part-2 : pendaftaran^^

Start from the beginning
                                        

"Aku akan memenuhi keinginanmu." ucapku mantap yang dihadiahi oleh senyuman lebar minnie beserta hamburan pelukannya. Kubalas pelukan changmin yang lebih tinggi 6 cm dariku. Tanpa disadari changmin aku tersenyum miris sambil membalas pelukan bahagianya.

~jaejoong pov end~
~Author pov~

Changmin segera melepas pelukan bahagianya ketika melihat seorang menghampiri mereka. Seorang laki-laki paruh baya berpakaian formal mendekati mereka. Pria itu berdehem sebentar sesaat setelah pelukan Changmin dan jaejoong terlepas.

"apakah nona berniat mendaftar?" tanya pria itu to the point. Changmin dan jaejoong melihat kearah orang itu sesaat sebelum saling berpandangan.
"Maaf, anda siapa?" tanya jaejoong lembut dan sopan membuat pria itu terpesona sesaat ketika melihat jaejoong yang dibalut pakaian wanita.

"Ehem, perkenalkan namaku Kim kangin, penyelenggara acara ini." ucap pria itu, membuat jaejoong dan changmin segera membungkukkan tubuhnya.
"Salam kenal Kangin-ssi, aku kim Jaejoong. Dan ini kim changmin." ucap jaejoong. Sekilas ekspresi jaejoong berubah, tapi hei, bukankah di korea sangat banyak orang yang memiliki marga kim di belakang namanya. Jadi kemungkinan besar orang di depannya bukan keluarganya, hanya kebetulan memiliki marga yang sama saja.

"jadi apa nona berniat mendaftar? khusus untuk nona kuberikan gratis pendaftaran. Karena dilihat dari segi manapun nona sangat menarik dan mempesona." ucap kangin seperti seorang sales yang pandai bicara. Tanpa disadari, rona merah menjalar ke wajah cantik jaejoong.

Dia tak tahu mengapa ketika dipuji seperti itu dia merasa senang sekaligus sangat malu? apakah ini karena dia mulai mendalami perannya sebagai perempuan seperti keinginan changmin?

"Tapi nona tergolong sangat tinggi untuk ukuran seorang wanita?" tanya kangin membuat wajah jaejoong yang tadi memerah mendadak pucat.
"Ahh... Itu karena orang tua kami sangat tinggi dan itu menurun" ucap changmin ngasal. sementara kangin hanya ber'O' ria.

"Baiklah, Mari kuantar ke dalam, nona?" tawar kangin. Jaejoong menatap changmin seolah meminta jawaban. Setelah changmin mengangguk, jaejoong dengan berat hati menerima uluran tangan Kangin yang menuntunnya ke dalam gedung.
Jaejoong masih sempat melirik ke arah changmin sebelum akhirnya memasuki gedung untuk mendaftar. Tentu dengan gratis seperti kata kangin tadi. Siapa sih yang gak mau gratisan?


~jaejoong pov~

'besarnyaa~' pikirku. Saat ini aku telah berada di dalam gedung entertaimen yang memprogam acara ini. Kangin-ssi yang sangat baik itu mengantarkanku sampai  ke ruangan khusus pendaftaran untuk acara yang sangat diinginkan changmin untuk aku ikuti itu. Masih dengan dandanan wanita, kulangkahkan kakiku menuju deretan bangku penuh wanita itu di ruang tunggu setelah sebelumnya menyerahkan persyaratan yang telah disiapkan changmin pada wanita di depan.
Wanita tadi bilang, aku bisa duduk disini selagi menunggu namaku di panggil untuk wawancara apakah aku pantas mengikuti program mereka.

Sebenarnya ini sangat rumit, itulah yang membuatku malas menuruti keinginan changmin. Dan lagi belum tentu aku akan lulus wawancara konyol ini karena jelas sekali para pesertanya sangat cantik dan seksi, apalah dayaku yang seorang laki-laki dan dipaksa menyamar untuk menuruti keinginan adik tercinta!? 😩

Satu-persatu peserta mulai di wawancara. Mereka akan memperlihatkan mimik yang berbeda-beda setelah keluar dari ruang kedap suara itu, ada yang senang, sedih, bahagia sampai melompat-lompat, juga menangis mewek seperti wanita yang baru keluar tadi. Aku hanya bisa duduk diam sambil terus menatap pintu di depanku Tanpa peduli sekitarku yang hening. Mungkin mereka gugup, apa peduliku?

Hingga akhirnya,
"kim jaejoong..." panggil seorang wanita dengan sepatu berhak yang sangat tinggi, Tetapi meski begitu tingginya hanya sampai hidungku. Aku bangkit dan mulai mendekatinya dengan tenang tanpa memperdulikan diriku yang menjadi pusat perhatian para wanita. Aku berhenti ketika sampai di depannya. Kulihat dia sedikit mendongak melihatku dengan tatapan kagum, membuatku memutar bola mataku bosan kemudian sedikit berdehem untuk menyadarkannya. Saat dia sadar dia malah menatap mataku dengan tatapan sulit diartikan.

"Untuk ukuran seorang wanita, kau tinggi sekali..." katanya yang hanya kutanggapi dengan senyuman. ini sudah kedua kalinya orang yang aku temui mengatakan hal itu. Membudku jengah saja.
"Baiklah, silakan masuk" ucap wanita itu kemudian.

Saat ini aku berdiri di sebuah panggung mini dihadapan para- entahlah, aku tidak berhasil menemukan kata-kata yang tepat untuk menggambarkan mereka.
Baiklah, sebut saja mereka juri, mungkin. Para juri terdiri dari 4 orang, 2 wanita dan sisanya laki-laki. Semuanya berwajah familiar. Familiar bukan berarti aku mengenal mereka, hanya saja aku sering melihat mereka di TV, Tapi itu juga bukan berarti aku mengidolakan mereka yang sok.

"Siapa namamu?" tanya salah satu wanita berambut coklat panjang. Apakah mereka tidak bisa membaca formulirku!?

"Kim jaejoong." jawabku singkat malas berdebat. Mereka mulai meneliti penampilanku dari ujung rambut sampai ujung kaki dengan teliti.
"kenapa kau bisa sangat tinggi untuk ukuran wanita jaejoong-ah?" tanya wanita lain yang berambut hitam iri. dan apa katanya tadi? jaejoong-ah? dasar sok kenal!
"Entahlah." ucapku sambil mengangkat bahu acuh.
"dan kau tergolong wanita yang terlalu jual mahal dan cuek?" ucap wanita itu lagi membuat rahangku mengeras. Sabar jaejoong sabar, kalau bukan karna minnie sudah ku mutilasi wanita ini!😠

"dan anda tergolong yang murahan begitu?!" Skakmat! rasakan...Hahaha

Kulihat wajah wanita berambut hitam tadi mengeras.

Brakk...

"Beraninya kau-" ucap wanita hitam itu marah sambil menggebrak meja. Dari wajahnya kutahu kalau dia tengah menahan agar dirinya tidak menjerit karena mnggerbrak meja terlalu kencang. pfft~

"Apa yang akan anda lakukan setelah menggebrak meja, nona!? menghampiriku dan menamparku? apapun yang akan anda lakukan, tak akan bisa merubah apa yang kuucapkan, karena itu benar adanya, bukan begitu, nona?" ucapku dingin. Kulihat rahangnya bertambah keras dengan gigi saling gemeletuk.
"Kau!-" ucapnya dengan suara tinggi dan menunjuk wajahku. ugh, sangat tidak sopan!
"Ada apa nona? anda ingin melakukan saranku? silakan saja jika anda bisa, tentu saja!" ucapku dingin.
"Hei, kalian hentikan!" ucap salah satu juri laki-laki berambut hitam sedikit panjang membuat perhatianku beralih padanya.

"Berhentilah bersikap kekanakan Boa-ssi! dan kau jangan makin membuat rumit masalah!" ucap laki-laki itu pada wanita berambut hitam kemudian padaku. Boa mendudukan bokongnya dengan kasar sambil mendengus tanpa mengalihkan pandangannya yang tajam padaku. Aku tak memedulikannya sedikitpun. Sekarang perhatianku hanya pada seorang juri lelaki yang sembari tadi hanya duduk diam memperhatikan kami. Wajahnya seolah sangat familiar di ingtanku. Wajah itu, Orang ini...

~•~

Mian ya semua, karena baru update sekarang, karena itu ceritanya aku panjangin ^^... Makasih yang udah mau baca cerita abal aku ini... Maaf sekali lagi karena mungkin banyak salah kata dalam ceritaku...

Voted dan comment di tunggu ya...! ^^

Take me out versi yunjaeWhere stories live. Discover now