkan. Cucuku dari Shizune juga berada di Hokaido jadi Yukine mengingatkanku padanya."

Bibi Tsunade dan Paman Jiraiya pasangan yang sudah berumur, hanya memiliki satu orang anak yang saat ini tinggal bersama suaminya di Hokaido, sehingga Bibi Tsunade selalu merasa kesepian, tetapi dengan kehadiran Hinata sebagai tetangganya, Tsunade merasa Hinata seperti anaknya sendiri. Hinata pun menganggap kedua orang itu seperti kedua orang tuanya sendiri.

"Kalau begitu aku berangkat kerja dulu bi, salam juga untuk Paman Jiraiya." Pamit Hinata. "Yukine, jangan nakal dan jangan merepotkan nenek Tsunade ya!" pesannya sambil mencium anaknya lagi dan berlari kecil karena dirinya hampir terlambat.

.

.

Hinata sampai ke kantornya dengan setengah berlari. Biasanya Hinata berjalan kaki untuk sampai ke kantor.

"Mengapa mukamu lesu sekali Hinata?" tanya sahabatnya Tenten, Ino mengikutinya di belakang.

"Aku hampir telat Tenten, jadi aku sedikit berlari tadi." jawab Hinata yang masih ngos-ngosan.

"Pasti anakmu sulit dibangunkan lagi ya?" tanya Tenten, Hinata hanya tersenyum sebagai jawaban untuk sahabatnya ini.

"Kalian tau?" Ino merangkul bahu mereka berdua, tanda dia akan mulai bergosip. "Kudengar pengganti Pak Orochimaru akan diperkenalkan hari ini, dan presdir kali ini masih muda dan tampan loh!"

"Ternyata benar ya Pak Orochimaru pensiun hari ini? Dan dia telah menjual seluruh sahamnya?" tanya Hinata pada sahabat sekaligus biang gosip satu kantor itu.

"Ia, karena Pak Orochimaru lebih memilih hidup sederhana dengan hasil penjualan sahamnya di pinggir kota. Setidaknya kita senang, bos kita yang menakutkan itu akan segera pergi."

"Siapa ya penggantinya?" tanya Tenten, sebelum Ino menjawab, Namikaze Naruto, manager mereka, menghampiri dan menyuruh semua karyawan berkumpul di ruang meeting.

Setelah berkumpul, para karyawan duduk di tempat yang telah disediakan dan menunggu sekitar 10 menitan, akhirnya Pak Orochimaru datang, di ikuti seorang pria di belakangnya.

Melihat dari penampilan presdir baru itu, Ino tersenyum dan menyenggol lengan Tenten dan Hinata bersamaan, meminta mereka untuk mengikuti arah pandangnya .

"Selamat pagi semuanya," sapa Orochimaru sambil memandangi seluruh karyawan dengan senyuman misteriusnya, dibalas dengan ramah oleh semua karyawan.

"Mungkin sebagian orang di ruangan ini sudah tau bahwa dalam waktu dekat saya akan pensiun." Orochimaru berbicara dengan tegas. "Oleh karena itu, saya ingin memperkenalkan pengganti saya atau presiden direktur kalian yang baru. Dia bernama Uchiha Sasuke."

Orochimaru tersenyum sambil mempersilakan Sasuke maju ke depan. Semua pandangan karyawan kini befokus pada Uchiha Sasuke.

Sasuke berwajah tampan, jas dan kemejanya serasa sangat pas di badan laki-laki berusia 30 tahun itu. Rambutnya yang hitam menyeruak kebelakang melawan gravitasi, bola matanya yang hitam terkesan tajam dan menusuk. Sifat 'cool' nya terpancar dari sikapnya saat berdiri. Iya, tidak salah lagi yang Hinata lihat saat ini adalah Uchiha Sasuke.

Jantung Hinata hampir copot ketika melihat pemilik perusahaan yang baru itu, bukan karena wajahnya yang tampan, tegas dan terkesan kejam, tetapi karena dia sangat mengenali sosok yang berdiri tegap di depannya. Dia adalah seseorang yang berhasil Hinata hindari selama beberapa tahun terakhir.

Sasuke melirik semua karyawannya satu persatu dari kanan ke kiri. Beruntung Hinata duduk di paling belakang, sehingga saat pandangan Sasuke akan tertuju padanya, Hinata menunduk berpura-pura mengambil ballpointnya yang terjatuh agar tidak terlihat oleh pandangan Sasuke.

Sasuke pun mulai berpidato memulai acara penyambutannya.

.

.

.

"Kalian lihat wajahnya tidak? Tampan, kharismatik, keren, muda, kaya, matanya hitam pekat dan tajam, sepertinya aku tergila-gila pada presdir baru itu." kata Ino sambil melamunkan Sasuke.

"Memang sih, dia luar biasa tampan, tapi sepertinya dia orang yang kejam Ino." kata Tenten. Dia berbalik menghadap Hinata yang sepanjang meeting tadi sampai sekarang hanya diam, "Kamu tidak apa-apa Hinata? Wajahmu sedikit pucat hari ini." Tenten mulai khawatir pada Hinata.

"A... Aku baik-baik saja," perkataannya dan perilakunya menunjukkan hal yang berlainan, tampak keringat mengucur di pelipisnya yang putih dan mulus...

"Kamu mau ijin pulang Hinata? Biar aku beritahu manager Naruto dulu." tawar Ino ikut khawatir.

"Ti... Tidak usah khawatir Ino, Tenten, aku baik kok, sepertinya aku akan ke toilet sebentar." Hinata segera berjalan ke toilet.

Hinata bersembunyi di belakang pintu toilet, Hinata sangat terkejut, melihat Sasuke kini menjadi atasannya. Ingin rasanya Hinata keluar dari perusahaan itu untuk kembali bersembunyi dari pria itu, tapi Hinata ingat Yukine, bagaimana mereka bisa hidup, Hinata sadar bila mencari pekerjaan sekarang adalah hal yang sulit. Akhirnya Hinata memantapkan diri untuk tetap bekerja disana termasuk menerima resiko yang akan diterimanya bila bertemu dengan Sasuke nanti.

.

.

.

Tbc

Yeeeyy,, ini fanfic sasuhina kedua aku hehe...

Semoga kalian suka ya 😀😀

Oh iya jangan lupa vote dan commentnya ya teman-teman

Baca juga ya ff Sasuhina... Matchmaking punya aku 😉😍😘

Thanks all

Sasuhina...Love Your Son [Completed]Where stories live. Discover now