VKOOK Imagine

School Story pt.2

Jadi Kuki itu sering banget dibully. Soalnya dia orangnya pemalu. Mana kacamata bulatnya itu malah bikin dia kelihatan makin ccc, alias cupu culun cucok eimms. (Canda ding).

Jadi suatu hari pernah ada acara di sekolah. Kuki yang baik hati itu beliin banyak burger buat anak-anak kelas yang udah capek-capek ngurusin dekor. (Ceritanya ada festival gitu). Pas mau dibagiin, Kuki dengan semangat sambil cerita kalo ini burger terenak yang pernah dia makan. Tapi sayangnya, anak-anak responnya buruk, dengan bilang,

"Ga perlu. Ambil aja lagi."

Dan semua burger itu dibalikin ke dia.

"Dasar aneh."

Kuki speechless. Anak-anak pada ngehambur keluar dan sibuk sama urusan masing-masing. Ninggalin Kuki di kelas sendiri. Kuki yang akhirnya sendiri kemudian nangis sesenggukan. Burger yang banyak itu sia-sia.

Tae yang barusan habis bolos kelas soalnya habis berantem sama anak geng sekolah lain, masuk ke kelas buat ngelihat Kuki. Pas dilihat si Kuki lagi duduk di mejanya dengan muka yang dibenamin diatas tangannya yang dilipat diatas meja.

"Kuki?"

Kuki noleh. Mukanya berantakan. Mata sembab, merah. Air mata masih ngalir. Terus dengan refleks doi meluk Tae. Nangis di dada Tae.

"Hyung..."

Tae yang bingung kemudian nenangin Kuki. Setelah tenang, Kuki pun mulai cerita. Tentang gimana dia beliin banyak burger dan anak-anak ga mau nerima. Tae ngelihat burger yang banyak itu diatas meja Kuki. Darahnya terasa mendidih. Siapa yang berani gangguin bidadari cantiknya ini?

Kemudian Tae berdiri, mukanya serius. Kuki bingung.

"Hyung, mau kemana?"

"Aku pergi, Kuki."

"Kemana?"

"Aku bakal ngehajar mereka yang nolak burger pemberian kamu."

"Hyung... Jangan... Ga usah..."

Tapi Tae ga peduli. Dilepasnya tangan Kuki yang daritadi nahan dia. Dikecupnya dahi Kuki sambil ngomong, "kamu tunggu sini, oke? Aku bakal balik lima belas menit lagi."

"Ah, hyuuuung!"

Tapi Tae ga peduli. Doi udah keburu pergi. Kuki cuma bisa ngehela nafas. Tapi senyumnya ngembang.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Lima belas menit kemudian Tae balik. Kuki yang khawatir langsung lari ke si Tae. Muka Tae ada luka dikit. Kuki yang panik langsung meluk hyungnya itu.

"Selesai. Pas lima belas menit, kan?" Tae malah cengengesan.

Kuki ngehela nafasnya. Terus senyum kecil. Ditariknya si Tae ke mejanya dia, terus doi ngeluarin plester luka dari tasnya buat dipakein ke si Tae. Kuki selalu bawa banyak plester luka. Soalnya dia tau si Tae ini suka banget berantem dan tiada hari tanpa luka.

Dengan hati-hati Kuki makein plester luka ke muka Tae.

"Hyung ngapain tadi?"

"Kamu serius mau tau aku ngapain?" Muka Kuki serius. Natap Tae tajem. Tae cengengesan. Dengan jahil doi nyuri ciuman di bibir Kuki yang lagi manyun. "Aku cuma ngelakuin tugas suci kok."

"Tugas suci apaan kalo ngehajar orang lain?" Kuki sebel. Nekan-nekanin luka Tae kuat-kuat sampe si Tae ngeringis sakit.

"Sakit, Kuki!"

"Habisnya, hyung tuh suka banget berantem!"

"Kan demi kamu juga. Mereka pantes dapetin ganjaran yang setimpal."

"Hyung... Ini cuma burger, loh."

Tae cuma diem. Ga jawab lagi. Terus dia ngambil semua burger diatas meja Kuki. Diambilnya satu dan langsung dilahapnya. Kuki yang diem bingung cuma merhatiin.

"Hyung?"

"Aku laper. Ini semua buat aku. Oke?"

Kuki pun senyum. Terus ketawa. Burger sebanyak itu mau dimakan sendirian sama Tae. Tae emang selalu punya banyak cara aneh yang kadang malah terlihat romantis. Dengan nakal, Kuki narik plastik burgernya. Dipeluknya itu burger dengan erat.

"Ga boleh! Hyung serakah! Ini kan punyaku!" Kuki ngejulur lidahnya.

Fuck. Manis banget dimata Tae. Kampret. Burger harusnya asin atau ga pedes. Kok jadi rasanya manis gini sih. Tapi Tae seneng. Kuki udah bisa ketawa. Setelah makan satu burger, tangan kiri Tae ngacak rambut Kuki. Gemes.

"Ih hyung! Tangan hyung kotor!"

"Berani kotor itu baik, babe."

Dan begitulah akhirnya. Mereka berdua rebutan burger sampe ujungnya Tae yang makan hampir semuanya sementara Kuki cuma makan beberapa saking kenyangnya.

"Hyung makan banyak tapi kerempeng."

"Kerempeng kerempeng gini bisa gagahin kamu loh. Mau nyoba? Main di kelas kayaknya belum mainstream loh."

"Mesum!"
.
.
.
.
.
.
.
Begitulah akhir kisah si berandalan dan si korban bully.
.
.
.
.
.
.
.
Tamat.

Gue suka banget bayangim school story ini haha.
Gemes aja gitu.
Harusnya udah selesai sampai sini doang sih.

Harus lanjut ga nih?
Komen boleh dong.

Thankyou bye byeeee!