Four

59 5 1
                                    

Berhati-hati lah pembunuh itu suatu saat akan mengincarmu, dia menginginkan kamu terbunuh oleh pisau berkarat nya

***

Suasana duka menyelimuti kediaman tetangga nenek ku pagi ini, anak perempuan mereka yang katanya seumuran denganku meninggal kemarin malam dan ditemukan tidak bernyawa di dekat pagar rumah mereka

Kondisi perempuan malang itu sangat mengenaskan, yang kudengar bahwa beberapa bagian tubuh nya sudah hilang entah kemana. Misteri pembunuhan itu pun belum terungkap hingga saat ini

Aku ingat kemarin nenek pernah menceritakan bahwa di dekat sini ada seorang perempuan seumuran denganku yang suka menyapu halaman setiap sore, parah nya lagi perempuan itu lah yang menjadi korban pembunuhan.

Oleh karena itu, setelah mendengar kabar kematian tersebut. Nenek ku sangat terkejut dan disini lah aku sekarang untuk melayat ke kediaman keluarga korban, jasad korban memang berada dirumah sakit untuk di otopsi tetapi banyak ibu ibu maupun bapak bapak yang datang untuk membacakan doa. Huh benar benar gadis baik yang malang...

"Katanya sih, mati nya karena dibunuh. Gak tau deh saya dibunuh sama siapa, ngeri banget" Ucap Ibu-Ibu dibelakang ku sambil berbisik ke Ibu-Ibu yang berada disamping nya

"Iya, saya jadi takut sekarang kalau kemana mana. Daerah sini sudah rawan sekali pembunuhan, kemarin saya dengar di RT.11 ada yang meninggal dibunuh juga" Sahut Ibu-Ibu yang satunya lagi

Sontak, aku pun yang mendengar pembicaraan kedua nya bergidik ngeri. Norak sekali si pembunuh itu, Apa dia tidak punya pekerjaan yang lebih berguna? Bagaimana kalau aku korban selanjutnya?

Aku tersadar akan ucapan ku barusan. Huh amit-amit deh...

Atau jangan-jangan? Perempuan itu lah yang kemarin ku dengar berteriak?
Berarti pelaku pembunuhan nya berada di sekitar rumah nenek?

Astaga! Bicara apa aku ini?! Tidak mungkin kan? Lagi pula aku yakin kemarin yang kudengar hanya halusinasi ku saja

"Tami ayo kita pulang" Ucapan nenek barusan seketika menghentikan lamunan ku.

Aku lantas berdiri dan berpamitan kepada tuan rumah, setelah itu keluar untuk segera pulang.

Saat ingin memakai sendal, bahu ku ditepuk oleh seseorang. Lantas aku pun menoleh ke belakang, mataku melebar di ikuti juga oleh mulut ku yang dengan sangat kurang ajar ikut melebar.

WHAT THE?!!!! DAMN!! HOLY SHIT!!!!

Ya ampun demi apa pun aku sangat terkejut. Rasa nya ingin pingsan sekarang juga. His fucking handsome face ini front of my weird face now! Rasanya dia berpuluh puluh kali lipat lebih tampan dibandingkan kemarin. His eyes.. oh my...

"Hei, apa kau wanita yang kemarin?" Tanya nya dengan nada sedikit geli

Aku benar-benar malu sekarang, mau ditaruh dimana wajah ku yang seperti bidadari ini?

"Oh ya tentu, apa kau mengenal ku?" Bagus sekali Tami, semoga dia mau memberitahu nama nya, hihi...

Dan perkiraan ku benar, dia tersenyum dan menjulurkan tangan untuk menjabat ku, Hei si tampan ini rupanya ingin modus. Xixixi

"Dave Carlos, panggil saja Dave"

Aku pun balas tersenyum dan menjabat tangan nya,Ah! Rasanya aku tidak akan mencuci tangan ku sampai besok

"Dan aku Tami"

Oke, sudah cukup perkenalan basa basi yang dilakukan dipertengahan pagar ini, aku pun segera keluar dari pagar dan Dave mengikuti ku dan kami memutuskan untuk sekedar mengobrol di bawah pohon mangga yang dibawah nya terdapat kursi

"Aku turut prihatin dengan kasus yang menimpa gadis itu" Ucap ku

"Ya, dia merupakan salah satu teman ku di daerah sini. Jadi aku sangat terkejut mendengar kabar kematian nya" Balas Dave, oh seperti nya dia juga merasakan hal yang sama seperti apa yang nenek ku rasakan

Kami pun mengobrol tentang hal apa pun hingga ke topik yang paling tidak penting misal kan, "mengapa kucing tetangga hamil lagi?" Oh itu sangat bodoh, tetapi segala hal yang aku lakukan bersama Dave nampak sangat mengesankan dan aku berharap bisa menjadi teman dekat nya selama sebulan ini, tapi masa hanya menjadi teman? Hihi...

"Kau tidak tertarik mencoba masakan buatan ku?" Dave tertawa, kami sedang membicarakan tentang masakan yang selalu gagal dibuat nya, pasti kalau tidak hambar ya ke asinan

"Oh tawaran mu sangat berkesan, tapi tidak! Lebih baik aku memakan makanan kucing" Canda ku sambil tertawa

"Aku sangat tersinggung dengar ucapan mu Tami" Dave mengerucutkan bibir nya yang ku tahu itu hanya lah pura-pura. Dia memang orang yang tidak mudah marah

Aku melihat jam yang bertengger di tangan ku, sudah jam sebelas siang. Apa selama itu aku mengobrol dengan Dave?

"Dave aku harus pulang, nenek pasti akan mencari ku" Aku berdiri dan diikuti juga oleh Dave

"Ku harap kita bisa mengobrol lagi di lain waktu,ngomong-ngomong kau partner bicara yang sangat baik" Ucap Dave dan tersenyum menampilkan sederet gigi putih nya

Aku memanyunkan bibirku "Jadi kau hanya menganggap ku partner bicara?" Ucapku pura-pura tersinggung. Tapi kenyataan nya aku memang sedikit tersinggung mendengar ucapan nya, setidak nya Dave lebih baik menganggap ku sebagai teman nya

Dave tertawa dan mengedipkan sebelah matanya "Oh tentu tidak sayang, kau lebih dari teman untuk ku"

Oh sial, pipiku memerah. Padahal jelas-jelas ucapan Dave tadi hanya sebuah canda an. Aku menabok bahu nya untuk menutupi rasa malu ku yang sudah mencapai ubun-ubun

"Dasar mata keranjang, pantas sampai sekarang kau belum mempunyai kekasih" ucap ku meledek nya sambil menjulurkan lidah "Sudah lah, aku ingin pulang. Tidak betah berlama-lama dengan mu" tambah ku disertai dengan tawa

Dave ikut tertawa, yang membuat wajah nya berpuluh-puluh kali lipat lebih tampan. Hal terbaik dari dave saat tertawa adalah lesung pipi di pipi sebelah kanan nya yang akan muncul jika sedang tertawa. Manis sekali...

Aku mengerjap sekali, dan langsung tersadar lalu berjalan untuk segera pulang. Sebelum itu aku melambaikan tangan ke arah Dave yang juga dibalas oleh pria itu. Ah betapa menyenangkan nya hari ini..

Terlepas dari ketakutan yang menggerayangi ku, ku harap Dave bisa menjadi teman yang baik yang bisa membuat otak ku tak lagi menikirkan hal-hal buruk

Apalagi, aku jadi lebih paranoid dan merasa bahwa suara perempuan yang kudengar semalam adalah gadis yang meninggal itu. Percuma saja, walaupun aku mengelak tapi sebagian hatiku sangat yakin dan sekaligus merasa bersalah karena ada seseorang yang sedang sekarat tetapi aku malah berdiam diri ketakutan dibalik selimut tanpa bisa melakukan apa-apa

Aku melangkah untuk ke kamar tetapi setelah mendengar suara nenek yang memanggil ku, aku pun mengurungkan niat

"Kau dari mana saja?" Tanya nenek, nada suara nya sarat akan kecemasan. Maaf nek, aku sama sekali tidak berniat membuatmu cemas. Aku hanya bahagia bisa mengobrol dengan calon pacarku hehe

"Tadi aku mengobrol dengan Dave, di dekat sini kok nek. Tidak jauh" aku mencoba menjelaskan agar nenek setidak nya lebih lega

"Oh itu bagus sekali, bukan kah kau menyukai nya?" Ucap nenek sambil tersenyum jahil

Oh,oh,oh wanita paruh baya pun bisa mengerti dengan apa yang aku rasakan saat ini. Ibarat nya nenek lebih peka dari pada laki-laki jaman sekarang

"Tidak, aku hanya berteman dengan nya" jawab ku sambil tersenyum-senyum salah tingkah

Nenek hanya menggeleng geli atas tingkah ku barusan. Yah setidak nya disini tidak terlalu buruk. Setidak nya...

TBC

I Wanna Kill You....Where stories live. Discover now