Chapter 6

356 22 6
                                    

Akan tetapi sampai mereka berjalan kembali menuju tangga Sehun tak menyadari betapa kerasnya ia mencengkeram tangan lelaki itu. cahaya dari pintu dapur diatas menerangi mereka. Sehun mengurangi cengkeramannya.

.

88 Indigo Place
.

Pair: Kaihun

Warning ff ini berungsur GS

.

.

Disini saya hanya meremake cerita ini, dan cerita saya

Angkat dari novel karangan 'Sandra Brown'

Happy Reading
~oOOo~

"Kau sungguh-sungguh tak menyukai gudang bawah tanah ini, ya?" Tanya Kai lembut sambil berhenti dianak tangga terbawah.

"Ya, benar"
"Dan kau kedinginan."
Kai mulai menggosok-gosokan lengan atas Sehun penuh semangat. Sesaat Sehun terperangah oleh sentuhan itu.

ia hanya berdiri terpaku dan membiarkan tangan Kai meluncur cepat dari siku kepundaknya dan kembali lagi, berulang-ulang, sampai ia mulai merasa hangat. Ataukah kehangatan yang dirasakannya berasa dari rasa malu? Karena Kai tak menatap wajahnya, bahkan tak menatap lengannya yang merinding.

Lelaki itu sedang menatap dadanya. Dari situlah Kai tahu Sehun kedinginan.
Secepat kilat Sehun melepaskan tangan Kai dan merangkak menaiki tangga. "Kurasa aku perlu minum secangkir kopi lagi." Segera setelah melewati pintu, ia bergegas mengambil kembali cangkirnya dan menuangkan kopi ke dalamnnya.

"Kau bagaimana?"
"Aku baik-baik saja, terima kasih." Kai mengunci kembali pintu gudang bawah tanah dan menegembalikan kunci ketempat semula.

"tapi kurasa aku tahu sesuatau yang akan membuatmu merasa amat sanagt lebih baik dibandingkan kopi."

Sehun berjalan memutar perlahan, sama perlahannya seperti ketika menurunkan cangkir kopi dari bibirnya. Suara Kai terdengar rendah dan berat. Mengisyaratkan adanya suasana itim tingkat tinggi diantara mereka. Ketika berjalan mendekati Sehun, mata lelaki itu mengundang dan cara berjalannya penuh percaya diri. Sehun sadar seharusnya ia berlari, tetapi ia tak dapat bergerak. Bahkan ketika Kai mengangkat tangan dan menggapainya.

Pelan-pelan ia membuka simpul handuk yang membukus kepalanya dan melepaskannya. Rambut basah jatuh tergerai disekeliling wajah dan pundak Sehun. Handuk dijatuhkan, lalu Kai mengangkat lagi kedua tangannya, membenamkan jari-jarinya diantara rambut Sehun, dan menyingkirkannya kebelakang wajah wanita itu.

Ia menyeret jari-jarinya melewati helaian-helaian rambut basah, mendorong rambut kusust hingga terlepas bebas. Ketika telah menyisir beberapa kali sampai keujung-ujungnya yang halus, tangannya dilingkarkan di leher Sehun. Dipijatnya tulang belakang dibagian tengkuk wanita itu depan ujung-ujung jarinya.

"Bukannya ini membantu melepaskan ketegangan dileher mu?"

Sudah pasti. Pijatan itu juga mencuri kekuatan lulut Sehun yang menopang tubunya. Juga menyalakan api jauh didalam perutnya. Panasnya meyebur melalui pinggang dan melelehkan pahanya.

"Ya, terima kasih." Tujuan utama Sehun sekarang adalah melepaskan dirinya dari Kai sebelum ia menjadi korban pesona lelaki itu. diguncangkannya tangan lelaki itu, lalu ia memaksa dirinya melangkah memutari Kai. Entah bagaimana ia berhasil meletakan cangkir dan tatakannya dimeja sebelum menjatuhkannya.
"Bagaimana.... bagaimana kalau kita menijau ruang-ruang dilantai bawah leboh dulu? Lalu jika ada hal yang lain yang ingin kau lihat, akan kutunjukkan kepadamu."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 11, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

88 Indigo PlaceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang