#22

10.6K 410 11
                                    

"Pantesan lo berubah." Ia memutarkan bola matanya, aku tak menggubris ucapannya, aku fokus membaca buku karna sebentar lagi akan ada ulangan.

"Tolong nanti lo jelasin kalo hubungan kita cuma sebatas temen ke dia. Dia salah paham sama lo." Aku bicara dengan nada sedikit memohon.

"Iya." Divandra memberi senyuman tipis.

*PUTRI POV*

Aku memasuki kelas, kudapati dinda yang menatapku dengan tatapan prihatin.

"Maaf tadi alpha yang nyuruh gue buat pergi." Ucapnya.

"Iya gak papa gue tau kok." Aku tersenyum tapi mataku masih sembab karna menangis tadi.

"Lo habis nangis?" Tanya brian, tumben sekali dia perhatian, aku menggelengkan kepala.

"Bohong." Vino tiba tiba datang ke bangku ku.

"Mata lo sembab, lo gak usah bohong, lo kenapa? Kakak kelas itu?" Tanya vino sewot.

"Iya, auuu." Dinda yang menjawab seketika aku menginjak kakinya.

"Kan gue bilang dia gak baik buat lo." Vino mengelus punggung telapak tanganku. Aku hanya tersenyum tidak banyak bicara.

Pulangnya...

satu persatu anak mulai pergi meninggalkan kelas. Hingga tersisa aku dan dinda.

"Putri." Panggil seseorang yang berada di ambang pintu. Aku menoleh ke arah suara, ternyata alpha. Aku membuang muka ke arah mana saja yang jelas tidak melihat wajahnya. Alpha memasuki kelasku tanpa izin.

Tiba tiba ia mengangkat daguku agar aku melihat wajahnya.

"Lo dengerin penjelasan gue dulu put." Alpha bernada sedu, aku berusaha keras menahan air mataku agar tidak menetes. Dinda sudah ingin beranjak dari duduknya namun aku mencegahnya dan ia kembali duduk di sampingku.

Kemudian aku mengangguk tanda mau mendengarkan penjelasannya.

"Divandra." Nadanya seperti memanggil seseorang. Aku mengerutkan dahi, bingung. Kemudian keluar perempuan yang bersama alpha tadi siang.

"Hai nama gue divandra." Ia menjulurkan tangannya di depanku. Aku membalas salaman itu.
"Putri."
"Dinda."

"Lo pacarnya alpha?" Nadanya terdengar mengejek, aku mengangguk.
"Hahaha, selera lo turun al?" Ia beralih menatap alpha, sakit mendengar perkataannya itu. Memang dia se-perfect apa sampai mengaggap gue rendah.

"Lo bisa gak to the point?" Aku mulai jengkel padanya.
"Oh oke, gue mantannya alpha. Kita putus karna gue harus pindah ke amerika. Sekarang gue udah balik lagi ke indo hanya buat nemuin dia. Gue masih sayang sama dia dan gue rasa dia juga masih sayang sama gue." Ia terlihat PD.

"Lo gak usah kepedean, gue udah gak ada rasa sedikit pun buat lo. Gue nyesel minta tolong lo buat jelasin. Ayo kita pulang." Alpha sangat marah, ia menarik tanganku. Aku menoleh ke dinda sekilas memberi kode 'gue duluan.' Untung dinda peka.

Aku melepaskan tangan alpha yang menggenggamku saat sampai di lorong sekolah.

"Cukup jelas penjelasannya, gue bisa pulang sendiri." Air mataku sudah ingin terjatuh.

ME AND YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang