Day Seven

14.7K 1.9K 307
                                    

Untung saja hari ini weekend yang artinya mereka berdua tidak perlu bekerja. Agak malas juga jika harus menjelaskan kenapa wajah mereka merah keunguan tak jelas ke orang-orang yang melihat.

Al merasa baik-baik saja setelah tidur seharian dan bangun hampir sore. Hanya pergi ke kamar mandi sesekali, menyantap makanan delivery, dan tidur kembali tanpa mandi. Begitu pula dengan Gemma yang juga lebih memilih bermalas-malasan sambil sesekali saling meledek, membandingkan bekas luka mereka.

Kadang Gemma iseng bernyanyi, 'Lihatlah tanda, merah di pipi, bekas gambar tanganmu.' (Betharia Sonata-hati yang luka). Al langsung menyahuti. "Begooooo!!!!!" Sambil menoyor-noyor kepala Gemma yang berujung dibalas Gemma dengan cara menjambak rambut Al sekuat tenaga.

Begitu terus sampai tengah malam. Hanya bertengkar setiap kali mereka sadar.

"Mak Lampir!" panggil Al tiba-tiba.

"Apa, Pak Lampir?"

"Loe besok balik kan?"

"Iya. Merasa merdeka ya, Loe?" tuding Gemma.

Al bersorak! "Ya iya lah! Sempit soalnya kalau ada loe di sini."

Kesal, Gemma menyepak kaki Al.

"Duh! Sakit, Oneng!" keluh Al sambil mengusap-usap kakinya yang sakit.

"Biarin!" seloroh Gemma.

"Loe bakal jelasin apa ke bokap-nyokap loe soal itu luka?" tanya Al lagi.

"Ya sejujurnya, lah. Trus nanti gue bilang, loe udah bales, tapi jadinya bonyok-bonyok. Gak seru banget!" ledek Gemma.

"Udah gue belain juga, gak ada terima kasihnya!" gerutu Al. Pria itu tiduran tengkurap, tapi wajahnya menghadap ke arah Gemma yang tiduran di sampingnya.

Gemma menatap lurus ke mata Al, lalu menghela napas panjang. "Harusnya loe diem aja, Al. Gue gak suka kalau loe kenapa-kenapa kayak sekarang."

"Gue baik-baik aja kok. Gue kan stronggggg!" sahut Al jumawa.

"E'ek, lah!" ucap Gemma sambil menoyor kepala Al.

Tawa Al pecah, balas menoyor kening Gemma. "Tapi loe gapapa?" tanya Al. Tangannya sekarang menelusuri pipi Gemma yang entah kenapa membuat Gemma merinding seketika.

"Masih sakit?" tegas Al lagi.

"Sedikit," jawab Gemma dengan suara agak bergetar karena gugup.

Jemari Al sekarang menyentuh sudut bibir Gemma yang terluka dan menghela napas tajam. "Anjing itu harusnya mati kalau aja gak ada yang nolongin," ucapnya dengan nada marah. Masih terbayang murka di raut wajahnya.

"Jangan! Gue gak mau loe masuk penjara!" ucap Gemma buru-buru, mencoba menenangkan Al. Tangannya menyentuh tangan Al yang terkepal.

Al menatap Gemma tajam selama 30 detik hampir tanpa berkedip. "Pakai obat olesnya lagi, deh. Jun bilang, pakai tiap 3 jam sekali, kan," putus Al tiba-tiba. Dia bangkit dan mengambil salep obat.

"Loe mau gue bantuin?" tanya Gemma saat Al mengoleskan obat ke luka di rusuknya terlebih dahulu.

"Gak ah! Gue gak mau digrepe-grepe sama loe!" tolak Al.

"Taik, Al. Taik!" gerutu Gemma sebal.

Al tertawa dan melepas kausnya. "Tolong olesin yang di bahu belakang dong, Mak."

Gemma menurut, mengoleskan obat dengan hati-hati sampai rata, kemudian Al memakai kausnya lagi.

"Giliran loe. Sini!" panggil Al ke Gemma yang langsung mendekat.

7 Days With AlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang