Chapter 3

254 22 4
                                    

diangkat tangannya dan dengan sikap bermain-main ditarik sehelai rambut cokelat yang jatuh kepipi Sehun. Lalu, disentuhkannya tangannya kepipi wanita itu.

"Aku ingat, aku memikirkan alangkah menggairahkannya kau sedang marah." Suaranya bertambah pelan "Kau masih tetap menggairahkan." Dibelai pipi Sehun.

88 Indigo Place

.

Pair: Kaihun

Warning ff ini berungsur GS

.

.

Disini saya hanya meremake cerita ini, dan cerita saya

Angkat dari novel karangan 'Sandra Brown'

Happy Reading
~oOOo~

"Jangan," ujar Sehun tajam sambil memalingkan kepala.

Senyum sensual yang mengembang dibibir Kai menyempit menjadi segaris kegentiran. Ditariknya tangannya. "Kau tak mu kusentuh? Mengapa? Apa tangan-tangan ini tak cukup bersih?" Kai mengulurkan kedua tangannya beberapa senti dihadapan wajah Sehun. Jari-jari terentang lebar.

"Dengar, Sehun. Aku tak lagi bekerja dibengkel memperbaiki mobil orang kaya. Mengerti sekarang tidak ada kotoran hitam dibah kuku-kuku ku."

"Aku tak bermaksud-"

"Persetan dengan itu. Tapi aku akan memberi tahu sesuatu. Sekarang aku cukup bersih untuk menerobos pintu Indigo Place 88 dan cukup bersih untuk menyentuhmu."

Embusan keras napas Kai menerpa bibir Sehun dan terasa panas. Sehun mengadah, memandang lelaki itu dengan mata cokelatnya yang ketakutan. Kai melangkah lebih dekat.

Tiba-tiba sinar lampu besar berbentuk setemgah lingkaran menerangi mereka. Sinar itu berasal dari mobil yang berhenti didepan rumah. Insting Sehun mengatakan agar ia merunduk berlindung dan sedapat mungkin menjauh dari Kim Kai. Tetapi ia tidak bisa bergerak sebelum Kai menyingkir dari hadapannya, padahal selama beberapa waktu yang terasa lama lelaki itu tak bergerak. Dan sepanjang waktu yang diperlukan Kai untuk meluruskan hingga tegap kembali dan menyingkir, mata lelaki itu tetap menatap pada wajah Sehun.

Dengan bingung Sehun merapikan rambut dan mengusap tangannya yang lembab ke roknya. Setelah itu ia bergerak kepintu depan untukmembukakan pintu bagi Suho nona.

"Halo, Sehun." Agen real astate bertubuh pendek, periang, dan bersahabat itu bebicara keras.

"Maaf aku terlambat, Aku mendapat halang yang tidak aku dapat hindar. Aku coba menghubungi... Oh, halo! Anda pasti tuan kim ." Ia menghapiri Kai bagaikan tank sherman, dengan tangan terulur. Ia menjabat tangan Kai sepenuh hati.

"Aku minta mmaaf atas keterlambatanku. Beruntung sekali anda menjumpai Sehun sedang dirumah. Seharusnya aku ada disini memprkenalkan anda. Tapi tadi waktu bicara lewat telepon anda bilang sudah mengenalnya bukan begitu?"

"Ya," sahut Kai dengan suara rendah dan menndengung.

"Kami sudah saling mengenal sejak bertahun-tahun lalu." Sehun menghindari tatapan Kai.

"Dan anda sudah melihat-lihat rumah?" tanya Suho

"Kami sedang menunggumu." Jawab Kai

"Well, kalau begitu aku tak akan menunda-nunda lebih lama lagi. Rumah ini indah sekalli. Sehun, kau punya banyak pengetahuan mengenai rumah ini. Kumohon, maukah kau menemani kami?"

88 Indigo PlaceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang