"Menyingkir darinya !"

Levi merasa dirinya terhuyung jatuh bersama vampire yang membekapnya, setelah tendangan keras terdengar di telinganya.

"Pet... ra? " ucap Levi terbata  saat Petra menarik lengannya menjauh dari vampir yang hampir memangsanya.

"Tunggu di sini, aku akan membereskan sampah itu!" Kata Petra.

Levi hanya diam, matanya tak lepas mengikuti Petra yang berjalan mendekati vampir yang kelaparan itu. Tanpa basa basi Petra langsung memukul vampire yang kelaparan itu. Terjadi perkelahian yang cukup sengit antar vampire. Levi hanya memandanginya takut- takut. Tak ada satupun suara yang terucap dari mulutnya.

"Petra... awas!" Teriak Levi histeris melihat pisau lipat yang dikeluarkan vampir itu.

Mendengar teriakan Levi malah membuat Petra kehilangan konsentrasi. Matanya melirik Levi yang cemas. Hingga dia tak mengira itu menjadi kesempatan untuk vampir itu. Dengan cepat vampir itu menusukan pisau yang dia bawa tepat di jantung Petra.

"Arghh," lenguh Petra merasa nyeri pada dadanya.

Vampire itu langsung melesat kabur setelah melihat Petra kesakitan. Petra terhuyung jatuh ke aspal dengan pisau yang masih menancap di dadanya.

"Petra....!"teriak  Levi.

Gadis itu begegas menghampiri Petra. Tangannya tanpa ragu menarik pisau dari dada Petra. Petra hanya meringis dan memegangi dadanya.

"Petra... bertahanlah....!" Kata Levi cemas.

Pandangan mata Petra mengabur dan kesadarannya hilang. Levi yang melihat Petra tak sadar langsung histeris kembali. Darah yang berlumuran di tangan kiri Petra membuatnya semakin cemas. Tak ada satupun orang yang bisa dia mintai bantuan. Ponselnyapun tertinggal di rumahnya.

"Petra... petra???" Panggil Levi sembari mengguncang-guncangkan tubuh Petra. Kepalanya didekatkan pada dada Petra. Nihil, tak ada satupun detak jantung Petra yang terdengar.

"Petra bangun, jangan mati... Petraaaa!" Kata Levi hampir menangis.

Tak ada jawaban dari tubuh yang terbujur kaku dihadapannya itu. Levi pada akhirnya menangis tersedu sembari memeluk tubuh Petra.  Mulutnya terus berguman memanggil Petra. Air matanya terus mengalir membasahi pipinya. Dia memeluk erat tubuh Petra yang dingin sembari terus menangis.

"Menangisi ku hem?" Kata Petra.

Levi tersentak kaget mendengar suara Petra. Dia mengusap air matanya setelah melihat Petra tersenyum tanpa dosa. Dia melupakan sesuatu  yang penting tentang Petra. Vampire,  Petra adalah vampire. Tentu saja dia tak memiliki detak jantung. Astaga!

" Bodoh! Kau membuatku sangat takut." Kata Levi kembali menangis. Dia benar-benar takut Petra mati karena berusaha menyelamatkan dirinya.

"Sudah, sudah jangan menangis!" Kata Petra tak enak hati setelah membuat Levi menangis seperti itu.

Tangannya memeluk Levi dan mengusap punggung gadis itu dengan lembut. Luka di dadanya tentu sebenarnya tidak apa-apa. Pisau yang di gunakan untuk menusuk dirinya hanya pisau biasa. Tentu tak membuatnya mati, memang rasa sakit dan perih sempat dia rasakan saat pisau itu menancap. Namun efeknya hanya sesaat. Dia memang sengaja mengerjai Levi setelah mendengar nada kecemasan dari gadis itu.

"Maafkan aku Lev," kata Petra.

"Maaf sekali Lev," kata Petra lagi.

Levi hanya diam, isaknya sesekali terdengar. Dia sudah berhenti menangis, namun dia belum berani melepaskan pelukan Petra. Dia menyembunyikan wajahnya di dada bidang Petra. Jujur dia benar-benar malu. Mengingat dia menangisi Petra seperti itu. Dia sangat malu sehingga tak tau harus mengatakan apa pada Petra.

"Lev?" Panggil Petra.

"Eumm," guman Levi.

"Kau tak apa kan?" Tanya Petra.

Levi menjauhkan tubuhnya dari Petra. Diusapnya kasar sisa air mata di pipinya.

"Aku benar-benar minta maaf Lev," kata Petra dengan menampakan senyuman evilnya.

"Ternyata kau sangat menyebalkan seperti ini huh," umpat Levi.

"Sudahlah, ayo pulang. Biar ku antar kau sampai rumah." Kata Petra seraya menggandeng tangan Levi.

Hari ini kali pertamanya Levi tidak merasa takut berada di dekat Petra. Namun Levi berharap dalam hati semoga saja Petra tak menginginkan darahnya sebagai imbalan telah menyelamatkannya.

~¤~TBC~¤~

selamat tidur pembaca gelapku    silentia(?)...
Semoga cepat kau baca ceritaku
Silentia...

Hahaha... hallo :') moga masih inget dengan Levi dan Petra ya. Sebelumnya ane minta maap karena lelet updatenya. Ane pikir kalau nikah dan ga kerja, ane bakal bisa punya banyak waktu luang buat bergadang. Atau ane punya inspirasi buat bikin cerita yang genrenya nyerempet2. Tapi nyatanya susah-.-

Moga ceritanya berkenan... pay pay

AkasiaNG

VAMPIRE +++Where stories live. Discover now