ETERNAL STAGE CH 9

2.5K 41 14
                                    

Pria itu membantu Maya berdiri tegak sambil berbisik di telinganya.

“Pergilah ke pesta syukuran. Tunggulah di sana. Aku akan membereskan ini.”

Mulut Maya masih terkunci saat dilihatnya pria itu melangkah melewatinya, menyambut rombongan para wartawan yang langsung mengenali sosoknya.

“Itu Masumi Hayami !’

“Tuan Hayami ! Kemana anda menghilang selama ini ? apakah benar anda dipecat ?”

“Apakah anda khusus menyaksikan Bidadari Merah yang anda perjuangkan ?’

Masumi hanya mendengar rentetan pertanyaan itu sambil tetap meneruskan langkahnya mendekati Hikaru. Dia membiarkan para wartawan mengikutinya dan melupakan tentang Maya. Pria itu melangkah mendekati Hikaru yang berdiri tidak jauh dari ujung tangga. Hikaru melihat Maya berlari dan mengikutinya, dia melihat Masumi yang menolong gadis itu. Dia mengenalinya dari foto-foto di surat kabar, dan dokumentasi Daito. Wakil direktur Daito yang lama, Masumi Hayami. Kini kedua pria itu saling berhadapan. Tiba-tiba Masumi tersenyum dan mengulurkan tangannya.

“Tuan Shooji, maaf saya datang terlambat. Terima kasih telah sudi menemui saya malam ini meskipun saya baru membuat janji tadi pagi.”

Hikaru mengernyitkan dahinya, dia sama sekali tidak membuat janji dengan Masumi, tentu saja. Tapi mata pria itu menatapnya penuh arti, tangannya tetap terulur. Akhirnya Hikaru menyambut uluran tangan itu. Para wartawan berebut mengabadikan pertemuan bersejarah itu.

“Sekarang kita bisa membicarakan bisnis kita, tuan Shooji.”, Masumi secara halus menggiring Hikaru menuju ke arah lain, membuat para wartawan mengikuti keduanya, menjauhi Maya.

Dari kejauhan Maya menatap sosok itu. Dia tidak berani menampakkan dirinya. Setelah sosok itu menghilang, dia ingat apa yang dikatakan Masumi. Maya melangkahkan kakinya ke ruang pesta. Tapi hatinya tidak tenang. Berkali-kali dia melihat ke arah pintu masuk, berharap sosok itu akan muncul di sana. Menit demi menit berlalu, Maya gelisah. Akhirnya dia tidak tahan lagi, dia berlari. Dia hanya menduga kedua pria itu ada di ruang kantor wakil direktur Daito. Maya berlari menyusuri koridor, dia baru sampai di depan ruang pertunjukan saat dia melihat Hikaru sedang berjalan ke arahnya. Gadis itu menghampirinya dengan napas memburu.

“Dimana dia ?!!”, serunya

“Maya ?”, Hikaru terkejut dengan pertanyaan gadis itu

“Dimana dia ?! Cepat katakana dimana dia ?!!”

“Maya, kau tenang dulu. Wartawan baru saja pulang, mungkin mereka masih ada di sekitar sini. Tidak baik kalau..”

“Katakan dimana dia !!!”, Maya berseru sekuat tenaganya, membuat Hikaru terkesiap. “Kumohon…katakan dimana dia…”, suara Maya bergetar

“A…aku tidak tahu. Dia langsung pergi setelah berbicara pada para wartawan. Maya !!! kau mau kemana ?!!”

Maya berlari secepat yang ia bisa. Ia menuruni tangga ke lobi utama dengan jantung berdebar keras.

Tidak…Pak Masumi…jangan pergi…jangan pergi lagi…aku akan menemukanmu…aku harus menemukanmu…jangan tinggalkan aku lagi…

Tiba-tiba langkah Maya terhenti saat pintu utama gedung itu terbuka, pria yang dirindukannya itu melangkah masuk dengan buket mawar ungu di pelukannya. Pria itu melihat Maya yang terpaku di depannya.

“Maya ? Kau kenapa ? Bukankah aku menyuruhmu menunggu di ruang pesta ?”, tanyanya kuatir sambil buru-buru mendekati gadis itu

Tapi gadis itu tidak sanggup berkata-kata. Dia hanya bisa menangis, tubuhnya gemetaran karena mati-matian menahan tangisannya yang rasanya ingin meledak.

ETERNAL STAGEWhere stories live. Discover now