Unexpected

58 3 0
                                    

Mobilku mulai mengaspal di jalan raya, menyusuri teriknya kota Barcelona saat puncak musim panas.

Hanya satu tujuanku. Menemukan sedan hitam yang sudah menyabotase isi kepalaku sejak tadi, sekaligus membuatku benar-benar tercekam oleh rasa kalut yang amat sangat.

Serangan kepanikan yang menderaku ini merupakan serangan terburuk sepanjang hidupku.

Dan beberapa meter sebelum aku memasuki jalan tol, ponsel yang kuletakan di atas kursi penumpang pun berdering.

"Halo, Jorge. Ada apa?" tanyaku sambil memindai kartu hitam mengilat ke mesin pemindai.

Jorge berdeham, "Ehm.. Ada yang ingin kubicarakan denganmu."

"Kau bisa menghubungi aku lagi nanti kalau-kalau topik pembicaraanmu itu tidak terlalu penting. Aku sedang menyetir sekarang," ujarku.

Aku bermaksud mengakhiri sambungan telepon ketika sederet kalimat yang diucapkannya seakan menarik seluruh kesadaranku.

"Ini tentang Dani."

Degh!

Apa dia sudah menemukan Dani? Apa dia tahu dimana keberadaan laki-laki menyebalkan yang menghilang tanpa jejak selama sebulan ini?

"Kau... Kau bilang apa?"

Secercah harapan membuncah ruah dalam benakku.

"Kuharap kau tidak marah padaku, Adel. Ini tentang Dani, dan kau harus..."

BRAAAKK!!

"Adel? Kau baik-baik saja? Suara benturan apa itu? Halo?... Halo?"

Aduh! Kepalaku sakit sekali. Sesuatu yang hangat dan basah merembes melalui sela-sela rambut di dekat pelipisku.

Tok, tok.

Seseorang mengetuk kaca mobilku.

"Maaf, nona. Kau tidak apa-apa?"

Refleks aku menoleh ke arah laki-laki itu.

Kulihat dari sorot matanya, ia tampak syok, sama sepertiku yang telah merasa syok lebih dulu.

Dengan satu gerakan cepat, kucengkram ujung kemeja biru lautnya. Aku tidak akan membiarkannya kabur, aku akan memastikan bahwa dia harus bertanggung jawab atas semua perbuatannya ini.

Just You and MeOnde histórias criam vida. Descubra agora