9

70 1 2
                                    


Konser baru saja selesai, semua terlihat bahagia, begitu pula dia. Sepanjang konser senyum terus berkembang di wajahnya, butiran keringat terlihat jelas di leher putihnya, dan sesekali nafas berat terdengar ketika ia menuju belakang panggung untuk berganti kostum.

Berada satu panggung dengannya membuatku semakin terpukau dengannya. Cara dia membawakan setiap lirik dan lagu, tingkah laku yang terkadang membuatku tersenyum, semua itu semakin menumbuhkan rasa suka yang sejak tiga tahun yang lalu muncul dan semakin menjadi. Dan siapa sangka, di hari ulang tahunku ini yang bertepatan dengan konser mereka, aku bisa melihat mereka terutama dia dengan dekat, sangat dekat, bahkan terlalu dekat.

"Suga Oppa !" teriakku tak ingin kehilangan kesempatan. Namun ia, hanya menoleh sebentar, wajahnya tampak bingung, lalu menggosokkan tangan ke lehernya.

"Mwoya...." keluhku kesal. Aku memaklumi ia tak pernah menghampiriku atau sekedar melirikkan matanya kepadaku, ketika kami berada di atas panggung. Tapi ini sungguh keterlaluan, back stage tidaklah seramai pasar di mana setiap sudutnya terdapat suara. Atau mungkin suaraku yang terlalu kecil ? Entahlah.

Aku berlari kecil menyusul langkah Suga yang sudah semakin menjauh, masuk menuju ruang tunggunya. Jimin, Nam Joon, J-Hope, Tae Tae, Jeong Kook, Seok Jin, Yoon Gi. Semuanya kompak merapikan isi tas mereka, dan aku hanya berdiri di samping seorang staff yang sebelumnya mengumumkan bahwa setelah semua beres, member di harapkan untuk menghadiri pesta perayaan keberhasilan konser di hotel.

Mataku terbelalak. Bukan karena kaget, melainkan senang. Pesta itu adalah kesempatan lain untuk berbicara langsung mengenai perasaanku kepada Suga. Pasti semua orang yang berkaitan dengan konser di undang, dari sponsor hingga back dancer. Jelas aku tak akan memberikan alasan apapun kepada diriku sendiri untuk menolak hadir.

Tak ingin menunggu lama, aku berlari menuju hotel. Berharap untuk menjadi yang datang pertama, memberikan kesan kepada Suga dan menarik perhatiannya. Jarak hotel dengan venue konser yang tak bisa dianggap dekat walaupun tidak mengendarai kendaraan tak membuatku kewalahan. Justru, hanya sekejap mata aku sudah berada di depan hotel. Mungkin rasa suka ku yang sudah terlanjur berhamburan dan keinginanku yang terlanjur bulat dan keras membuatku memiliki kekuatan lebih untuk mewujudkan impianku untuk menyatakan perasaaanku padanya.

Wajahku terasa panas, senyum tak diperintahkan menyembul, hanya dengan membayangkan pertemuan antara aku dan Suga sudah membuatku tersipu. Entah apa yang akan terjadi nanti ketika hal tersebut sesungguhnya terjadi. Mungkin aku akan pingsan atau mati lagi. Aku hanya berdoa dan berharap, Suga tidak akan melarikan diri karena diriku yang hari ini terlihat 'sedikit' berantakan.

Aku melangkahkan kaki masuk ke dalam hotel, mencoba mencari ruangan di mana pesta akan diadakan. Sedikit sulit untuk menemukan ruangannya, selain hotel tersebut besar, hal lain yang menghalangi adalah keamanannya. Sekeremunan fans memang terlihat berkeliaran, takut anggota Bangtan terluka dan pestanya terganggu, maka keamanan diperketat. Hanya staff yang mulai berdatangan yang akan diantar menuju ruangan yang akan diadakan pestanya.

Gerutuan tak hentinya keluar dari mulutku. Tak mungkin aku mengikuti mereka, atau aku akan ditendang dan gagal dalam mengoperasikan rencanaku. Maka, setelah memastikan bahwa semua staff masuk ke dalam lift dan yang masuk ke dalam lift tersebut semuanya adalah staff konser, aku berdiri di depan pintu lift yang sudah tertutup. Sengaja aku tak ikut masuk ke dalam lift, mencoba meminimalisirkan kecurigaan akibat penampilan yang berantakan. Ingin mengatakan bahwa tadi aku sepanggung dengan artis mereka, siapa yang akan mempercayainya walaupun tadi ada yang bisa melihatku di atas panggung. Yang ada aku akan di kira seorang sesaeng fans yang mencoba menyamar menajadi salah satu yang berpartisipasi dan mengaku sepanggung dengan BTS. Dan sebelum mereka mengira yang tidak-tidak, mungkin mereka akan lari terlebih dahulu ketika melihatku. Aku terus memperhatikan angka yang terus berubah naik seiring lift yang terus menuju lantai atas.

9Where stories live. Discover now