Two

62 11 1
                                    

Dia menginginkan darah mu, untuk memuaskan hasrat yang terpendam dari dalam diri nya

***

"Yaampun Tami! Kemarin mama sangat menghawatirkan kamu"

Suara nyaring mama barusan membuat kepalaku rasanya tambah pusing, baru saja aku membuka mata di pagi hari yang cerah ini setelah kejadian tadi malam. Mengingat nya kembali membuatku malah bergidik

"Kan sudah ku bilang, aku tidak apa apa Ma" Jawab ku seadanya

"Bagaimana bisa mama meninggalkan kamu dirumah sendirian 'jika kamu saja penakut begitu" Oceh Mama

Aku mengerucutkan bibir, memang nya aku ini anak kecil? "Aku bukan nya penakut, tetapi kemarin memang ada hantu"

Mama menepuk kening nya sendiri dan menatapku seolah olah aku ini makhluk paling aneh di dunia "Hantu itu tidak ada, memang dasarnya saja kamu penakut. Kemarin saja kamu berlaga sok pemberani, ingin ditinggalkan dirumah sendirian"

Ucapan mama barusan memang terkesan menyindirku. Tapi hei! Dirumah nenek lebih menyeramkan ketimbang disini. Untung saja aku ini anak yang kuat, jika tidak mungkin aku sudah dirumah sakit jiwa dari dulu. Hihi

"Tapi lebih baik aku disini daripada dirumah nenek yang lebih menyeramkan" Ujar ku kepada mama yang lagi lagi dihadiahi gelengan kepala

Huh menyebalkan!

"Jika kau dirumah nenek setidak nya kau tidak sendirian, sudahlah mama tidak ingin mendengar penolakan lagi! Lebih baik kau istirahat, sore ini kita akan berangkat kerumah nenek"

Jawaban Mama barusan mengurungkan niatku untuk melontarkan penolakan ku. Mama pun keluar dari kamar, Segera ku tutup tubuhku dengan selimut dan kembali tidur.

***

Akhirnya waktu yang sangat tidak kuingin kan terjadi juga, tepat nya sekarang aku sedang berada di dalam mobil. Sepanjang perjalanan aku hanya melihat keluar jendela tanpa mau repot repot ikut dalam pembicaraan kedua orang tua ku.

Kalau aku sudah terlanjur kesal, beginilah jadinya

"Tami, selama disana kau harus menuruti perintah nenek. Dan bantu pekerjaan nya" Ucap Mama

Aku hanya bergumam untuk menanggapi nya

"Sekalian kalau kau mau bisa belajar memasak dengan nenek" Lanjut Mama lagi

Aku diam tidak menyahut sama sekali, lebih memilih mendengarkan alunan musik dari ipod yang kupakai. Di luar jendela aku dapat melihat jalanan yang tadi nya dipenuhi oleh kendaraan kendaraan yang berlalu lalang kini hanya lah tinggal pohon pohon mahoni yang berjejeran ditepi jalan.

Langit mulai gelap, nampak nya hari ini akan turun hujan. Lampu lampu jalan satu persatu mulai dinyalakan, udara pun terasa dingin walaupun kami mengecilkan suhu AC

"Jangan membuat kami jadi merasa bersalah begitu, ayo bicaralah" Ucap mama yang ditujukan kepadaku

Aku pun mulai membuka mulut untuk bicara "Aku tidak apa apa, hanya saja aku memang sedikit mengantuk"

Mama mengangguk paham mendengar omongan ku barusan "Syukurlah kalau begitu"

Lama kelamaan rasa kantuk yang hebat mulai menyerang diriku, tak lama akupun terlelap. Hal terakhir yang aku harapkan dalam tidurku kali ini adalah jangan sampai mimpi itu hadir lagi.

Saat sedang dalam keadaan yang sangat nyenyak, tiba tiba seseorang menepuk nepuk pipiku yang ku yakin orang itu adalah Mama.

Aku membuka mataku perlahan lahan sambil menguap "Apa kita sudah sampai?" Tanyaku dengan suara serak

Mama memutar bola matanya "Ya, dan kau tertidur di mobil selama hampir 1 jam. Dan mama tidak tega membangunkan mu"

Kontan mataku ikut melotot mendengar ucapan mama barusan, 1 jam? Yang benar saja! Kurasa aku hanya tidur dalam 15 menit.

"Mengapa tidak membangunkan ku dari tadi?" Ucap ku sebal sambil keluar dari mobil, menghiraukan mama yang terus berucap yang entah apa pun itu aku tidak tau.

Saat masuk kedalam rumah nenek, aku bisa melihat Papa yang sedang sibuk mengurusi pakaian di dalam koper yang kubawa. Nenek juga sedang menaruh cangkir teh dimeja untuk keluarga ku

Aku menghampiri Papa dan membantunya untuk menaruh pakaian di kamar yang akan kupakai selama menginap disini. Baju yang kubawa tidak terlalu banyak, kurang lebih hanya 30 pasang baju, hihi

Rumah nenek memang tidak tingkat, namun sangat luas dan terdapat taman di depan rumah. Nenek ku memang seorang pecinta tumbuhan jadi wajar saja.

Aku langsung masuk ke kamar yang akan kutempati selama disini, tepatnya disamping kamar nenek. Kamar ini bernuansa biru laut yang membuatku tenang jika berada disini. Mungkin...

"Setelah ini Papa akan langsung pulang, kau jangan sampai telat makan" Perintah Papa barusan membuat kepalaku mengangguk

***

Mobil yang ditumpangi Mama dan Papa sudah menghilang dari pandangan ku, tetapi aku lebih memilih duduk terlebih dahulu di gazebo yang terletak di halaman sambil memakan snack dan mendengarkan musik.

Hah! Rasanya sudah lama sekali aku tidak mendapat ketenangan seperti ini, udara malam di Bandung sangat berbeda jauh dengan di Jakarta. Disini udara nya jauh lebih sejuk dan juga banyak sekali tanaman tanaman cantik yang memanjakan mata. Berhubung waktu sudah malam, lampu lampu cantik seplah berperan untuk menghiasi taman kecil di halaman rumah nenek ku ini

Saat makanan ku habis tak bersisa, aku beranjak untuk membuang sampah di tong sampah yang berada di luar pagar.
Mataku sudah sangat mengantuk, mungkin setelah ini aku akan tidur

Sesaat setelah membuang sampah, aku mencium bau amis yang sangat pekat.
Seperti bau darah...

Lagi dan lagi keringat mengucur dari sekujur tubuhku, badan ku pun ikut menegang. Tetapi hal barusan seolah tak kuhiraukan, justru aku semakin penasaran dan mulai mencari dari mana asal bau amis tersebut

Kulihat dari samping kiriku terdapat sebuah selokan, mungkin aku terdengar konyol tetapi aku mulai membungkuk kan badan ku kearah selokan itu untuk memastikan.

Dan benar saja! Aku sadar sesuatu hal, itu memang darah! Tetapi warna nya sedikit tersamarkan akibat remang remang cahaya malam. Kalau tidak salah, mataku juga menangkap pisau yang terseret aliran darah tersebut! Aku menggigit bibir bawahku kuat kuat, menahan agar tidak ada jeritan yang keluar dari mulutku

Aku berlari dengan sangat terburu buru untuk masuk, ku buka pintunya dan langsung ku kunci dengan secepat kilat. Membelakangi pintu, aku mulai menarik nafas panjang panjang sambil memejamkan mata dan menenangkan degup jantung ku yang menggila.

Ya Tuhan...

"Sedang apa kau disitu, nak?" Suara hangat dan lembut nenek barusan tertangkap oleh indra pendengar ku

Aku membuka mata dan mengatur suara ku agar terdengar normal "Ti.. tidak nek aku hanya kedinginan makanya aku langsung masuk" Nyata nya suara ku masih terdengar gugup

Nenek tersenyum takzim "Sudah aku katakan, tidak baik berada di luar malam malam begini. Kau bisa sakit" ucap nenek "Kalau begitu tidurlah, ini sudah malam" tambah nya

Aku mengangguk lantas menuruti perintah nenek barusan. Kuharap tidur ku malam ini tenang tanpa gangguan dari siapapun

TBC

I Wanna Kill You....Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang