Part 2

1K 165 15
                                    

Yuki sedang menatap layar tv di depannya saat seseorang menutup matanya tiba-tiba.

"Gue siapa?"

"Cowok jelek Maki" ucap Yuki cuek. Karna hal itu udah terjadi selama 11 tahun lebih.

Maki melepaskan tangannya dan dengan lincah meloncati sofa yang tengah di duduki Yuki dan duduk di sebelah gadis itu. Dengan manja di letakkannya kepalanya di pundak Yuki. Yuki yang melihat tingkah sahabatnya itu hanya tersenyum kecil.

"Gue bosen di rumah..."

"Kenapa?" tanya Yuki.

"Pengen nyari hiburan... keluar yukk..." ajak Maki.

Yuki nampak berfikir.

"Ayooo...." Maki mengusap-usapkan kepalanya pada lengan Yuki. Membuat Yuki ke gelian dan menjauhkan kepala itu dari bahunya.

"Iya... iya... tapi mang kita mau ke mana?"

"Ya pokoknya keluar aja dulu... yang penting gak di dalam rumah" bujuk Maki yang mempunyai rumah berjarak dua rumah dari rumah Yuki.

"Ya udah kalo gitu gue ganti baju dulu ya..." ujar Yuki yang langsung menuju ke lantai atas kamarnya.

Maki menghentikan motornya di depan sebuah pasar malam.

"Gak nyangka masih ada aja pasar malem di Jakarta" ucap Maki sembari melepas helmnya. Setelah muter-muter hampir 30menit entah bagai mana dia menemukan tempat ini.

Yuki menganguk dengan mata berbinar. Tanpa menunggu aba-aba Yuki segera mengandeng tangan Maki dan menariknya masuk. Yuki menatap sekelilingnya dengan senang. Bayangan masa kecil saat dia dan Maki datang ke pasar malam bersama ibu Maki kembali terbayang di otaknya. Yuki melihat bayangan Yuki kecil berlari dengan kembang gula di tanga dan di kejar oleh Maki kecil di belakangnya. Kali ini senyum lebar terukir di bibir Yuki. Maki yang melihat itu mengerutkan keningnya heran.

"Loe kenapa?" tanya Maki penasaran.

Yuki yang masih tersenyum mengelengkan kepalanya.

"Yakin loe?" Maki masih penasaran dengan sikap Yuki yang aneh.

"Maki beliin gue kembang gula" tunjuk Yuki pada penjual kembang gula.

"Loe kayak anak kecil aja..."

Yuki memajukan bibirnya. "Pokoknya mau kembang gula"

"Hahhh... dasar... iya gue beliin" akhirnya Maki pun membelikan Yuki kembang gula. Yuki menerima itu dengan senang dan segera memakannya.

"Hemmm... manisnya..." guman Yuki memejamkan matanya seolah menghayati rasa dari kembang gula itu. Sekali lagi Maki menggelengkan kepalanya melihat tingkah aneh sang sahabat. Lalu keduanya pun mulai menjelajah pasar malam. Sesekali mereka menaiki wahana yang boleh di naiki oleh orang dewasa seperti mereka. Hingga wahana terakhir yang mereka naiki adalah bianglala.

"Lama ya kita gak ketempat seperti ini?" tanya Maki. Yuki menganguk.

"Kayaknya loe seneng banget?" sekali lagi Yuki menganguk.

Maki tersenyum melihat tingkah Yuki yang seperti anak kecil, hingga matanya mengangkap sisa kembang gula yang tadi di makan Yuki masih menempel di sudut bibir Yuki. Dengan reflek Maki mengulurkan tangannya menyentuh bibir Yuki untuk mengambil kembang gula itu. Tapi Yuki yang terkejut mengalihkan pandangannya pada Maki hingga keduanya saling berpandangan. Tangan Maki masih di wajah Yuki saat keduanya berpandangan cukup lama. Dan entah apa yang merasuki Maki hingga dia mendekatkan wajahnya pada wajah Yuki dan menempelkan bibirnya di bibir Yuki. Tak mendapati reaksi apapun dari Yuki, Maki memberanikan diri melumat bibir Yuki sedikit. Maki merasakan rasa manis kembang gula di bibir Yuki. Masih tak mendapat kan reaksi apapun Maki semakin berani benar-benar melumat bibir Yuki.

Yuki hanya diam saat Maki mencium bibirnya bahkan saat Maki mulai melumat bibirnya. Otaknya seakan masih memproses apa yang terjadi hingga Yuki di kejutkan oleh gigitan kecil di bibirnya. Yuki melebarkan matanya terkejut, apalagi saat dia merasa bahwa Maki akan memasukan lidahnya ke dalam mulutnya. Dengan keras di jitaknya kepala Maki.

"AAWWWW..." teriak Maki mendapati jitakan di kepalanya.

Yuki langsung menutup bibirnya dengan ke dua tangan dan menatap Maki tajam.

"Apa yang baru aja loe lakuin HAHH...?!" seru Yuki.

Maki yang masih mengusap kepalanya yang masih sakit menatap ke arah Yuki.

"Gue... gue..." Maki sedikit gugup, dia sendiri gak tau kenapa tiba-tiba dia mencium Yuki. "Gue hanya ngambil bayaran gue. Biasanya juga loe selalu yium gue kalo habis gue kasih sesuatu" Maki mencoba mencari alasan. Yuki melebarkan matanya sekali lagi.

"LOEE...-" Yuki menghentikan teriakannya saat pintu biang lala terbuka. Dengan kesal Yuki segera keluar dari biang lala. Maki mengikutinya dari belakang.

"Iya gue salah... gue minta maaf. Gue bener-bener gak sengaja. Gue... gue hanya ke bawa suasana" sesal Maki yang melihat Yuki masih berjalan di depannya. Tanpa Maki sadari wajah Yuki yang udah memerah, semerah buah tomat ke sukaannya Sasuke manga dari Masashi.

Tampa membalas ucapan Maki, Yuki segera memakai helnya.

"Yukiii... loe masih marah...?" tanya Maki sembari memelas setelah berdiri di depan Yuki.

"Gue mau pulang" ucap Yuki cuek. Maka dengan terpaksa Maki pun segera memakai helmnya untuk segera menjalankan motornya pulang.



Yuki merebahkan tubuhnya di atas kasur empuknya. Bayangan tentang ciuman beberapa waktu yang lalu kembali terngiang di otaknya. Bahkan lembutnya bibir Maki masih bisa Yuki rasakan. Menambah wajahnya yang merah semakin merah. Di raihnya figora yang ada di sebelah tempat tidurnya. Sebuah foto seorang gadis kecil dengan laki-laki kecil yang saling bergandengan. Di peluknya pigora itu dengan erat.

"Maki... apakah perasaan kita sama?" ucap Yuki lirih.

Di tempat berbeda.

Maki memukili kepalanya sembari merapalkan kata bodoh pada dirinya sendiri.

'Bodoh...bodoh...bodoh... astaga apa yang gue lakuin? Kalo Yuki marah gimana? Terus dia gak mau ngomong dan gak mau ke temu gue lagi gimana? Jangan-jangan sekarang dia lagi ngutukin gue di kamarnya lagi?" racau Maki.

"Pokoknya besok gue harus minta maaf lagi sama dia. Tapi... kenapa gue harus minta maaf? Dulu Yuki malah yang sering nyium gue, gue gak pernah marah? Kenapa sekarang Yuki harus marah?" Maki menginggat saat Yuki masih berusia 7 tahun dan mencium bibir Maki kilat untuk mengucapkan terimakasih, kemudian ingatan itu beralih pada beberapa waktu lalu saat dia mencium bibir Yuki. Dan tiba-tiba jantungnya berdetak cepat. Rasa bibir Yuki yang manis dan lembut kembali memenuhi otaknya.

"AAHHH... GUE BISA GILAAA..." seru Maki frustasi.


~~~

Alasan kenapa selalu ada taman bermain dalam ceritaku adalah karna aku gak pernah pergi kesana dan aku pengen banget kesana. Aku selalu membayangkan banyak hal romantis yang bisa terjadi di sana....

LOVE - ARTI CINTAWhere stories live. Discover now