Where Are You Now?

23.4K 2.2K 99
                                    

Jakarta saat ini.

Aku melangkah ke taman di samping rumahku. Kulihat beliau sedang duduk di kursi taman ditemani Gemintang, perawatnya.

"Bunda..." kataku sambil membungkuk mencium pipinya.

"Hei, Asa... sudah pulang kamu?"

Aku tersenyum membalas tatapan sayang ibuku.

"Bunda lagi makan ini ditemani Gemintang," ucapnya lagi sambil menunjuk pada perempuan berusia 23 tahun yang duduk di seberang ibuku.

Aku mengalihkan pandangan ke gadis berambut panjang yang diikat model sanggul.

"Gemi, gimana bunda hari ini?"

Perempuan berpakaian perawat warna biru itu tersenyum sambil mengangguk.

"Baik, Pak... mau makan... sedikit... lalu minum obat. Sudah tidur siang juga. Ini lagi saya coba untuk supaya ibu mau makan buah dan puding..." jawabnya sambil menunjuk pada piring di hadapan ibuku.

Ibu hanya terkekeh menyimak percakapan kami.

"Bunda baik-baik saja. Sambil menunggu kamu bawa calon istri..." godanya sambil mencubit pipiku, seolah aku ini masih bocah.

Aku tertawa sambil menggelengkan kepalaku.

Menikah.

Itu pinta ibuku. Wanita yang telah melahirkanku. Perempuan yang bertahun-tahun hidup dalam pengabaian ayahku.

Kini, di usia paruh bayanya dokter memvonisnya dengan penyakit yang membuat ragaku mendadak kaku.

Kanker paru.

Buah gaya hidupnya bertahun-tahun menjadi perokok.

Setelah berjuang selama dua tahun, akhirnya tubuh ibuku takluk.

Kankernya sudah masuk ke stadium akhir.

Seminggu lalu, dokternya memperkirakan usianya sisa  sekitar 6 bulan.

Demi Tuhan...

Aku takut kehilangannya. Belum siap. Masih butuh kesempatan untuk membahagiakannya.

Aku menyayangi ibuku dengan sepenuh sukmaku. Kan kulakukan apapun untuk memenuhi inginnya.

Sialnya, permintaan terakhirnya  adalah sesuatu yang tak kuinginkan. Tidak dalam waktu dekat ini.

Siapa?

Siapa?

Siapa?

Perempuan yang bersedia menikah denganku dalam waktu semendesak ini.

Pernikahan yang kuniatkan untuk kujalani....

Sementara saja.

Iya. Sementara saja.

Jujur, tak sulit bagiku menemukan perempuan yang bersedia aku peristri. Tapi, tak satu pun yang mampu membuat hatiku ikhlas berlabuh.

Bila pun aku harus menikahi satu diantaranya, sejak awal aku mau jujur. Bicara terbuka. Apa adanya saja.

Pernikahan itu hanya akan berlangsung sampai akhir usia ibuku.

"Bunda... Asa masuk ke dalam dulu yaa... Gemintang, kalau bunda butuh, kamu cari saya ya? Teriak sekerasnya juga gak masalah," kataku serius.

Wajah Gemintang terlihat ceria, seolah aku baru mengucapkan perkataan lucu.

"Siap, Pak..." katanya sambil mengangguk beberapa kali dengan antusias.

Aku tersenyum padanya. Keceriaannya menular. Lalu aku mengecup kepala ibuku sebelum beranjak pergi.

Di lantai dua rumah kami, ada ruang keluarga yang dilengkapi dengan piano dan gitar. Ibuku pandai bermain piano dan bernyanyi. Sewaktu kecil aku sudah diajarinya untuk mengenal kunci dan notasi dasar untuk bermain piano. Kalau gitar, aku belajar dari Bang Badai.

Pada dasarnya, semua saudara-saudara seayahku mampu bermain musik. Namun, cuma Bang Badai yang memiliki kepercayaan diri untuk tampil di atas panggung, di hadapan banyak orang. Sedang aku dan lainnya, hanya untuk sendiri saja.

Berjalan aku ke arah piano. Masih menggunakan pakaian sehabis kerja. Kemeja biru polos lengan panjang dan celana blue jeans.

Aku mulai mendentingkan tuts piano. Awalnya aku memainkannya secara instrumental.

Sampai...

Aku memejamkan mata. Mengingat sebuah wajah.

Cantik. Putih. Dengan sepasang bola mata yang bulat hitam berbinar. Lesung pipi yang indah saat dia tertawa.

Rambutnya...

Hitam. Tebal. Berombak membentuk bulatan besar di bagian bawahnya.

Mmh...

Menawan.

Kemudian aku tak kuasa menahan kerinduanku yang membuncah. Dari hatiku, kulantunkan sebuah lagu yang merepresentasikan perasaanku.

Where Are You Know dari Chester See.

Your eyes, windows heaven
Your laugh, steels my attention
You're everything, that I've been searching for

We've never met, you're just in my dreams
But I know that you're looking for me
We'll know at the moment we meet

Where are you now
Do you need to be found
Are you lost in the crowd and I'm passing you
Am I moving too fast for you
Cause I'll slow down
Where are you now
I'm screaming out loud
Hopelessly thinking you'll hear me
And come running to me but you're not around
Where are you now
Oh, where are you now

Your smile, makes me do the same in your laugh
It take me away cause you're everything
That I've been searching for

We've never met, you're just in my dreams
But I know that you're looking for me
We'll know at the moment we meet

Where are you now
Do you need to be found
Are you lost in the crowd and I'm passing you
Am I moving too fast for you
Cause I'll slow down
Where are you now
I'm screaming out loud
Hopelessly thinking you'll hear me
And come running to me but you're not around
Where are you now
Oh, where are you now

Where are you now
Oh, where are you now

Where are you now
I'm screaming out loud
Hopelessly thinking you'll hear me
And come running to me but you're not around
Where are you now

Dimana kamu sekarang...

Gerhana.

Angkasa #1 Unstoppable Love SeriesWhere stories live. Discover now